Advertisement

UMKM di Jogja Harus Bisa Go International

Rheisnayu Cyntara
Rabu, 27 Juni 2018 - 23:17 WIB
Nina Atmasari
UMKM di Jogja Harus Bisa Go International Vice Secretary General ICSB Indonesia Adhi Ridwansyah, Koordinator ICSB Kulonprogo Hasto Wardoyo, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY, Srie Nurkyatsiwi dan Koordinator ICSB DIY, GKR Bendara dalam jumpa pers peringatan hari UMKM internasional 2018. - Harian Jogja/Rheisnayu Cyntara

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) didorong untuk dapat go international. Caranya dengan menerapkan konsep-konsep kewirausahaan yang teranyar salah satunya adalah Humane Entrepreurship.

Yakni konsep yang mengedepankan peningkatan daya saing melalui SDM agar lebih profesional, makin produktif, dan bisa berpikir kreatif.

Advertisement

Koordinator International Council for Small Business (ICSB) DIY, GKR Bendara mengatakan belum banyak UMKM di Jogja yang bisa merambah pasar luar negeri. Padahal dari sisi produk, hasil UMKM cukup berkualitas dan mampu mengarah ke sana.

Apalagi sarana pemasaran dan distribusi juga tengah dipersiapkan melalui pembangunan bandara baru. Artinya akan ada peluang ekonomi baru yang akan terbuka.

"Kami akan terus berusaha membuka peluang ekspor bagi para UMKM di Jogja ini melalui jaringan yang lebih luas," katanya dalam peringatan Hari UMKM Internasional yang diselenggarakan oleh ICSB Indonesia, Rabu (27/6/2018).

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY, Srie Nurkyatsiwi membenarkan hal tersebut. Menurutnya ada beberapa permasalah yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Di antaranya mengubah mindset para pelaku UMKM agar dapat berorientasi pada pasar.

Caranya dengan penguatan dari segi manajemen maupun pemasaran. Hal itu menurutnya penting ditekankan agar UMKM di Jogja tak hanya tumbuh, tetapi juga dapat sustainable. Pasalnya, 230.047 UMKM di seluruh Jogja ini punya andil besar dalam menopang perekonomian.

Maka pihaknya berharap melalui peringatan Hari UMKM Internasional ini dapat tercipta sebuah ruang untuk bertukar pendapat dan solusi. Agar pemerintah dapat mengerti kebutuhan dan kendala yang dihadapi pelaku UMKM. Sehingga pemerintah dapat turut andil memfasilitasi kebutuhan UMKM tersebut.

"Kalau bimtek dan diklat memang selalu dilakukan namun terkadang belum menyentuh kebutuhan UMKM. Saya ingin kegiatan ini bisa jadi forum kami untuk mendengarkan kebutuhan mereka, ada tukar pendapat dan saling memberi solusi," ujarnya.

Sementara itu, Vice Secretary General ICSB Indonesia Adhi Ridwansyah menuturkan peringatan Hari UMKM Internasional ini baru pertama kali diadakan di Indonesia dan diperingati secara serentak di Banda Aceh, Jakarta, Yogyakarta, dan Manado.

Diperingati pada 27 Juni setiap tahunnya, acara ini mempertemukan empat pilar penting dalam ICSB yakni pemerintah, akademisi, peneliti, dan para pelaku bisnis.

Adhi menejelaskan ICSB merupakan organisasi dunia yang fokus terhadap UMKM. Didirikan sejak 63 tahun lalu, kini ICSB telah ada di 85 negara. Kelebihan lembaga ini menurutnya ada pada jejaringnya yang luas di seluruh dunia dan melibatkan beberapa pilar penting yang mempunyai perhatian besar pada UMKM.

Ia menambahkan ICSB di Indonesia berusaha menangkap peluang tersebut dengan berusaha menghubungkan UMKM dengan pasar internasional melalui jejaring ini. "Kami berusaha menerapkan konsep global dalam skala lokal seperti humane entrepreneurship. Sekaligus kami juga akan membawa permasalahan lokal pada forum internasional agar bisa menjadi contoh," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Wacana Pembukaan Kembali Stasiun Kalasan Masih Dikaji

Wacana Pembukaan Kembali Stasiun Kalasan Masih Dikaji

Sleman
| Senin, 06 Oktober 2025, 12:07 WIB

Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Wisata
| Minggu, 05 Oktober 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement