Advertisement
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 15 Juli 2025

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Mata uang rupiah kembali ditutup melemah pada perdagangan Senin (14/7/2025) ke level Rp16.250 per dolar AS. Selain rupiah, mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah di hadapan dolar AS.
BACA JUGA: Kunjungan Wisatawan di Bantul Menurun Drastis
Advertisement
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 32 poin atau 0,20% ke Rp16.250 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,03% ke 97,88.
Mayoritas mata uang Asia lainnya ditutup beragam, dengan yen Jepang naik 0,06%, dolar Singapura turun 0,04%, dolar Taiwan melemah 0,30%, dan won Korea melemah 0,28%.
Lalu peso Filipina melemah 0,32%, rupee India turun 0,22%, yuan China menguat 0,02%, ringgit Malaysia melemah 0,11%, dan baht Thailand menguat 0,18%.
Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, sentimen datang dari pengumuman tarif Trump pekan lalu, yang bakal berlaku efektif mulai 1 Agustus. Hal ini dinilai bakal memberikan waktu yang terbatas bagi negara-negara ekonomi utama untuk menemukan kesepakatan dengan AS.
Selain itu, Trump juga dinilai memberikan sinyal bahwa ia tidak akan memperpanjang waktu melebihi 1 Agustus 2025. Terlebih lagi, tarif AS telah memberikan bea masuk sebesar 25% untuk Jepang dan Korea Selatan, dan tarif 50% untuk Brasil.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia telah melaporkan jumlah utang luar negeri Indonesia pada Mei 2025 naik menjadi US$4,05 miliar atau sekitar Rp66 triliun, menjadi sekitar Rp7.100,28 triliun dengan asumsi kurs JISDOR BI Rp16.300 per dolar AS.
"Utang luar negeri tersebut mencatatkan kenaikan dalam dolar AS, tetapi jumlahnya justru menurun jika dikonversi menjadi rupiah," katanya dalam keterangan resmi, Senin (14/7/2025).
Posisi utang luar negeri juga tumbuh 6,8% year on year (YoY), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada April 2025 sebesar 8,2%.
Hal itu dinilai disebabkan oleh perlambatan utang luar negeri di sektor publik dan kontraksi pertumbuhan utang luar negeri swasta.
"Secara umum struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," tambahnya.
Perkembangan utang luar negeri disebut dipengaruhi oleh pembayaran jatuh tempo Surat Berharga Negara (SBN) internasional, di tengah aliran masuk modal asing pada SBN domestik.
Hal ini seiring dengan tetap terjaganya kepercayaan investor global terhadap prospek perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Jakarta Fair 2025 Berakhir, Transaksi Sentuh Rp7,3 Triliun
- Airlangga Sebut Tarif Impor AS 32 Persen untuk Indonesia Masih Nego
- 404.192 Badan Usaha Terjerat Kredit Macet Ke Pinjol, Naik Tajam
Advertisement

Disdikpora Kulonprogo Belum Terima Laporan Penutupan SMP Maarif Yani, Ini Tanggapan Pihak Yayasan
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pre Order Galaxy Z Fold7 dan Galaxy Z Flip7, Dapatkan Total Benefit hingga Rp8,7 Juta
- Kadin DIY Tawarkan Solusi Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global
- Ribuan Dapur Umum Sudah Terbentuk, Pemerintah Antisipasi Defisit Ayam dan Telur
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 15 Juli 2025
- Harga Pangan Hari Ini: Cabai Rawit Rp67.171/Kg, Bawang Merah Rp40.943/Kg
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
Advertisement
Advertisement