Advertisement
Ada Diskon PPnBM, tapi Jangan Tergiur Beli Mobil Dulu ya...
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pemerintah memberikan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Keputusan tersebut berlaku per 1 Maret 2021 hingga Mei 2021.
Tawaran ini tentu sangat menggiurkan masyarakat yang memiliki cita-cita membeli mobil tahun ini.
Advertisement
Tetapi, apakah ini akan menjadi saat yang tepat untuk membeli mobil baru?
Sebagian kalangan tentu memandang hal ini sebagai peluang emas untuk membeli kendaraan roda empat karena adanya potongan harga yang cukup signifikan.
Khusus bagi Anda yang memang belum memiliki mobil, Lifepal menyarankan untuk menghindari membeli mobil dalam jangka waktu dekat ini, jika Anda termasuk dalam beberapa kriteria di bawah ini menurut Aulia Akbar CFP®, financial educator dan periset Lifepal:
1. Hampir setiap hari bekerja dari rumah
Tidak sedikit dari Anda yang akhirnya menjalani aktivitas mencari nafkah di rumah karena pandemi COVID-19. Secara tidak langsung, mobilitas Anda secara keseluruhan menjadi berkurang secara drastis setiap harinya.
Mobil seharga ratusan juta Rupiah tentu bukan menjadi pilihan yang tepat untuk dibeli saat ini karena Anda belum tentu membutuhkannya. Mengingat mobilitas Anda yang rendah, dan Anda pun masih bisa terbantu oleh kendaraan umum, online, atau sepeda motor.
Ketahuilah bahwa, mobil tak terpakai juga membutuhkan perawatan. Apakah Anda bersedia membayar biaya-biaya perawatan, asuransi mobil, sekaligus pajak tahunannya?
2. Kebutuhan pokok atas hunian belum terpenuhi dengan baik
Bila Anda adalah perantauan yang bercita-cita menetap di satu kota dalam jangka waktu lama, pertimbangkanlah untuk membeli hunian terlebih dulu daripada mobil
Memiliki hunian tentu sangat berguna ketimbang tinggal di rumah sewa dalam waktu yang lama. Aset berupa hunian, bisa Anda jadikan warisan yang berharga untuk istri dan anak Anda kelak.
Oleh karena itu, ketimbang harus memanfaatkan momentum relaksasi PPnBM, penuhilah kebutuhan pokok ini terlebih dulu agar hidup Anda lebih nyaman di masa yang akan datang.
3. Sedang banyak cicilan utang
Berapa besaran cicilan utang yang Anda bayarkan secara rutin per bulan?
Anggap saja, saat ini cicilan kartu kredit Anda setara dengan 20% dari pemasukan. Namun Anda memutuskan untuk mengkredit mobil, dan cicilan utang per bulan yang dibebankan ke Anda setara dengan 25%. Alhasil, total cicilan utang Anda per bulan adalah 45%.
Studi kasus di atas menunjukkan bahwa cicilan utang Anda sudah terlalu berat. Cicilan utang yang dinilai cukup ideal adalah maksimal 35% dari pemasukan bulanan.
Semakin besar cicilan, maka makin berat Anda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun berinvestasi.
4. Jika Anda bekerja atau berbisnis di industri yang terdampak pandemi
Ketika Anda bekerja atau menjalani usaha di industri yang terdampak pandemi, maka risiko akan berkurang atau hilangnya penghasilan menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Alangkah lebih baik untuk menunda pembelian aset mahal terlebih dulu untuk sementara waktu.
Tinjaulah kesediaan dana darurat dan proteksi Anda terlebih dulu sebelum Anda memutuskan untuk membeli mobil baru.
5. Saat kesehatan keuangan sudah baik
Kesehatan keuangan tidak hanya diukur dari jumlah utang tertunggak, cicilan, dana darurat, dan asuransi, melainkan juga soal kepemilikan jumlah aset investasi yang ideal.
Membeli mobil, baik dalam bentuk tunai atau kredit akan menyebabkan berkurangnya aset lancar dalam jumlah besar di tabungan. Berkurangnya aset lancar bisa menyebabkan masalah baru dalam keuangan Anda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
- Indonesia Ukir Sejarah ke Semifinal Piala Asia U-23, Erick Thohir: Bangga!
- BI Rate Naik Jadi 6,25 Persen, BTN Masih Pertimbangkan Penyesuaian Bunga KPR
- Pilkada 2024 Makin Ramai, Kades Pentur Siap Maju jadi Calon Bupati Boyolali
- BKK Rp3,3 Miliar dari Dana Keistimewaan Disalurkan untuk 7 Kalurahan Budaya
Berita Pilihan
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
Advertisement
Hendak Mengambil Ponsel, Warga Sleman Malah Kecemplung Sumur
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement