Advertisement
Profesi Desainer Busana Mampu Raih Omzet Puluhan Juta Rupiah per Bulan

Advertisement
[caption id="attachment_416064" align="alignleft" width="150"]http://www.harianjogja.com/baca/2013/06/15/profesi-desainer-busana-mampu-raih-omzet-puluhan-juta-rupiah-per-bulan-416063/fashion-show-batik-ilustrasi-bisnis-rachman" rel="attachment wp-att-416064">http://images.harianjogja.com/2013/06/fashion-show-batik-ILUSTRASI-bisnis-Rachman-150x150.jpg" alt="" width="150" height="150" /> Foto Ilustrasi Fashion Show
JIBI/Bisnis Indonesia/Rachman[/caption]
JAKARTA—Pesatnya perkembangan fesyen di Indonesia menjadikan banyak kalangan wanita muda untuk terjun di dunia desainer. Bahkan, tak sedikit yang percaya diri bersaing dengan produk-produk luar negeri.
Advertisement
Vonny Kirana, pemilk merk Ladyvoo mengatakan persaingan produk fesyen rancangan dalam dan luar negeri sebenarnya bisa terlihat dari karakter produk yang dihasilkan. Meskipun pasarnya minoritas, produk-produk lokal justru memiliki pangsa pasar tetap.
Saat ini saja, produk Ladyvoo sudah bertengger di beberapa mal di Jakarta seperti Grand Indonesia, Alun-alun, Central Park, Alam Sutera, Kelapa Gading, Ecpicentrum, Kemang Vilage dan berencana untuk ekspor ke luar negeri.
"Ada beberapa mal yang memfasilitasi karya desainer lokal, tapi jumlahnya sedikit dibanding dengan merek-merek luar. Padahal brand lokal banyak sekali," katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Ladyvoo sendiri sebulan sekali memasok produk terbaru ke berbagai mal yang sudah menampung produknya. Strategi Ladyvoo biasa bermain di model dibandingkan kuantitas. Hal itu untuk menjaga nama brand agar lebih berkarakter limited edition.
Dia menuturkan, produk yang dijual Ladyvoo memang cukup dijangkau. Harga baju berbahan tenun biasa dibanderol sekitar Rp200.000-Rp450.000 sementara aksesosir seperti tas, kalung atau sepatu berkisar antara Rp150.000-Rp800,000.
Desainer muda berusia 26 tahun itu memiliki ciri khas dalam membuat produk. Dengan menggunakan bahan tenun baik bermain di bahan jadi atau mixing hingga bermain di cutting, sehingga lanjutnya para pelanggan sudah mengenal produk Ladyvoo.
Saat terjun di dunia fesyen pada 2010, Vonny menilai karir yang dijalaninya ini cukup menantang, terlebih prospek ke depan dunia fesyen akan berkembang lebih pesat. Hal itu terlihat dari banyaknya lulusan modeling dan sekolah-sekolah desain yang ada. Bahkan, dengan profesi yang dijalaninya, Vonny mengatakan omzet per bulannya sudah mencapai puluhan juta.
Natasha Mayinda, creative director Namayinda, sebuah brand yang fokus mengembangkan batik Indonesia, memiliki cara khusus mengenalkan produk-produknya.
Dia sadar, persaingan produk fesyen ke depan akan semakin luas baik dari para pemain lokal maupun luar negeri. Gempuran merek-merek asing pun saat ini sudah mulai terjadi.
Menurut Natasaha, dengan kelebihan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, justru bisa dijadikan referensi kreatif. Dia mengatakan heritage Indonesia dengan resources yang banyak bisa diterjemahkan ke fesyen seperti halnya batik.
"Kami pastinya harus memastikan bahwa produk yang dihasilkan setara dengan produk asing, persiapan juga dilakukan dengan harga yang bersaing dan tentunya kualitas," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Kegiatan Padat Karya di Gunungkidul Turun Drastis Tahun Ini, Begini Penjelasan Pemkab
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Tak Ingin Ada Diskriminasi Usia dalam Rekrutmen Tenaga Kerja, Menaker Bakal Sisir Aturan Batasan Usia
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
- BI Catat Indeks Keyakinan Konsumen pada April 2025 Meningkat
- Hingga Maret 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Capai Rp4,66 Triliun
Advertisement