Advertisement
Dian Ariani: Belajar Mitigasi Risiko Perbankan dari Seluruh Lapisan Manajemen

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Mengamati kasus perbankan yang terjadi di cabang lain dan bank lain menjadi kebiasaan yang selalu diterapkan oleh Dian Ariani sebagai Direktur Kepatuhan Bank BPD DIY. Menurutnya, pesatnya perkembangan teknologi otomatis meningkatkan risiko perbankan masa kini baik dari segi kepatuhan dan regulasi. Karena itu, risiko harus dimitigasi dengan melakukan analisis dari kasus-kasus yang ada di seluruh lapisan manajemen. Sebab Dian yakin, semua orang adalah guru bagi perjalanan kariernya.
Sebelum menempati posisi terkini, Dian pernah menjabat sebagai Pemimpin Kelompok Manajemen Risiko dan Pemimpin Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan Bank BPD DIY. Dalam perjalanannya meniti tangga karier di Bank BPD DIY, mata Dian banyak mengamati kasus-kasus perbankan yang terjadi di cabang lain bahkan di bank lain. Berlembar-lembar surat kabar tak luput dibaca dan dihayati oleh Dian. Tujuannya agar dia bisa menganalisa mitigasi dari kasus perbankan yang terjadi di bank lain. Apalagi di era kemajuan teknologi ini, kasus yang terjadi semakin beragam dan rumit.
Advertisement
"Itu yang selalu saya lakukan dulu ketika masih di divisi. Sampai sekarang juga saya lakukan. Saya mengamati dan mempelajari masalah-masalah yang ada di bank lain bahkan cabang lain. Pengamatan itu dianalisa, kalau kasus itu kejadian di Bank BPD DIY, maka mitigasinya apa? Supaya kita tidak perlu mengalaminya juga," kata Dian, Senin (11/3).
Menurut Dian, hasil audit perlu diketahui oleh semua rekan kerjanya. Dian mengakui berdasar pengamatannya, masih ada beberapa rekan kerja hanya membaca kasus perbankan yang sedang banyak diperbincangkan tanpa menganalisa mitigasi. Sebagai Direktur Kepatuhan yang bertugas mencegah terjadinya risiko perbankan dan kasus perbankan, Dian menanamkan pada seluruh rekannya bahwa budaya kepatuhan harus benar-benar diresapi dan diingatkan supaya dihayati.
"Sejatinya masing-masing orang adalah risk owner. Setiap pekerjaan mereka ada risikonya, entah itu teller,cleaning service hingga top management. Kalau mereka menjiwai bahwa mereka risk owner, mereka akan memitigasi risiko pekerjaan mereka masing-masing. Karena kalau risiko tidak termitigasi, yang kena masalah juga bisa sampai ke unit kerjanya," kata Dian.
Karakter Berbeda
Dalam menanamkan nilai-nilai tersebut, Dian selalu yakin setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Warna-warni karakter manusia itu lah yang membuat Dian paham setiap manusia sejatinya adalah guru bagi perjalanan kariernya. Bahkan menurutnya, orang yang paling memberinya kesulitan adalah guru terbaik dalam kariernya.
"Orang sulit itu bukan pemberontak ya. Saya yakin setiap orang itu beda-beda, tergantung bagaimana cara kita mengarahkan mereka saja. Tiap orang cara mengarahkan dan menertibkannya beda-beda," kata Dian.
Dian teringat perjalanannya dari cabang ke cabang mulai dari yang terletak di kota hingga pelosok desa. Menurutnya, memperhatikan rekan-rekannya yang bekerja di tempat jauh dari Kantor Pusat sangat berpengaruh terhadap mitigasi risiko yang dia rencanakan. Sebab masukan mereka terkait permasalahan di lapangan bisa membantu analisis perencanaan mitigasi supaya lebih jitu.
Tak terkecuali dari rekan-rekan yang bekerja 24 jam sebagai satpam dan office boy. Dian teringat saat berada di divisi manajemen risiko, ada kasus pencucian uang di suatu bank yang dia simak. Di mana pelaku memiliki modus meminjam kartu ATM seorang satpam untuk transfer sejumlah uang. Padahal saat itu sedang tren pencucian uang dan transaksi narkoba dengan modus semacam itu. "Itu bahaya kalau sampai pelakunya tertangkap, dia juga kena dan bank tempat rekeningnya dibuka juga kena. Jadi suatu saat ketika ada laporan semacam itu masuk ke meja saya dari rekan-rekan satpam yang tanya, saya langsung bilang ATM nya jangan dipinjamkan, nanti dulu," kata Dian.
Mitigasi risiko oleh seluruh lapisan manajemen tersebut juga harus selaras dengan kepatuhan. Di era kemajuan teknologi ini, menurut Dian, meluncurkan suatu layanan produk juga harus disertai dengan identifikasi risiko, pengukuran risiko, dan mitigasinya. Evaluasi pun wajib dilakukan untuk memeriksa apakah mitigasi risiko sudah berhasil dijalankan dalam suatu produk. Sebab apabila tidak termitigasi dengan baik, produk yang bermasalah akan berdampak pada reputasi bank. "Sebagian besar rekan rekan Bank BPD DIY itu integritasnya tinggi, tetapi budaya kepatuhan harus benar-benar diresapi dan diingatkan supaya dihayati oleh masing-masing dari mereka," kata Dian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
Advertisement

Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, Naik dari Stasiun Palur, Jebres, Purwosari dan Solo Balapan
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Prambanan Jazz 2025, Daop 6 Yogyakarta Hadirkan Diskon Tiket 20 Persen, Begini Cara Mendapatkannya
- Begini Cara BEI DIY Agar Investor Baru Tidak FOMO
- Waspada Penipuan Mengatasnamakan PT TASPEN Persero
- Promo Holiday Spesial Juli di Kotta GO Yogyakarta: Liburan Nyaman dan Menyenangkan
- PT KAI Daop 6 Yogyakarta Tidak Akan Menoleransi Aksi Pelemparan Kereta Api
- Kementerian ESDM Umumkan Harga Bioetanol Juli Rp10.832 per Liter
- Selalu Tepat Waktu Melayani Penerbangan Haji 2025, Lion Air Dapat Pujian dari Menteri Agama
Advertisement
Advertisement