Advertisement
Atasi Kemiskinan, Masyarakat Harus Jeli Lihat Peluang

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Mengatasi persoalan kemiskinan bukan sekadar menurunkan angka kemiskinan. Masyarakat juga harus jeli melihat peluang untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Kepala Bidang Sosial Budaya Bappeda DIY Endang Patmintarsih mengungkapkan masyarakat harus menyadari potensi lokal di daerah mereka. Ia mencontohkan saat ini sedang ada pengembangan Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulonprogo. "Untuk meningkatkan perekonomian, masyarakat juga harus punya greget untuk maju. Mereka harus paham peluang apa yang bisa mereka tangkap di sana," kata dia, Senin (28/10).
Advertisement
Kejelian itu dibutuhkan agar masyarakat tidak hanya menjadi penonton di rumah sendiri. Endang mewanti-wanti masyarakat agar jangan sampai justru para pendatang yang memanfaatkan potensi tersebut.
"Pemda juga membantu melalui program untuk pemberdayaan masyarakat untuk menyiapkan akses dan menangkap peluang-peluang. Ada sosialisasi dengan masyarakat soal pembangunan, misalnya YIA. Mereka harus diberi pengetahuan dan skill. Beri akses ke mereka karena kadang masyarakat bingung aksesnya ke mana dan apa yang harus dilakukan," jelas dia.
Selain mendorong masyarakat. Pemerintah juga mendorong penyaluran corporate social responsibility (CSR) agar sejalan dengan program pengentasan kemiskinan oleh Pemerintah. "Ini pemahaman yang harus diberikan ke CSR. Mereka harus masuk di mana agar disesuaikan dengan program Pemerintah agar tidak jalan sendiri-sendiri," tutur dia.
Persentase Menurun
Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat pada Maret 2019, persentase penduduk miskin di DIY tercatat sebanyak 11,70% atau turun 0,11 poin dibandingkan kondisi September 2018. Kepala BPS DIY JB Priyono mengatakan untuk Maret 2019, garis kemiskinan di DIY adalah Rp432.026 per kapita per bulan. Garis kemiskinan tersebut meningkat 4,13% dari kondisi September 2018 yang besarnya Rp414.899 per kapita per bulan.
Pada Maret 2019, garis kemiskinan makanan tercatat sebesar Rp310.947 per kapita per bulan dan kontribusinya terhadap garis kemiskinan sebesar 71,97%. Sementara, pada saat yang sama, garis kemiskinan non-makanan sebesar Rp121.079 per kapita per bulan dan berkontribusi sebesar 28,03% terhadap garis kemiskinan.
Ia mengungkapkan pada Maret 2019, jumlah penduduk miskin di DIY sebanyak 448.470 orang atau 11,70% terhadap total penduduknya. Angka ini menunjukkan terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 1.780 orang dibandingkan dengan kondisi September 2018, yang jumlahnya mencapai 450.250 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Popularitas Mobil LCGC Merosot, Tak Lagi Terjangkau Kelas Bawah
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Jakarta Fair 2025 Berakhir, Transaksi Sentuh Rp7,3 Triliun
- Airlangga Sebut Tarif Impor AS 32 Persen untuk Indonesia Masih Nego
Advertisement

Sleman Panen 6,3 Hektar Lahan Pertanian Padi Organik Varietas Sembada Merah
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Dapur Umum Sudah Terbentuk, Pemerintah Antisipasi Defisit Ayam dan Telur
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 15 Juli 2025
- Harga Pangan Hari Ini: Cabai Rawit Rp67.171/Kg, Bawang Merah Rp40.943/Kg
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Selama Libur Sekolah 1,2 Juta Penumpang Gunakan KA Jarak Jauh di Daop 6 Yogyakarta
- Penjualan LCGC Turun Drastis hingga 50 Persen, Pakar: Akibat Regulasi dan Harga yang Semakin Tinggi
Advertisement
Advertisement