Advertisement
PERDAGANGAN DI DIY : Ekspor Meningkat, Impor Turun

Advertisement
Perdagangan di DIY untuk ekspor meningkat sedangkan impor turun
Harianjogja.com, JOGJA-Nilai ekspor barang yang berasal dari DIY pada Maret 2013 menunjukkan peningkatan. Sebaliknya, impor barang DIY mengalami penurunan.
Advertisement
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM (Disperindagkop) DIY Riadi Ida Bagus SS mengungkapkan, kondisi tersebut yang diharapkan. Menurutnya, nilai ekspor barang dari DIY harus didorong agar terus meningkat. Sebaliknya, nilai impor harus ditekan.
“Ada beberapa hal yang bisa memicu penurunan nilai impor,” ungkap dia, Senin (11/5/2015).
Ia menjelaskan, beberapa faktor tersebut antara lain kebutuhan bahan dasar produk impor berkurang atau sudah tercukupi dari dalam negeri, menguatnya dolar, belum diperlukannya bahan dasar impor, atau bahan dasar impor sudah dibeli sebelumnya dan masih ada sisa. Selain itu, ia menyebutkan, kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri semakin meningkat.
“Tidak semua barang asal luar negeri bisa diimpor. Harus memenuhi standar nasional Indonesia [SNI],” imbuh dia.
Kepala BPS DIY Bambang Kristianto mengungkapkan, nilai ekspor barang asal DIY yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia pada Maret 2015 sebesar US$29,03 juta. Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 5,43% dibandingkan Februari 2015 US$27,5 juta. Jika dibandingkan tahun lalu (Maret 2014), nilai ekspor turun sebesar 1,49%. Maret 2014, nilai ekspor DIY sebesar US$29,47 juta.
“Tiga negara utama tujuan ekspor barang pada Maret 2015 adalah AS, Jerman, dan Jepang. Masing-masing 39,26%, 13,26%, dan 8,59%,” ungkap dia.
Sementara, nilai impor barang DIY pada Maret 2015 melalui pelabuhan udara Adi Sutjipto senilai US$55.384. Angka tersebut, menunjukkan penurunan sebesar 11,99% dari Februari 2015. Jika dibandingkan Maret 2014, nilai impor mengalami penurunan sebesar 50,91%.
“Sebagian besar impor DIY pada Maret 2015 berasal dari Korea Selatan senilai US$34.719 setara dengan 62,69% dari seluruh nilai impor yang tercatat,” ungkap dia.
Bambang menjelaskan, komoditas impor utama adalah komoditas kain tenun berlapis senilai US$31.824 atau sebesar 57,46% dari total impor. Menurutnya, BPS hanya mencatat impor barang dengan pengiriman masuk melalui Bandara Adi Sutjipto. Impor dari pelabuhan bongkar lainnya belum dapat ditelusuri karena berbagai hal, sehingga tidak dapat digunakan sebagai bahan analisi lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Naik dari Stasiun Tugu Turun di Palur, Minggu 6 Juli 2025
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Prambanan Jazz 2025, Daop 6 Yogyakarta Hadirkan Diskon Tiket 20 Persen, Begini Cara Mendapatkannya
- Begini Cara BEI DIY Agar Investor Baru Tidak FOMO
- Waspada Penipuan Mengatasnamakan PT TASPEN Persero
- Promo Holiday Spesial Juli di Kotta GO Yogyakarta: Liburan Nyaman dan Menyenangkan
- PT KAI Daop 6 Yogyakarta Tidak Akan Menoleransi Aksi Pelemparan Kereta Api
- Kementerian ESDM Umumkan Harga Bioetanol Juli Rp10.832 per Liter
- Selalu Tepat Waktu Melayani Penerbangan Haji 2025, Lion Air Dapat Pujian dari Menteri Agama
Advertisement
Advertisement