Advertisement
Kegiatan Usaha Diperkirakan Meningkat Triwulan III/2019

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Prospek perkembangan dunia usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada triwulan III/2019 diproyeksikan meningkat. Hal ini berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan II/ 2019.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Miyono mengungkapkan proyeksi peningkatan pertumbuhan kegiatan usaha tercermin dari meningkatnya perkiraan indeks Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 9,14 poin menjadi 30,53%. Membaiknya kondisi dunia usaha dimotori pertumbuhan di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan, sektor konstruksi, serta sektor industri pengolahan.
Advertisement
"Proyeksi keberhasilan panen menjadi kunci meningkatnya usaha di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan," ujar dia melalui keterangan resminya, Kamis (29/8).
Ia menyebutkan hal tersebut didukung faktor musiman yang cukup kondusif selama periode musim tanam dan meningkatnya produktivitas lahan, serta ketersediaan sarana produksi yang semakin baik. Di sektor konstruksi, ekspansi usaha diperkirakan masih terjadi seiring dengan masih berjalannya beberapa proyek infrastruktur. "Sementara itu, pertumbuhan industri pengolahan dipengaruhi oleh faktor musiman yang mendukung untuk mengantisipasi lonjakan permintaan di akhir tahun," terang dia.
Peningkatan sebagian besar faktor produksi ditengarai akan menjadi pendorong kinerja industri pengolahan di triwulan mendatang. Pertumbuhan sektor industri pengolahan yang cukup signifikan terindikasi seiring dengan menguatnya indeks perkiraan Prompt Manufacturing Index (PMI) menjadi 62,88% (naik 11,63 poin dibandingkan skor triwulan II/2019).
Kenaikan indeks perkiraan PMI tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya penggunaan tenaga kerja untuk aktivitas produksi sehingga volume produksi dan volume persediaan barang jadi bertambah. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan naiknya angka perkiraan Indeks Tenaga Kerja menjadi sebesar 14,00% (naik 2,00 poin), Indeks Volume Produksi menjadi sebesar 20,00% (naik 6,88 poin), serta Perkiraan Indeks Volume Persediaan Barang Jadi menjadi 8,25% (naik sebesar 2,75 poin).
"Sementara pada komponen lainnya seperti Indeks Penerimaan Barang Pesanan Input dan Indeks Volume Pesanan cenderung stagnan," kata dia.
Kebutuhan Tenaga Kerja
Sejalan dengan tumbuhnya kegiatan usaha, kebutuhan tenaga kerja dunia usaha diperkirakan akan mengalami lonjakan di triwulan III/2019 khususnya pada sektor konstruksi serta sektor jasa keuangan, real estat, dan jasa perusahaan dengan kenaikan angka perkiraan SBT masing–masing sebesar 10,76 poin dan 4,31 poin. Tingginya kebutuhan tenaga kerja pada sektor konstruksi didorong oleh meningkatnya aktivitas proyek di triwulan III/2019.
Sementara pada subsektor jasa perusahaan dan jasa keuangan, kenaikan jumlah tenaga kerja dipengaruhi penambahan investasi mesin/peralatan/teknologi baru dan untuk mendukung operasional jumlah kantor cabang baru.
Dengan kondisi demikian, realisasi investasi dunia usaha pada triwulan III/2019 diperkirakan tetap tumbuh meski relatif terbatas sebagaimana tercermin dari naiknya SBT perkiraan kegiatan investasi pada triwulan tersebut sebesar 3,19 poin menjadi 15,35%. Sektor konstruksi ditengarai menjadi faktor pendorong utama kenaikan investasi, sejalan dengan pelaksanaan beberapa proyek infrastruktur di DIY.
Sektor lain yang diperkirakan juga mengalami pertumbuhan investasi antara lain sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan, sektor industri pengolahan, dan sektor jasa–jasa.
Sejalan dengan realisasi PDRB yang tumbuh 6,80% (year on year/yoy), hasil SKDU pada triwulan II/2019 juga mengonfirmasi adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di DIY yang tercermin dari terkoreksinya SBT kegiatan usaha dari 30,39% di triwulan I/2019 menjadi 21,40%.
Namun pengusaha tetap optimistis, karena dari sisi permintaan konsumen terhadap produk/jasa yang dihasilkan pelaku usaha masih kuat di mana Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di atas level optimistis yaitu sebesar 149,10. Hal ini berarti daya beli di DIY masih relatif bagus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Bahlil Minta SPBU Swasta Kolaborasi dengan Pertamina Terkait Stok
- Dukung Ekonomi Nasional, BI Rate Dipangkas Jadi 4,75 Persen
- BI Yakin Ekonomi RI 2025 Tumbuh di Atas Titik Tengah
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- Erick Thohir Dilantik Jadi Menpora, Kementerian BUMN Berpotensi Hilang
- Pariwisata Butuh Pembiayaan, Berharap Suku Bunga Bank Turun
- Harga Beras, Bawang, hingga Cabai Rawit Merah Turun Hari Ini
Advertisement
Advertisement