Advertisement

Tak Bosan Gencarkan Edukasi Pasar Modal

Holy Kartika Nurwigati
Rabu, 05 September 2018 - 05:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Tak Bosan Gencarkan Edukasi Pasar Modal Kepala Kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Yogyakarta Irfan Noor Riza - Harian Jogja/Holy Kartika N.S.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Keinginan membangun kota sendiri, membuat Irfan Noor Riza bersemangat untuk getol menggiatkan edukasi dan sosialisasi tentang investasi di pasar modal. Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) DIY ini melihat peluang memperluas pemahaman perdagangan efek di kota pelajar.

Selepas menamatkan kuliah di Jurusan Akuntansi Fakultan Ekonomi UGM, pada 1999, Irfan bergabung dengan Bursa Efek Jakarta untuk menggali pengalaman di bidang pasar modal. Gencarnya memperluas edukasi tentang pasar modal di Indonesia, Irfan mendapat kesempatan untuk menjadi Kepala Bursa Efek Manado selama setahun.

Advertisement

"Di Manado selama setahun, akhirnya saya kembali ke Jogja pada 2009. Ada keinginan besar untuk kembali ke Jogja, membangun kota sendiri supaya lebih maju dari daerah lain," ujar Irfan saat dihubungi, Senin (3/9).

Sejak dulu, sebagai destinasi belajar dan wisata, Jogja memiliki masyarakat dari beragam suku bangsa. Diakui Irfan, hal itu menjadi tantangan tersendiri dalam memperkenalkan wahana investasi pasar modal.

Apalagi melihat potensi dunia akademik yang banyak di kota ini. Tantangan ini justru menjadi strategi yang mencoba dilirik Irfan untuk memasyarakatkan pasar modal dari lingkungan kampus.

"Dulu kami mencoba membuat pojok bursa, waktu itu baru beberapa saja. Sekarang dengan nama Galeri Investasi Kampus, kami mencoba memperluas. Namun memang tantangan berat saat itu adalah daya beli masyarakat Jogja," ungkap Irfan.

Mahasiswa dulu mungkin saja banyak yang berasal dari desa dan uang saku yang terbatas. Namun, seiring berkembangnya pusat-pusat belanja dan kedai-kedai tongkrongan, ternyata semakin menunjukkan tingkat konsumtif mahasiswa yang semakin tinggi.

Fenomena ini, kata Irfan, menjadi peluang untuk lebih mengedukasi mahasiswa tentang budaya berinvestasi. Kendati demikian, untuk membumikan pasar modal tak cukup hanya di lingkungan akademis.

"Bersama mahasiswa, kami juga bergerak untuk mengedukasi pasar modal hingga ke seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari galeri investasi di sekolah menengat atas hingga ke perdesaan," papar Irfan.

Membesarkan edukasi pasar modal dari kampus, diyakini Irfan juga akan memberikan efek untuk sosialisasi investasi ini hingga ke pelosok negeri. Terlebih, sebagai kota pelajar, banyak mahasiswa dari berbagai pelosok negeri berkumpul di Jogja.

Di kemudian hari, kata Irfan, tak sedikit dari para lulusan dari perguruan tinggi di Jogja yang kembali ke kota asal sambil membawa misi memperluas edukasi pasar modal di daerahnya. Menilik perkembangan investor di DIY yang pada 2009 baru terdaftar 900 investor, kini jumlahnya sudah mencapai 36.437 investor.

"Kami meyakini dengan gencarnya edukasi hingga ke lapisan bawah, masyarakat DIY akan semakin melek investasi. Terlebih kepada generasi milenial saat ini, dengan edukasi yang menyenangkan melalui platform sosial media kesadaran berinvestasi sejak masih muda akan semakin tinggi," papar Irfan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Luxury Malioboro Hotel Yogyakarta Gelar Turtle Trails CSR Movement di Pantai Pelangi Parangtritis

Jogja
| Kamis, 22 Mei 2025, 11:07 WIB

Advertisement

alt

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul

Wisata
| Jum'at, 16 Mei 2025, 14:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement