Advertisement
Pandemi Mendorong Percepatan Transformasi Digital

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pandemi Covid-19 tak selalu membawa dampak buruk. Salah satu yang terdorong ke arah positif adalah transformasi digital.
Menurut pemerintah akselerasi transformasi digital yang menjadi agenda nasional justru terakselerasi oleh kondisi pandemi.
Advertisement
"Transformasi digital yang tadinya hanya berjalan agak lambat, ternyata mendapatkan akselerasi pada saat pandemi ini. Mengapa saya katakan dapat akselerasi. Karena kalau kita lihat dalam masa pandemi ini kita sangat bergantung pada kegiatan yang berbasis digital," kata Staf Ahli Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Transformasi Digital, Kreativitas, dan SDM Mira Tayyiba dalam webinar di Jakarta, Senin (19/10/2020).
Kegiatan berbasis digital itu mulai dari belajar, bekerja, hingga beribadah dari rumah secara daring. "Jadi bisa selama pandemi ini kita bisa dikatakan mengambil kursus singkat betapa pentingnya digital sehingga agenda transformasi digital perlu dipercepat," katanya.
Mira menjelaskan Indonesia memiliki visi menjadi negara maju pada 2045 di mana salah satu upayanya melalui transformasi ekonomi. Digitalisasi sendiri, lanjut dia, menjadi alat transformasi ekonomi untuk mencapai visi tersebut karena akan mengubah ekonomi yang tadinya bergantung pada sumber daya alam menjadi manufaktur dan jasa modern bernilai tinggi.
Indonesia sendiri dinilai memiliki modal awal untuk mendorong digitalisasi karena populasi dengan Internet mencapai 180 juta, pengguna Internet aktif sebanyak 150 juta serta pengguna layanan online sebanyak 105 juta penduduk.
"Infrastruktur TIK sudah lebih tersedia tapi memang harus diupgrade ke 4G setidaknya. Faktor lainnya yaitu sepertiga populasi kita adalah anak muda atau Gen Y yang sangat adaptif terhadap teknologi, termasuk digital," katanya.
Memperluas Infrastruktur
Presiden Jokowi, lanjut Mira, telah memberi arahan terkait transformasi digital termasuk dengan memperluas infrastruktur, menyiapkan roadmap di sektor strategis, mempercepat integrasi pusat data, menyiapkan SDM, regulasi, skema pendanaan dan pembiayaan yang mendukung.
Kemenko Perekonomian mencatat, kegiatan ekonomi berbasis sharing/platform economy, khususnya e-commerce marketplace, fintech, dan ride sharing, telah menjadi penggerak dan showcase bagi ekonomi digital di Indonesia.
Berdasarkan Google, Temasek, dan Bain&Company pada 2019, Indonesia memiliki perkembangan ekonomi internet terbesar dan tercepat di kawasan Asia Tenggara.
Potensi ekonomi digital Indonesia juga disebut mencapai 133 miliar dolar AS pada 2025 mendatang dari total potensi seluruh ASEAN sebesar 300 miliar dolar AS. Ada pun potensi e-commerce se-Asia Tenggara mencapai 153 miliar dolar AS pada 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Popularitas Mobil LCGC Merosot, Tak Lagi Terjangkau Kelas Bawah
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Jakarta Fair 2025 Berakhir, Transaksi Sentuh Rp7,3 Triliun
- Airlangga Sebut Tarif Impor AS 32 Persen untuk Indonesia Masih Nego
Advertisement

Sleman Panen 6,3 Hektar Lahan Pertanian Padi Organik Varietas Sembada Merah
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Dapur Umum Sudah Terbentuk, Pemerintah Antisipasi Defisit Ayam dan Telur
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 15 Juli 2025
- Harga Pangan Hari Ini: Cabai Rawit Rp67.171/Kg, Bawang Merah Rp40.943/Kg
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Selama Libur Sekolah 1,2 Juta Penumpang Gunakan KA Jarak Jauh di Daop 6 Yogyakarta
- Penjualan LCGC Turun Drastis hingga 50 Persen, Pakar: Akibat Regulasi dan Harga yang Semakin Tinggi
Advertisement
Advertisement