Advertisement
Kontribusi Penjualan Daring Masih Minim
Ilustrasi belanja online - Bisnis.com
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kontribusi penjualan secara daring di Indonesia pada produk-produk retail dinilai masih minim, di bawah 5% dari total market yang ada. Namun demikian dibandingkan sebelum ada penjualan secara daring, jumlah kontribusi konsumen perempuan meningkat.
Marketing Communication Asst. General Manager PT Sharp Indonesia, Agus Soewadjie mengakui kontribusi penjualan produk-produk retail secara daring masih rendah, yakni di bawah 5% dari total pasar Hal itu menurutnya berbeda dengan dua raksasa dunia yakni Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. AS yang memiliki Amazon dan Tiongkok dengan Alibaba serta JD kontribusi penjualan daringnya sangatlah besar. Meskipun Agus tak menampik pasar daring Indonesia masih dapat terus tumbuh, ia menyebut pertumbuhan tersebut tak bisa terjadi dalam waktu singkat. Oleh sebab itu, penjualan melalui toko-toko fisik masih perlu dilakukan.
Advertisement
"Apalagi tipikal masyarakat Indonesia berbeda. Masih banyak yang puas dengan melihat barang atau mencoba langsung baju yang ingin dibeli. Mengubah masyarakat ke dalam transaksi daring tidak semudah membalikkan telapak tangan," katanya, Kamis (27/9).
Agus juga menyebut meski raksasa market place daring terus tumbuh di Tiongkok dan AS, sudah terlihat adanya titik jenuh pada masyarakat. Mereka mulai mencari kembali toko-toko fisik. Oleh sebab itu banyak toko yang dahulu hanya bergelut pada penjualan daring, kini membuka toko offline tetapi dengan transaksi online atau cashless. Pembeli hanya perlu scan barcode yang ada pada barang untuk membelinya. "Tetap bisa lihat dan coba barang tapi bayar tinggal scan price tag, cashless, bahkan bisa diantar," imbuhnya.
BACA JUGA
Pendapat berbeda disampaikan oleh PR Committe Tokopedia, Siti Fauziah menurutnya ada perkembangan yang cukup signifikan pada penjualan secara daring. Bahkan menurutnya ada peningkatan jumlah konsumen perempuan yang berbelanja secara daring dibandingkan belanja konvensional yakni datang langsung ke toko atau mal. "Kontribusinya bahkan mencapai lebih dari 30 persen. Mungkin karena ada kemudahan, fleksibilitas yang selama ini tak dapat dipenuhi oleh cara belanja konvensional," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Program Makan Bergizi di Sleman Belum Sasar Lansia dan Difabel
Advertisement
5 Air Terjun Terindah dari Jawa hingga Sumatra, Pesonanya Bikin Takjub
Advertisement
Berita Populer
- Kemenko Pemberdayaan Masyarakat Dorong UMKM Kebumen Berdaya Finansial
- Kasus Penipuan Digital di DIY Melonjak, OJK: Kerugian Rp129 Miliar
- Cadangan Devisa RI Naik Jadi 149,9 Miliar Dolar AS
- Ini Jadwal Lengkap Maganghub Kemnaker Batch 2 Tahun Ini
- Bulog Siapkan 100 Gudang Beras Baru dengan Anggaran Rp5 Triliun
- Pemerintah Siapkan Rebranding Pasar Pakaian Bekas Jadi Pusat Lokal
- Sebanyak 78.740 Orang Menganggur di DIY Per Agustus 2025
Advertisement
Advertisement



