Advertisement

Perusahaan Pembiayaan Tersandung Kasus, Pertumbuhan Multifinance Tipis

Azizah Nur Alfi
Selasa, 03 Juli 2018 - 19:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Perusahaan Pembiayaan Tersandung Kasus, Pertumbuhan Multifinance Tipis Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. - IST

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Penyaluran pembiayaan multifinance diyakini dapat tumbuh sekitar 6%-7% pada semester I/2018 di tengah industri perbankan yang kian selektif menyalurkan pendanaan kepada multifinance. 

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Nonbank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riswinandi memproyeksi penyaluran pembiayaan multifinance dapat tumbuh sekitar 6%-7% pada semester I/2018, kendati dia tetap berharap industri pembiayaan dapat tumbuh 10% hingga akhir tahun. 

Advertisement

Data statistik OJK per Mei 2018 menunjukkan jumlah aset tercatat sebesar Rp493,50 triliun atau tumbuh 8,31% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Piutang pembiayaan sebesar Rp427,41 triliun atau tumbuh 6,37% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Pembiayaan multiguna masih mendominasi piutang pembiayaan tercatat tumbuh 8,36%. Diikuti pembiayaan investasi yang tumbuh 13,17%, selanjutnya pembiayaan modal kerja 0,92%. Sementara itu, pembiayaan berdasarkan prinsip syariah tercatat -26,33%. "Terus bertumbuh karena penetrasinya sama besar, penjualan kendaraan bermotor dan mobil juga naik," katanya pekan lalu. 

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia Suwandi Wiratno memproyeksi pertumbuhan piutang pembiayaan pada semester I/2018 hanya mencapai target pesimis sebesar 6%, begitu pula pertumbuhan aset sebesar 8%. Saat ini pertumbuhan lembaga pembiayaan sedikit terhambat karena beberapa bank kian selektif dalam menyalurkan pendanaan ke multifinance. Hal ini seiring dengan sejumlah kasus yang menimpa perusahaan pembiayaan. "Tapi sebaikanya tidak gebyah uyah. Perbankan tetap menyalurkan, tetapi lebih selektif. Ini juga mengganggu likuiditas dari industri pembiayaan," katanya, Selasa (3/7). 

Dia berharap pertumbuhan pada semester II/2018 dapat lebih baik kendati dihadapkan pada sejumlah tantangan seperti pelemahan nilai tukar rupiah dan penaikan tingkat suku bunga bank sentral. Pertumbuhan piutang pembiayaan dan aset hingga semester II diproyeksi masih akan sama dengan tahun lalu masing-masing sebesar 6%-7% dan 8%-10%, sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang diproyeksi sekitar 5,2%. 

"Dengan harapan Pilkada 2018 berlangsung aman, tidak ada demo dan sebagainya, maka ekonomi akan tumbuh. Kami optimistis pertumbuhan [aset] 8 persen-9 persen dapat seharusnya dapat tercapai," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Masa Jabatan Lurah Diperpanjang, Apdesi Bantul: Harus Dioptimalkan Untuk Peningkatan Kinerja Lurah

Bantul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement