Advertisement
Rupiah Akhiri 2019 di Zona Hijau, Berapa Prediksi di Awal 2020?

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Rupiah menutup perdagangan Senin (30/12) menguat seiring dengan optimistis damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China masih membayangi pasar. Situasi ini memberikan angin segar pada 2020.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp13.924 per dolar AS, menguat 0,2% atau 27 poin. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,12% menjadi 96,8.
Advertisement
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan optimisme masih menjadi sentimen utama pasar pada akhir perdagangan tahun ini. Pasar percaya apabila kesepakatan tahap pertama dapat ditandatangani oleh AS dan China, maka kedua negara tersebut berpeluang besar untuk mendapatkan kesepakatan tahap selanjutnya. “Dengan tanda tangan tersebut perang dagang diyakini dapat berakhir dan pertumbuhan ekonomi global diharapkan bisa bangkit pada tahun depan,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin (30/12).
Sebagai informasi, pada pekan lalu China dan AS saling memberikan pernyataan kedua negara tersebut akan segera menggelar upacara resmi untuk menandatangani kesepakatan perdagangan tahap pertama.
Selain itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Uni Eropa mungkin perlu memperpanjang batas waktu negosiasi kesepakatan keluarnya Inggris dari Benua Biru. Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah membuat undang-undang untuk menetapkan batas waktu Brexit yang tidak dapat diundur kembali. Sentimen tersebut menjadi katalis negatif sehingga membatasi penguatan rupiah pada perdagangan kali ini.
Sepanjang 2019, rupiah berhasil menduduki posisi ketiga sebagai mata uang dengan kinerja terbaik di Asia. Mata uang Garuda berhasil menguat sebesar 3,3% sepanjang tahun, persis di bawah posisi peso Filipina yang menguat 3,58% dan baht Thailand yang menguat sebesar 8,02%. Ibrahim memprediksi rupiah membuka awal perdagangan 2020 dengan bergerak menguat dan berada di kisaran Rp13.890 per dolar AS hingga Rp13.960 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Hanya Kabupaten Sleman di DIY Tak Dapat Kuota Transmigrasi 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pemerintah Siapkan Skema Impor BBM Satu Pintu Pertamina
- Ribuan Koperasi Desa Merah Putih Tunggu Dana Cair dari Bank Himbara
- Iuran JKK Industri Padat Karya Dapat Keringanan hingga 2026
- Pinjamin Dukung Bulan Inklusi Keuangan 2025 Lewat Penguatan Literasi
- Kredit Mengendap di Perbankan Tembus Rp2.372 Triliun
- Update Harga Jual Emas Antam dan UBS Hari Ini 19 September 2025
- Money Changer di Perbatasan Negara Berpotensi jadi Tempat Pencucian Uang
Advertisement
Advertisement