Advertisement
EKONOMI KREATIF : Peci Bordir Banjir Pesanan

Advertisement
Ekonomi kreatif untuk pembuatan peci menuai untung besar pada ramadan kali ini.
Harianjogja.com, SLEMAN-Bulan Ramadan membawa berkah bagi sejumlah perajin peci, salah satunya Trapsila. Dengan peci bordir andalannya, perajin asal Seyegan ini mampu meraup untung berlimpah. Seperti apa?
Advertisement
Ucapan syukur terucap dari bibir Trapsila, 45. Bapak satu anak ini kebanjiran order sejak awal Ramadan lalu. Bahkan ia kewalahan untuk mengerjakan pesanan meski telah dibantu empat karyawan.
Pada hari biasa, Trapsila hanya memroduksi lima kodi peci atau sebanyak 100 biji. Namun menjelang Puasa lalu, pesanan peningkatan hingga 10 kali lipat.
"Kalau pas musim seperti ini [Ramadan] bisa 50 kodi," kata Trapsila saat ditemui di Pasar Lebaran Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Sleman, Jumat (3/7/2015) pekan lalu.
Pesanan sebanyak itu menurutnya, hanya melayani pembeli dari dalam Jogja saja, seperti Bantul, Wonosari, dan Kota Jogja. Ia sengaja tidak memasarkan sampai luar Jogja karena merasa tidak punya stok yang cukup. "Dalam Jogja saja sudah kewalahan," kata suami dari perempuan bernama Yati ini.
Peci bordir yang ia produksi terbuat dari bahan kain beledu. Ada dua jenis beledu yang digunakan, yakni beledu buatan Indonesia dan Korea. Untuk peci beledu Indonesia dijual seharga Rp35.000, sementara dari Korea lebih mahal yakni Rp45.000.
Trapsila yang membuka usahanya di Dusun Barak 1, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan tidak sepenuhnya melakuan seluruh proses di rumahnya. Ia hanya mempekerjakan karyawan untuk pemotongan, finishing dan packing. Sementara untuk bordir ia masukkan ke jasa bordir di daerah Demak Ijo, Gamping, Sleman.
Sementara untuk desain, pria yang membuka usahanya sejak 2002 ini memodifikasi dengan peci yang ada. "Ada teman yang punya koleksi peci lalu saya contoh, tapi juga saya kreasi lagi," katanya.
Selain bordir, ia juga menyediakan peci batik. Potongan kain batik ia tempelkan dengan ditambah aksen tepian. Sayang, peci batik yang mengangkat warisan leluhur itu justru tak diminati. Pelanggan lebih tertarik dengan peci bordir.
Keuntungan dari penjualan peci pada momen Ramadan seperti ini mendatangkan pundi-pundi rupiah yang tak sedikit. "Bersihnya 30 persen dari uang yang masuk," kata Trapsila
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
Advertisement

Pemkab Bantul Gelar Gerakan Pangan Murah Antisipasi Kenaikan Harga Pokok
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungan Wisman ke Jogja Tetap Positif Meski Sempat Ada Pembatalan
- Januari-Agustus 2025, Stasiun Lempuyangan Berangkatkan 1,8 Juta Penumpang
- Harga Emas Antam 16 September 2025 Naik, Rp2.181.000 per Gram
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Trump Turunkan Tarif Mobil dari Jepang 15 Persen per Hari Ini
- Harga Emas Diramal Tembus 4.000 Dolar AS Troy Ounce pada 2026
- Pasar Panel Surya RI Dikuasai Produk Murah China
Advertisement
Advertisement