Advertisement
Harga Cabai Sentuh Rp63.000 per Kg

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Harga cabai masih saja tinggi. Bahkan harga rata-rata cabai merah besar saat ini menyentuh angka Rp63.667 per kilogram (kg).
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Yanto Apriyanto mengatakan harga rata-rata cabai merah keriting berdasarkan pantauan di tiga pasar yakni Demangan, Kranggan dan Beringharjo menunjukkan kenaikan Rp8.000 per kg (15,38%). Harga cabai merah keriting naik dari Rp44.000 per kg menjadi Rp52.000 pr kg.
Advertisement
"Untuk cabai merah besar naik dari Rp47.000 per kg menjadi Rp63.667 per kg atau mengalami kenaikan Rp16.667 per kg [26,18 persen]," ujar dia, Senin (13/1).
Sementara itu, cabai rawit hijau naik dari Rp28.667 menjadi Rp34.333 per kg dan cabai rawit merah naik dari Rp53.000 per kg menjado Rp57.000.
Ia mengungkapkan cabai merah dan rawit mengalami kenaikan cukup besar karena dipengaruhi beberapa hal. "Luasan panen sudah sedikit dan saat ini sudah memasuki masa tanam. Selain itu, kondisi cuaca juga memengaruhi," papar dia.
Meski demikian, ia menjamin ketersediaan cabai masih mencukupi. Pasokan cabai untuk warga DIY selain dari Kulonprogo dan Sleman, juga berasal dari Magelang dan Banyuwangi.
Emunerator harga Disperindag DIY Sumarno mengungkapkan karena pasokan yang berkurang maka harga terkerek naik. Ia menyebutkan di pasaran harga cabai keriting sebesar Rp45.000 hingga Rp47.000 per kg, cabai rawit merah Rp50.000 hingga Rp52.000 per kg. "Untuk cabai rawit hijau yang biasa untuk lalap Rp28.000 hingga Rp30.000 per kg dan cabai merah besar/teropong harganya Rp61.000 per kg hingga Rp63.000 per kg," kata dia.
Sementara, harga daging ayam broiler menurun. Sumarno menyebutkan harga daging ayam semula di kisaran Rp32.000 hingga Rp34.000 per kg menjadi Rp28.000 hingga Rp30.000 per kg.
Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda DIY Ni Made Dwipanti menyebutkan persoalan data menjadi hal penting untuk memantau ketersediaan dan ketahanan pangan. Namun, persoalan data tersebut masih menjadi hal yang harus dipecahkan sejak dahulu.
"Soal data ini memang butuh komitmen masing-masing dari OPD. Itu persoalan kita dari dulu. Kami akan kejar tahun ini dan akan melibatkan pihak ketiga biar bisa tahu seberapa stoknya dan posisinya di mana. Jadi ada data yang bisa menjadi acuan," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Naik dari Stasiun Tugu Turun di Palur, Minggu 6 Juli 2025
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Prambanan Jazz 2025, Daop 6 Yogyakarta Hadirkan Diskon Tiket 20 Persen, Begini Cara Mendapatkannya
- Begini Cara BEI DIY Agar Investor Baru Tidak FOMO
- Waspada Penipuan Mengatasnamakan PT TASPEN Persero
- Promo Holiday Spesial Juli di Kotta GO Yogyakarta: Liburan Nyaman dan Menyenangkan
- PT KAI Daop 6 Yogyakarta Tidak Akan Menoleransi Aksi Pelemparan Kereta Api
- Kementerian ESDM Umumkan Harga Bioetanol Juli Rp10.832 per Liter
- Selalu Tepat Waktu Melayani Penerbangan Haji 2025, Lion Air Dapat Pujian dari Menteri Agama
Advertisement
Advertisement