Advertisement
Apotek K24 Batasi Pembelian Masker

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Terkait dengan virus Corona, Apotek K24 membatasi pembelian masker guna mengatasi tingginya permintaan masker.
“Terkait dengan permintaan masker yang luar biasa, membuat stok masker di pabrikan dan penyuplai juga menjadi sangat minim dan terbatas. sehingga apotek K24 juga akhirnya mengeluarkan kebijakan yang mengutamakan keperluan pelanggan masyarakat Indonesia. Agar semua memperoleh masker maka jumlah pembelian dibatasi sehingga semua pelanggan kebagian,” kata Marketing Manager PT K-24 Indonesia, Burhan Bariton, Kamis (5/3).
Advertisement
Burhan mengatakan untuk penjualan, dibatasi hanya tiga-lima buah/ pelanggan. Apotek K-24 menetapkan tidak menaikkan margin perolehan Masker. Dalam kondisi krisis sekarang ini, K-24 lebih berkomitmen untuk fokus melayani masyarakat dan memastikan masyarakat mendapatkan masker.
“Namun ada kendala dari pabrikan dan distributor, yang beberapa hari ini telah mengeluarkan daftar harga baru yang mayoritas menetapkan harga naik dua kali lipat sehingga mau tidak mau K-24 mengikuti harga dari distributor tapi tetetap tidak menaikkan margin keuntungan. Jadi komitmen K24 marginnya tetap normal,” ujarnya.
Di K24, harga masker biasa Rp5.000 dan ada yang Rp6.500/ buah. Sementara untuk N95 dipatok dengan harga Rp38.700/ buah. Harga menurutnya bisa bervariasi tergantung harga penyuplai di masing-masing area.
Ia mengatakan distributor pun hanya memiliki jumlah stok masker yang terbatas sehingga retailer seperti apotek K-24 harus berjuang untuk mendapatkan stok masker dari pabrikan melalui distributor internal PT KDE. Untuk memenuhi kebutuhan masker K-24 juga mencari alternatif masker yang berkualitas, Maskit, merek masker baru yang reusable dan memiliki kelebihan dibanding masker jenis lama.
Menurutnya, kenaikan penjualan masker meningkat sejak Januari, hingga dua kali lipat dan pada Februari naik empat kali lipat dari biasanya. Terlebih dengan kabar adanya dua orang Indonesia yang positif Corona beberapa hari lalu. “Terjual untuk Januari 2020 sebanyak 570.000 masker dan Febuari 2020 sebanyak satu juta masker dengan nilai sebesar Rp600 jutaan yang terdiri dari masker medis dan masker N95,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
Advertisement

Cegah Kawasan Kumuh, DPUPKP Bantul Terapkan WebGIS di Tiga Kapanewon Wilayah Pantai Selatan
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ekonom UGM Dukung Pajak E-commerce, Ciptakan Keadilan Pengusaha Daring dan Luring
- Libur Panjang Tahun Baru Islam, PHRI DIY Sebut Hotel Ramai hingga 4 Hari
- TikTok Akan Dibeli Orang Kaya di AS, Begini Respons Pemerintah China
- Kelola Sampah Sepenuh Hati, Bisnis Hotel Semakin Berseri
- Semarakkan Liburan Sekolah, MORAZEN Yogyakarta dan Waterboom Jogja Gelar Lomba Mewarnai
- Update! Harga Bahan Pangan Selasa 1 Juli 2025
- Pakar Energi UGM Sebut Kenaikan Harga BBM Non Subsidi Sudah Tepat
Advertisement
Advertisement