PENJUALAN BBM : Konsumsi Pertamax Naik 400%, Premium Turun 15%
Advertisement
Penjualan BBM untuk jenis pertamax naik signifikan. Setidaknya, kenaikan mencapai 400%, sedangkan premium justru menurun 15%.
Harianjogja.com, JOGJA– Deviasi harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi, Pertamax dengan BBM bersubsidi Premium, semakin tipis. Dampaknya, konsumsi Pertamax di DIY naik 400% sementara Premium turun sekitar 15%.
Advertisement
Marketing Branch Manager Pertamina DIY dan Surakarta Freddy Anwar Konsumsi mengatakan, konsumsi Pertamax di DIY naik tajam setelah pemerintah menurunkan harga BBM non-subsidi tersebut. Alasannya, selain kesadaran masyarakat untuk menggunakan Pertamax meningkat, hal itu disebabkan karena selisih harga antara Pertamax dan Premium tidak terlampau jauh.
"Deviasi harga keduanya saat ini bahkan hanya Rp1.200 per liter," ujar Freddy usai menghadiri Program Undian Pertamax Series di SPBU Lempuyangan, Senin (5/1/2015).
Menurut dia, harga Pertamax yang terus turun sejak 1 November lalu berdampak pada meningkatnya konsumsi Pertamax. Freddy mencatat, hingga saat ini konsumsi Pertamax meningkat hingga empat kali lipat atau 400% sejak penyesuaian harga dilakukan.
"Bila sebelum konsumsi Pertamax yang dikeluarkan oleh Depot Pertamina Rewulu sebesar 40 kilo liter (KL), saat ini mencapai 160 KL per hari. Kalau kondisinya seperti ini, kami memprediksi peningkatan konsumsi Pertamax bisa mencapai enam kali lipat. Bisa menyentuh 200 KL perhari karena harga berselisih Rp1.200 saja,” jelasnya.
Penurunan harga Pertamax, jelas Freddy tidak akan merugikan Pertamina. Sebab, Pertamax merupakan produk yang diproduksi Pertamina tanpa subsidi dari pemerintah. Artinya, Pertamina bisa menghemat subsidi dari pemerintah. Dia pun menjamin, melonjaknya konsumsi BBM non-subsidi tidak akan mengakibatkan kelangkaan Pertamax di SPBU. Pertamina sendiri telah menghimbau kepada SPBU untuk selalu menyediakan Petamax.
Depot Pertamina Rewulu, lanjut Freddy, mencatatkan pengeluaran tertinggi Pertamax dalam sehari, mencapai 448 KL saat liburan akhir tahun, Sabtu (3/1/2015).
"Bila sampai ada SPBU mengalami kekosongan stok beberapa hari, kami akan cari tahu masalahnya. Bisa jadi hal tersebut didorong oleh kurangnya modal dari pengusaha SPBU. Tapi kalau ada pelanggaran, pasti ada sanksinya,” terangnya.
Disinggung soal konsumsi Premium, Freddy mengakui, ada penurunan konsumsi sekitar 15%. Freddy menjelaskan, sebelum kenaikan harga konsumsi premium di DIY mencapai 1.500 KL.
"Saat ini tercatat antara 1.350 KL sampai 1.400 KL perhari. Ada penurunan sekitar 100 KL hingga 150 KL perhari,” kata Freddy.
GRAFIK
Penurunan Harga BBM Non-Subsidi
Tanggal 1 November 2014
Pertamax Rp11.100 per liter
Pertamax Plus Rp12.150 per liter
Pertamina Dex Rp12.500 per liter
Tanggal 15 November 2014
Pertamax Rp10.800 per liter
Pertamax Plus Rp11.850 per liter
Pertamina Dex Rp12.200 per liter
Tanggal 1 Desember 2014
Pertamax Rp10.600 per liter
Pertamax Plus Rp11.550 per liter
Pertamina Dex Rp11.950 per liter
Tanggal 15 Desember 2014
Pertamax Rp10.300 per liter
Pertamax Plus Rp11.300 per liter
Pertamina Dex Rp11.650 per liter
Tanggal 1 Januari 2015
Pertamax Rp8.800 per liter
Pertamax Plus Rp9.650 per liter
Pertamina dex Rp10.950 per liter
Konsumsi Pertamax di DIY
November 2014 rata-rata 40 KL perhari
Desember 2014 rata-rata 80 KL perhari
Januari 2015 rata-rata 160 KL perhari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ekonom Dukung Keputusan BI Tahan Suku Bunga 6%
- PPN Jadi 12% Tahun Depan, Harga Barang Elektronik Juga Bakal Ikut Naik
- Menyambut Masa Depan Cerah Emas dan Pangan pada 2025
- Ketimbang Kenaikan PPN, Ekonom Sarankan Pemerintah Bidik Kalangan Super Rich
- Mengenal Galeri 24, Anak Perusahaan Pegadaian untuk Investasi Emas
- Harga MinyaKita Melambung hingga Rp18.000, Kemendag Segera Panggil Distributor
- GATF Kembali Digelar di Jakarta, Hadirkan Lebih dari 500 Ribu Kursi dengan Harga Terjangkau
Advertisement
Advertisement