Advertisement
Grand Mercure Pentaskan Seni Secara Virtual

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Grand Mercure Yogyakarta Adisucipto menggelar pertunjukan seni secara virtual bertajuk GMY Cultural Series di Panggung Terbuka Piazza. Acara ini ditayangkan secara langsung melalui Instagram @grandmercureyogyakarta, Kamis (11/6/2020) mulai pukul 16.00 WIB.
PR & Communication Manager Grand Mercure & ibis Yogyakarta Adisucipto, T. Cilik Pamungkas mengatakan acara ini digelar sebagai upaya untuk terus memperkenalkan budaya lokal sekaligus merespon terjadinya pandemi. “Acara ini juga sejalan dengan komitmen Grand Mercure untuk terus mengangkat dan menampilkan warisan budaya dan tradisi serta kearifan lokal dimana hotel berada, dalam balutan modern,” katanya, Kamis.
Advertisement
Dalang sekaligus pendiri Wayang Hip Hop Ki Catur Benyek Kuncoro menampilkan Suluk Singgah-Singgah Sunan Kalijaga. Menurut Benyek, dalam dunia pewayangan tokoh Batara Kala dan Batari Durga adalah ibu dan anak penguasa kahyangan setra gandamayit atau tempat di mana segala macam makhluk halus, jin, setan dan sebagainya hingga arwah-arwah penasaran yang suka mengganggu manusia berkumpul.
Ketika terjadi pagebluk atau wabah seringkali mereka ikut campur tangan sebagai upaya mencari mangsa (korban) demi dijadikan pengikut mereka. Saat wabah terjadi, masyarakat Jawa mengupayakan kesembuhan pagebluk itu dengan salah satunya melantunkan mantra tolak bala. “Sesinggah artinya memindahkan, membersihkan, menyingkirkan. Jadi, Suluk Singgah-Singgah ini digunakan untuk memindahkan, membersihkan, menyingkirkan yang buruk,” kata Ki Catur Benyek.
Selain itu ada juga penampilan Mohan Kalandara, penari termuda sepanjang sejarah Keraton Yogyakarta Hadiningrat dan kakaknya Jivan Aruna yang juga merupakan putra dari pasangan penari keraton Lantip Kuswala Daya dan Jeannie Park. Mereka menampilkan beksan Nir Corona. “Pada awalnya, saya diminta oleh Keraton Yogyakarta untuk membuat koreografi tari merespon adanya pandemi Corona. Ragam gerak didasarkan pada ragam gerak tari klasik gaya Keraton Yogyakarta. Beksan ini sebagai sarana edukasi kepada masyarakat Yogyakarta. Bisa dilihat dari koreografinya, para penari memakai hand sanitizer pada awal tari,” kata pencipta tari, Raden Jajar Pulung Ronggomataya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Prambanan Jazz 2025, Daop 6 Yogyakarta Hadirkan Diskon Tiket 20 Persen, Begini Cara Mendapatkannya
- Begini Cara BEI DIY Agar Investor Baru Tidak FOMO
- Waspada Penipuan Mengatasnamakan PT TASPEN Persero
- Promo Holiday Spesial Juli di Kotta GO Yogyakarta: Liburan Nyaman dan Menyenangkan
- PT KAI Daop 6 Yogyakarta Tidak Akan Menoleransi Aksi Pelemparan Kereta Api
- Kementerian ESDM Umumkan Harga Bioetanol Juli Rp10.832 per Liter
- Selalu Tepat Waktu Melayani Penerbangan Haji 2025, Lion Air Dapat Pujian dari Menteri Agama
Advertisement
Advertisement