Advertisement
KURS RUPIAH : Drop, Ini yang Dirasakan Money Changer
Advertisement
Kurs rupiah memang melemah tetapi Money Changer justru tak terpengaruh.
Harianjogja.com, JOGJA—Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ternyata tak berimbas pada perdagangan emas dan aktivitas pertukaran mata uang (money changer) di DIY.
Advertisement
Waluyo Dwi Santoso, Marketing PT Intravalas, mengakui depresiasi rupiah tak begitu berpengaruh pada aktivitas penukaran uang di tempatnya bekerja. Meski masih didominasi oleh arus pertukaran dolar AS, ia mengaku jumlahnya tak seperti yang diperkirakan.
“Semua masih normal. Berbeda seperti saat krisis moneter 1998-2000 lalu,” ujar dia, Jumat(13/3/2015).
Sejak awal 2015, aktivitas pertukaran rupiah dengan dolar AS tak lebih dari US$2.000. Sementara perputaran rupiah tak lebih dari Rp50 juta.
Perdagangan emas juga masih normal. Harga emas batangan lokal nonsertifikat masih bertahan di angka
Rp485.000 per gram. Harga emas batangan antam pun masih bertahan di angka Rp505.000 per gram.
Salah satu pedagang emas di Kota Jogja, Ratna Setyoningsih mengatakan fluktuasi harga emas tak begitu
mencolok. Kalaupun ada peningkatan harga, tak lebih dari Rp5.000. Hal serupa juga terjadi pada perhiasan emas 75%. Sudah beberapa bulan terakhir, harga perhiasan emas 75% tetap berkisar Rp390.000 sampai Rp425.000.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang mengakibatkan relatif stagnannya harga emas. Misal perekonomian AS yang cenderung membaik beberapa bulan terakhir, serta menurunnya harga minyak dunia.
“Saat perekonomian Amerika membaik, para investor lebih memilih untuk menginvestasikan dananya di sektor industri dan perbankan daripada harus beli emas,” ucap dia di tokonya di Jl. Laksda Adisucipto itu.
Satu-satunya dampak melemahnya rupiah adalah pada lesunya iklim penjualan emas. Ia mengakui sejak awal 2015 lalu, persentase antara pembelian dan penjualan emas cenderung timpang.
“Setiap bulan, sekitar 70 persen masyarakat menjual emasnya. Tapi mereka tidak menjual sepenuhnya, hanya mengurangi gramnya,” ujar dia.
Selain itu, stabilnya harga emas juga disebabkan pergerakan harga emas dunia (gold spot) yang tak terlalu
ekstrem. Hingga kini harga gold spot mencapai US$1.156 /Oz. Angka tersebut dinilainya masih normal, mengingat Februari lalu, harga gold spot tertinggi bisa mencapai US$1.280/Oz.
“Harga gold spot tertinggi bisa mencapai US$1.900/Oz saat 2012 lalu,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
Advertisement
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ke-3 di Dunia, Kalahkan Elon Musk
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- OJK Klaim Ketahanan Perbankan Terjaga di Tengah Pelemahan Rupiah
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- AirAsia Batalkan Penerbangan ke Malaysia Akibat Erupsi Gunung Raung di Sitaro Sulut
- Rupiah Melemah, HIPMI Usulkan Ini kepada Pemerintah
Advertisement
Advertisement