Advertisement

Storynomics Tourism Berpeluang Besar Dikembangkan di DIY, Ini Dasarnya

Kusnul Isti Qomah
Selasa, 22 Oktober 2019 - 12:22 WIB
Mediani Dyah Natalia
Storynomics Tourism Berpeluang Besar Dikembangkan di DIY, Ini Dasarnya Kepala Bidang Destinasi Wisata, Dinas Pariwisata DIY Aria Nugrahadi ketika memaparkan mengenai potensi wisata di DIY dalam Capacity Building Bank Indonesia, Magelang, Jawa Tengah, Senin (21/10). / Harian Jogja - Kusnul Isti Qomah

Advertisement

Harianjogja.com, MAGELANGStorynomics tourism menjadi formula baru dari pemerintah dalam mengakselerasi pembangunan wisata di lima kawasan destinasi super prioritas yaitu Danau Toba, Borobudur, Manado, Mandalika dan Labuan Bajo. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui Dinas Pariwisata DIY juga akan mengembangkam strorynomics tourism ini untuk mendorong perkembangan wisata di DIY. 

Kepala Bidang Destinasi Wisata, Dinas Pariwisata DIY Aria Nugrahadi menjelaskan penetapan strategi storynomics tourism didasarkan pada kekayaan budaya Indonesia. "Sehingga nantinya promosi kawasan wisata akan dilakukan dengan narasi story telling serta dikemas dalam konten menarik yang terkait dengan budaya setempat," ujar dia kepada wartawan di Magelang, Jawa Tengah, Senin (21/10).

Advertisement

Ia memaparkan DIY memiliki ceruk yang dalam terkait dengan budaya. "Problemnya adalah belum ada kemasan dan belum ada satu pendekatan strorynomics. Bagaimana wisatawan di Malioboro bisa memahamai tentang sumbu filosofi mulai dari Panggung Krapyak, Kraton Ngayogyakarta, dan Tugu Pal Putih," kata dia.

Untuk aspek konten, DIY memiliki potensi yang bagus karena memiliki nilai yang dalam. Hal yang menjadi persoalan yakni cara pengemasan dan menjalankan storynomics. "Budaya di setiap daerah butuh pengemasan dan sumber daya untuk menceritakan storynomics sehingga membutuhkan kreativitas," kata dia.

Saat ini pihaknya tengah menyusun storynomics minimal untuk tiga titik terlebih dahulu. Storynomics yang utama adalah soal Sumbu Filosofi. Di mana pengembangannya nanti tentang Kotagede sebagai salah satu jejak Kerajaan Mataram Kuno. Di dalamnya terdiri dari Kedaton Pleret, Kedaton Kerto, sampai Imogiri. "Yang bisa dielaborasi dengan teman-tema Wanawisata Budaya Mataram, hutan pnus. Di sana akan diulik legenda sejarah Mataram," kata dia.

Diharapkan storynomics ini bisa berlahir akhir Oktober 2019. Narasinya pun akan dibuat mudah dipahami tanpa mengurangi makna dan konten yang ingin disampaikan.

Keberadaan storynomics ini sebagai wujud untuk mendorong pertumbuhan ekonomi DIY dari sektor wisata. Tidak bisa sekadar mengejar pertumbuhan pengunjung saja, tetapi jumlah belanja juga perlu didorong.

 

Sasaran Dispar DIY

Ia menjelaskan Dinas Pariwisata DIY memiliki sasaran yang tertuang dalam RPJMD Pemda DIY 2018-2022. Langkah pertama pada 2018, nilai sektor akomodasi & makan minum dalam PDRB DIY sebesar Rp9,297 triliun dan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara (wisman & wisnus) Rp7,397 juta.

Langkah kedua, pada 2019 nilai sektor akomodasi & makan minum dalam PDRB DIY Rp9,85 triliun di mana rata-rata pengeluaran wisatawan (wisman & wisnus) Rp7,67 juta. Untuk rencana 2020 nilai sektor akomodasi & makan minum dalam PDRB DIY Rp10,446triliun dan rata-rata pengeluaran wisatawan (wisman & wisnus) Rp8,123 juta.

Pada 2021 ditargetkan nilai sektor akomodasi & makan minum dalam PDRB DIY Rp11,073 triliun dengan

rata-rata pengeluaran wisatawan (wisman & wisnus) Rp8,498 juta. Kemudian pada 2022 diharapkan nilai sektor akomodasi & makan minum dalam PDRB DIY Rp11,737 triliun di mana rata-rata pengeluaran wisatawan (wisman & wisnus) Rp8,83 juta.

 

Review 2018

Ia mengatakan untuk review kondisi wisata DIY 2018, penyediaan jasa akomodasi pada tahun 2018 mencapai Rp9,383 triliun atau 9,57% dari total PDRB DIY yang mencapai Rp98,026 triliun. Bila dibandingkan dengan tahun 2017 (Rp8,788 triliun) penyediaan jasa akomodasi dan makan minum pada tahun 2018 meningkat sebesar 6,77%. Capaian PDRB tahun 2018 untuk penyediaan jasa akomodasi & makan minum, telah malampaui target (Rp9,297 triliun).

Jumlah kunjungan untuk wisatawan ke DIY secara umum dari tahun 2013-2018 mengingkat dengan rata-rata peningkatan sebesar 15,04%. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan pada 2017-2018  mengalami peningkatan sebesar 8,79% atau sebanyak 459.795 wisnus. Kunjungan wisnus pada 2018 mencapai 5.272.719, sedangkan wisman mencapai 416.374.

Asisten Direktur Perwakilan BI DIY Probo Sukesi mengaku BI akan selalu mendukung pemerintah dalam mengembangkan wisata. Ia mendukung adanya pengembangan storynomics di DIY. Selain itu, BI juga siap mendukung dalam digitalisasi wisata seperti ticketing dan adanya QR code.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

AJARAN AGAMA: Generasi Milenial Dinilai Penting Belajar Fikih

Bantul
| Rabu, 24 April 2024, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement