Advertisement
Ekspor Mainan Indonesia Terbuka setelah Upah di China Naik
Ketua Asosiasi Mainan Indonesia Sutjiadi Lukas bersama Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih saat berkunjung ke pabrik PT Megah Plastik di Tangerang, Selasa (7/5/2019). - JIBI/Bisnis Indonesia
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Peluang ekspor produk mainan Indonesia terbuka lebar seiring dengan kenaikan upah tenaga kerja di China, negara produsen besar dunia.
Handrick Sutjiadi, pemilik perusahaan mainan PT Megah Plastik, mengatakan pengusaha China telah merasakan kenaikan upah tenaga kerja yang tinggi sehingga produksi mainan segmen menengah ke bawah mulai ditinggalkan karena biaya produksi yang tinggi.
Advertisement
Saat ini, para pelaku usaha industri mainan di Negeri Panda tersebut meminta ke industri Indonesia agar bisa memasok permintaan mainan segmen menengah bawah ke konsumen mereka.
"Mereka minta produk Indonesia untuk disalurkan ke pelanggan segmen menengah ke bawah," ujarnya, Selasa (7/5/2019).
Megah Plastik sendiri berencana mengirim produknya ke Rusia setelah Lebaran. Handrick menyatakan bahwa kemungkinan untuk tahap awal, volume ekspor sekitar 5%--10% dari kapasitas produksi.
Kapasitas produksi Megah Plastik mencapai 52.000 dus pada tahun lalu. Perusahaan yang berdiri pada tahun 2014 ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 300 orang.
Tidak hanya Megah Plastik, PT Sinar Harapan Plastik juga mengirim produk mainan tunggang keluar negeri, seperti ke Serbia dan Australia. Direktur Utama Sinar Harapan Plastik Hary Tio menuturkan pihaknya berencana meningkatkan ekspor karena permintaan pasar yang baik. Produknya pun juga cukup bersaing dari sisi harga dengan produk China.
"Ada satu investor dari China yang mau joint venture, produksinya di sini. Mereka menawarkan pemasaran keluar negeri, kami menumpang jaringan mereka untuk ekspor," kata Hary.
Saat ini, 20% dari total produksi mainan Sinar Harapan Plastik ditujukan untuk pasar ekspor dan sisanya sebesar 80% untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Perseroan merupakan produsen mainan anak dengan merek SHP Toys untuk pasar domestik, dan merek Winny Will untuk pasar mancanegara.
Produk yang dihasilkan perusahaan ini adalah mobil-mobilan dan sepeda mainan tunggang berbahan plastik atau sering disebut dengan plastic injection. Kapasitas produksi perseroan saat ini mencapai sekitar 120.000 pieces per bulan dan menyerap tenaga kerja hingga 500 orang yang didominasi lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
UMP DIY 2026 Diusulkan Naik Jadi Rp3,6 Juta hingga Rp4 Juta
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- OJK DIY Ungkap Adanya Lonjakan Kasus Pinjol Ilegal
- Harga Emas Logam Mulia Antam, UBS dan Galeri24 Hari Ini Anjlok Lagi
- Lampung Jadi Kandidat Lokasi Pabrik Etanol Toyota di Indonesia
- Pemerintah Akui Efisiensi Investasi RI Masih Kalah dari Vietnam
- Indonesia Surplus 4 Juta Ton Beras, Tak Lakukan Impor Tahun Ini
- Regulasi UMP 2026 Masih Disusun, Menaker Pastikan Libatkan Buruh
- Kemnaker Siapkan Perpres Ojol, Tekankan Aspek Keadilan Kerja
Advertisement
Advertisement



