Advertisement
DIY Miliki Stabilitas Ekonomi yang Baik, Ini Dasarnya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ekonom UGM menilai DIY mampu mempertahankan stabilitas ekonomi. Namun untuk akselerasi pertumbuhan dan pemerataan masih perlu ditingkat.
Ekonom UGM, Poppy Ismalina mengatakan setidaknya ada tiga hal yang ingin dicapai oleh sebuah wilayah. Pertama mengejar stabilitas ekonomi, akselerasi pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan.
Advertisement
“Kondisi DIY dalam 10 tahun terakhir telah berhasil mengejar stabilitas ekonomi, telah dimiliki stabilitas ekonomi. Agenda selanjutnya apa peningkatan pemerataan atau akselerasi,” ujar Poppy, dalam seminar Menjaga Kesehatan APBN di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, di Hotel Grand Mercure, Rabu (16/10).
Akselerasi saat ini, kata dia, coba dijalankan DIY lewat pembangunan infrastruktur dalam hal ini pembangunan Yogyakarta International Airport (YIA). Di Kulonprogo terjadi akselerasi dengan adanya pembangunan itu. Jika memang yang ingin dituju pemangku kepentingan akselerasi, maka penting untuk mendorong peningkatan proyek. “Namun kalau saya lebih menyarankan pada pemerataan. Itu lebih jangka panjang, tetapi jangan tinggalkan proyek-proyek,” ujarnya.
Kulonprogo dan Gunungkidul, kata dia, perlu menjadi perhatian khusus dalam pemerataan ini. Bagaimana peningkatan Sleman dan Kota itu kemudian bisa bergeser ke Gunungkidul dan Kulonprogo. Bantul menurutnya berada di tengah, tetapi juga perlu menjadi perhatian.
Menurutnya, ada sejumlah sektor yang menopang perekonomian DIY membuat stabilitas dalam 10 tahun terakhir yaitu, manufacturing, pertanian, perhutanan, perdagangan, penyediaan akomodasi dan, makanan. Kemudian, 2018-2019 muncul sektor konstruksi, hal itu yang mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.
Memperbarui Data
Seminar ini bertujuan memperbarui informasi terkait dengan kinerja fiskal di DIY 2019, alokasi APBN 2020 dan diskusi stakeholder. Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) DIY, Heru Pudyo Nugroho mengatakan alokasi untuk APBN di DIY cukup signifikan, pada 2019 jumlahnya Rp23 triliun dan dimungkinkan bertambah pada 2020, baik dari sisi belanja kementerian lembaga maupun transfer ke daerah atau dana desa.
Kinerja pelaksanaan APBN sampai akhir triwulan III/2019 sudah cukup baik. Ada kemajuan 3%-4% dibanding tahun lalu. Belanja maupun transfer ke daerah, dana desa, sudah berkisar 64%-65% ini di atas rata-rata nasional yang targetnya 60%.
“Namun masih ada beberapa hal yang masih perlu menjadi fokus perhatian khususnya di penyerapan belanja modal, karena belanja modal catatan kami hingga akhir September baru 47 persen. Sisa waktu kurang tiga bulan. Perlu sinergi dengan seluruh stakeholder,” ujarnya.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, yang dalam sambutannya dibacakan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X menyampaikan DIY memfokuskan kebijakan pada investasi, desain belanja yang efisien dan produktif serta skema pembiayaan kreatif dan inovatif dengan melakukan rasionalisasi kegiatan yang berorientasi pada money follow program dan program follow result. “Pemerintah DIY juga mencari sumber ekonomi baru, salah satunya dengan mengoptimalkan pengelolaan sektor UMKM dan pariwisata,” ujarnya.
Perkembangan terakhir yang menarik dicermati menurutnya adalah tumbuhnya ekonomi kreatif di DIY yang sangat pesat. Untuk itu, kebijakan-kebijakan Pemerintah DIY yang dibuat juga sangat konsen kepada para pelaku ekonomi kreatif, serta mendorong mereka memanfaatkan peluang usaha untuk menembus pasar ekspor baru.
“Tidak bisa dinaifkan, peran ekonomi kreatif sangat besar, dan telah berkontribusi dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan maupun mendorong perekonomian daerah lebih bergairah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Naik dari Stasiun Tugu Turun di Palur, Minggu 6 Juli 2025
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Prambanan Jazz 2025, Daop 6 Yogyakarta Hadirkan Diskon Tiket 20 Persen, Begini Cara Mendapatkannya
- Begini Cara BEI DIY Agar Investor Baru Tidak FOMO
- Waspada Penipuan Mengatasnamakan PT TASPEN Persero
- Promo Holiday Spesial Juli di Kotta GO Yogyakarta: Liburan Nyaman dan Menyenangkan
- PT KAI Daop 6 Yogyakarta Tidak Akan Menoleransi Aksi Pelemparan Kereta Api
- Kementerian ESDM Umumkan Harga Bioetanol Juli Rp10.832 per Liter
- Selalu Tepat Waktu Melayani Penerbangan Haji 2025, Lion Air Dapat Pujian dari Menteri Agama
Advertisement
Advertisement