Advertisement
Berkat Bonus Demografi, ASEAN Berpeluang Kembangkan Ekraf

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Sekitar 60% penduduk di kawasan ASEAN berusia di bawah 40 tahun. Situasi ini berkontribusi besar pada pengembangan bisnis kreatif, termasuk perdagangan elektronik.
"50 Persen dari pasar ASEAN berusia bawah 30 tahun, dan 60 persen lainnya di bawah 40 tahun. Artinya, 60 persen dari 620 juta adalah 350 juta anak muda," kata Kepala Pusat Kajian Kewirausahaan ASEAN, Taufan Teguh Akbari, dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (10/5/2018).
Advertisement
Ini adalah apa yang disebut bonus demografi sehingga kawasan itu harus mengoptimalkan populasi besar generasi muda untuk berkontribusi dalam meningkatkan perdamaian, kemakmuran, dan masyarakat, tambah Taufan.
Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi kreatif, industri kreatif, dan kota kreatif telah menjadi kata kunci di kota-kota besar di Indonesia, yang melibatkan kaum muda sebagai pemain utama, kata dia.
"Sektor industri kreatif ini penting karena orang-orang di industri kreatif membantu membentuk masa depan tentang bagaimana kita menampilkan diri sebagai warga negara Indonesia yang juga menjadi anggota masyarakat global," kata Taufan.
Ekonomi kreatif di Indonesia, kata dia, terdiri atas 16 subsektor, yaitu, aplikasi dan pengembangan gim, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, busana, serta film, animasi, dan video. Subsektor lainnya adalah fotografi, kerajinan, seni kuliner, musik, penerbitan, iklan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio.
LSPR-Jakarta telah mendirikan Pusat Kajian Kewirausahaan Kreatif ASEAN (CACS) yang memiliki peran dalam mengarahkan siswa untuk berpikir kreatif sebagai pengusaha. "Jadi ketika mereka lulus, mereka bisa bersaing, bertahan dan menjadi pengusaha kreatif yang profesional dan sukses, kata dia.
Dalam beberapa tahun terakhir, departemen baru dalam industri kreatif dan desain telah dengan cepat didirikan di berbagai universitas dan sekolah menengah kejuruan di seluruh Tanah Air.
Sekolah-sekolah ini membantu mempromosikan gagasan industri kreatif sebagai pilihan karier yang layak untuk para pemuda. "Orang yang inovatif adalah pondasi dari masyarakat yang berkembang", kata Taufan.
Dengan menyediakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang difasilitasi oleh sistem pembelajaran yang kuat akan terbentuk generasi muda yang inovatif dan kreatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Harga Beras, Bawang, hingga Cabai Rawit Merah Turun Hari Ini
- Permintaan Kredit Belum Terpacu, Ini Kata Gubernur BI
- Pemerintah Siapkan Skema Impor BBM Satu Pintu Pertamina
- Ribuan Koperasi Desa Merah Putih Tunggu Dana Cair dari Bank Himbara
- Iuran JKK Industri Padat Karya Dapat Keringanan hingga 2026
- Pinjamin Dukung Bulan Inklusi Keuangan 2025 Lewat Penguatan Literasi
- Kredit Mengendap di Perbankan Tembus Rp2.372 Triliun
Advertisement
Advertisement