Advertisement

Tiga Alasan Bank Indonesia Menurunkan Suku Bunga Saat Ini Jadi 5,5 Persen

Newswire
Rabu, 21 Mei 2025 - 18:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Tiga Alasan Bank Indonesia Menurunkan Suku Bunga Saat Ini Jadi 5,5 Persen Gubernur BI Perry Warjiyo.ist

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA— Bank Indonesia menyebut ada tiga pertimbangan utama terkait keputusan pemangkasan suku bunga acuan (BI-Rate) menjadi 5,5 persen. Ketiganya meliputi inflasi yang rendah, rupiah yang stabil, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan ada tiga pertimbangan menurunkan BI Rate yang dilakukan oleh lembaganya. "Pertama, inflasi rendah. Kedua, stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga. Dan ketiga, turut mendorong pertumbuhan ekonomi, bersinergi erat dengan kebijakan-kebijakan fiskal maupun kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya dalam Astacita," kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (21/5/2025).

Advertisement

BACA JUGA: Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan Menjadi 5,5 Persen

Dari sisi inflasi, BI memandang bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2025 terjaga dan mendukung stabilitas perekonomian. IHK April 2025 mengalami inflasi sebesar 1,95 persen year on year (yoy).

BI meyakini ke depan inflasi terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2025 dan 2026. Inflasi inti diprakirakan terjaga dan inflasi volatile food (VF) juga diprakirakan terkendali.

Dari sisi nilai tukar rupiah, Perry mengatakan nilai tukar rupiah tetap stabil dan cenderung menguat. BI juga menjalankan kebijakan-kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah, termasuk melakukan intervensi non-delivery forward (NDF) di pasar luar negeri yaitu Hong Kong, Eropa, dan Amerika secara terus-menerus.

Sementara itu, ketidakpastian perekonomian global sedikit mereda adanya kesepakatan sementara antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok untuk menurunkan tarif impor selama 90 hari.

BACA JUGA: Keputusan Bank Indonesia Memangkas BI Rate Jadi 5,5 Persen Dinilai Tepat, Ini Penjelasannya

Perry mengatakan hal ini merupakan indikator yang positif. Meski begitu, kesepakatan antara AS dan Tiongkok ini hanya bersifat sementara sehingga perlu tetap waspada terhadap kemungkinan ke depan.

Sebelumnya, proyeksi April 2025 memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini turun menjadi 2,9 persen. Dengan perkembangan AS-Tiongkok terbaru, pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan menjadi 3 persen.

Sedangkan untuk ekonomi dalam negeri, BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 berada dalam kisaran 4,6-5,4 persen, sedikit lebih rendah dari kisaran prakiraan sebelumnya 4,7-5,5 persen.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menambahkan bahwa momentum penurunan BI-Rate pada bulan ini tepat apalagi mengingat total inflow pada Mei 2025 sudah mencapai sekitar Rp20,63 triliun, yang didominasi inflow ke Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp10 triliun.

"Jadi ini juga membuat kami confidence untuk menurunkan suku bunga BI-Rate pada RDG hari ini," kata Destry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Warga Girimulyo Kulonprogo Dikagetkan Ular Sanca Kembang Saat ke Kamar Mandi

Kulonprogo
| Rabu, 21 Mei 2025, 22:17 WIB

Advertisement

alt

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul

Wisata
| Jum'at, 16 Mei 2025, 14:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement