Advertisement
Tiga Alasan Bank Indonesia Menurunkan Suku Bunga Saat Ini Jadi 5,5 Persen

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA— Bank Indonesia menyebut ada tiga pertimbangan utama terkait keputusan pemangkasan suku bunga acuan (BI-Rate) menjadi 5,5 persen. Ketiganya meliputi inflasi yang rendah, rupiah yang stabil, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan ada tiga pertimbangan menurunkan BI Rate yang dilakukan oleh lembaganya. "Pertama, inflasi rendah. Kedua, stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga. Dan ketiga, turut mendorong pertumbuhan ekonomi, bersinergi erat dengan kebijakan-kebijakan fiskal maupun kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya dalam Astacita," kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Advertisement
BACA JUGA: Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan Menjadi 5,5 Persen
Dari sisi inflasi, BI memandang bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2025 terjaga dan mendukung stabilitas perekonomian. IHK April 2025 mengalami inflasi sebesar 1,95 persen year on year (yoy).
BI meyakini ke depan inflasi terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2025 dan 2026. Inflasi inti diprakirakan terjaga dan inflasi volatile food (VF) juga diprakirakan terkendali.
Dari sisi nilai tukar rupiah, Perry mengatakan nilai tukar rupiah tetap stabil dan cenderung menguat. BI juga menjalankan kebijakan-kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah, termasuk melakukan intervensi non-delivery forward (NDF) di pasar luar negeri yaitu Hong Kong, Eropa, dan Amerika secara terus-menerus.
Sementara itu, ketidakpastian perekonomian global sedikit mereda adanya kesepakatan sementara antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok untuk menurunkan tarif impor selama 90 hari.
Perry mengatakan hal ini merupakan indikator yang positif. Meski begitu, kesepakatan antara AS dan Tiongkok ini hanya bersifat sementara sehingga perlu tetap waspada terhadap kemungkinan ke depan.
Sebelumnya, proyeksi April 2025 memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini turun menjadi 2,9 persen. Dengan perkembangan AS-Tiongkok terbaru, pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan menjadi 3 persen.
Sedangkan untuk ekonomi dalam negeri, BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 berada dalam kisaran 4,6-5,4 persen, sedikit lebih rendah dari kisaran prakiraan sebelumnya 4,7-5,5 persen.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menambahkan bahwa momentum penurunan BI-Rate pada bulan ini tepat apalagi mengingat total inflow pada Mei 2025 sudah mencapai sekitar Rp20,63 triliun, yang didominasi inflow ke Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp10 triliun.
"Jadi ini juga membuat kami confidence untuk menurunkan suku bunga BI-Rate pada RDG hari ini," kata Destry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pertamina Catat Laba Bersih Rp49,54 Triliun pada 2024
- Daftar 5 Aplikasi Trading Crypto Dengan Likuiditas Tinggi, Cek di Sini
- Dampak Kebijakan Efisiensi Prabowo, Pengusaha Hotel Mengaku Pendapatan Turun 60 Persen
- OJK Minta Pemilik Asuransi Kesehatan Bayar 10 Persen Saat Klaim, Konsumen Protes
- Sampai dengan 9 Juni 2025 Masih Ada Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra, Ini Daftarnya
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 13 Juni 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- PHRI DIY Menggelar Table Top di Malang Jawa Timur
- Luhut Yakin Program Presiden Prabowo Kerek Pertumbuhan Ekonomi Hingga 8 Persen
- Upaya Agus Tahan Abrasi di Pantai Randusanga dengan Mangrove, Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia
- Honda Its Time To School Kembali, Astra Motor Yogyakarta Ajak Siswa SMA/SMK Ekspresikan Diri
- Bank BPD DIY Pastikan Penyaluran TPG ASN 2025 Berjalan Lancar
- Pertamina Catat Laba Bersih Rp49,54 Triliun pada 2024
- Direksi dan Komisaris Pertamina Diubah, Oki Muraza Jadi Wakil Dirut
Advertisement
Advertisement