Advertisement
Apartemen Belum Banyak Dilirik untuk Hunian

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Meski pengembangan apartemen terus berlangsung di Jogja, sebenarnya hunian vertikal ini belum dilirik untuk dijadikan hunian terutama oleh masyarakat lokal setempat. Apartemen lebih ditujukan sebagai instrumen investasi dibandingkan dijadikan tempat tinggal tetap.
Ketua DPR REI DIY Rama Adyaksa Pradipta mengakui ada beberapa alasan yang menyebabkan apartemen hingga kini belum dilirik untuk dijadikan hunian. Pertama alasan kultur, masyarakat Jogja belum siap untuk bertransformasi dari tinggal di landed house ke vertical house. Secara budaya, masyarakat Jogja masih memilih tinggal di rumah dengan halaman yang luas dan punya interaksi dengan tetangga di sekitarnya. Mereka masih terikat dengan spirit kebersamaan dalam bermasyarakat di tinggal RT, RW hingga Desa. Hal yang tidak mungkin ada di apartemen.
Advertisement
Kedua, jarak antara rumah dengan tempat kerja yang masih relatif terjangkau. Rama menyebut dengan kondisi saat ini, untuk mencapai lokasi kerja dari rumah tinggal masyarakat hanya butuh waktu sekitar satu jam, belum mencapai lebih dari dua jam karena jauh ataupun macet. Hal itu membuat masyarakat memikirkan ulang untuk tinggal di apartemen yang biasanya ada di pusat kota, kampus, atau perkantoran.
"Banyak yang tinggal di Wonosari atau bahkan Klaten yang masih bisa mencapai tempat kerja dengan nglaju setiap hari. Namun mungkin jika tak terjangkau lagi dari segi jarak dan waktu, masyarakat akan mempertimbangkan untuk membeli apartemen di pusat-pusat kota," katanya kepada Harian Jogja, Kamis (13/12).
Namun demikian, Rama menyakini apartemen masih akan tetap tumbuh di Jogja. Meskipun pasarnya memang bukan menyasar masyarakat lokal. Jika diamati, apartemen yang makin banyak jumlahnya sekarang mayoritas didirikan di dekat kampus. Hal itu menurut Rama dikarenakan pangsa pasar apartemen terbesar di Jogja merupakan para mahasiswa yang mempunyai kemampuan keuangan yang lebih untuk tinggal di apartemen. Apartemen di Jogja lebih ditujukan untuk mengambil pasar mahasiswa berada yang selama ini tinggal di kamar indekos.
"Makanya jika dilihat, komposisi unit yang dipasarkan oleh pengembang apartemen ini mayoritas didominasi tipe studio. Tipe studio ini kan sebenarnya sama halnya dengan kamar indekos meski memiliki fasilitas yang lebih baik dibandingkan kamar kost biasa," ucapnya.
Sementara itu HOD Marketing Barsa City, Sunarsih mengakui peminat apartemen di Jogja mayoritas masih investor. Mereka membeli unit apartemen bukan untuk ditempati sendiri tetapi disewakan kembali. Pasalnya apartemen masih dianggap sebagai instrumen investasi yang menarik bagi para investor. Berbeda halnya dengan para end user yang membeli unit apartemen karena memang menjadi kebutuhan untuk ditinggali. "Maka mayoritas yang laku banyak yang tipe studio. Dengan pertimbangan jika disewakan sebagai investasi, harganya masih terjangkau oleh end user terutama para mahasiswa," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Upaya OJK DIY Tekan Gap Literasi dan Inklusi Keuangan yang Masih Lebar
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Senin 12 Mei 2024, Berangkat dari dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Harga Bahan Pangan Hari Ini Minggu 11 Mei 2025, Bawang Merah Rp39 Ribu hingga Cabai Rpp51 Ribu
- Libur Waisak 2025, KAI Commuter tambah 4 Perjalanan KRL Jogja Solo
- Libur Panjang Waisak, Asita DIY Sebut DIY dan Jawa Tengah Masih Jadi Favorit Wisatawan
- Ada Diskon Tambah Daya 50 Persen dari PLN, Cek Syaratnya
Advertisement