Advertisement

SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU: Terkendala Penyakit Surra

Abdul Hamied Razak
Senin, 19 Mei 2014 - 22:54 WIB
Mediani Dyah Natalia
SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU: Terkendala Penyakit Surra

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Upaya Swasembada Daging Sapi dan Kerbau yang sudah dicanangkan Pemerintah menghadapi berbagi kendala. Di antaranya upaya pemberantasan mewabahnya penyakit pada ternak sapi dan kerbau.

Ketua Asosiasi Parasitologi Veteriner Indonesia Wisnu Nurcahyo menegaskan, hingga saat ini penyakit pada sapi yang paling banyak ditemukan adalah disebabkan oleh infeksi parasit sebagai faktor yang menghambat produktifitas ternak di Indonesia. Dia menyebutkan penyakit yang kini sedang mewabah tersebut adalah penyakit Surra.

Advertisement

“Penyakit Surra di indonesia disebabkan oleh infeksi protozoa Trypanosoma evansi,” kata Wisnu, Senin (19/5/2014)
di UC UGM.

Hingga saat ini belum diketahui pencegahan pada penyakit Surra ini mengingat sulitnya biologi parasit Trypanosoma dikaitkan dengan adanya keunikan struktur Variance Surface Glycoprotein yang menyulitkan dalam pemberantasan dan pencegahannya. Selain itu, gambaran penyakit ini sangat bervariasi mulai dari akut hingga subklinis dan kronis di daerah endemis populasi ternak.

Parasit dengan kejadian wabah terakhir tahun 2012-2013 terjadi di Pulau Sumba yang mengakibatkan kematian pada Kuda sebanyak 390 ekor, kemudian kejadian di Provinsi Banten sebanyak 14 ekor Kerbau mati tahun 2013. Awal tahun 2014 ini sudah puluhan sapi dan kerbau mati diberbagai wilayah di Indonesia khususnya Banten, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tanah Tutupan di Bantul Sudah Bersertifikat, Warga Tuntut Ganti Rugi JJLS

Bantul
| Minggu, 11 Mei 2025, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam

Wisata
| Sabtu, 10 Mei 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement