Advertisement
PPKM Diperpanjang, Asosiasi Pengusaha DIY: Kemampuan Kami Sudah Habis
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dirasa akan semakin menambah berat dunia usaha.
Advertisement
Ketua Asosiasi Pengusaha Nasional (Apnas) DIY, Mirwan Syamsudin Syukur mengatakan dampak PPKM Darurat saat ini sudah sangat terasa. Aktivitas ekonomi turun signifikan. Tanpa dibarengi dengan kebijakan berupa bantuan kepada pengusaha, semakin memperburuk kondisi dunia usaha saat ini.
BACA JUGA : Target PPKM Darurat Gagal Tercapai, Ini Sebabnya
Mirwan tidak menampik Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sudah dilakukan sejumlah pengusaha, karena kondisi yang sudah sangat berat. Menurutnya kemampuan pengusaha hanya bertahan pada tiga bulan awal pandemi Covid-19. “Kemampuan kami sudah habis, mau jual aset siapa juga yang mau beli, harga juga turun,” ujar Mirwan, Selasa (20/7/2021).
Menurut Mirwan, saat ini memang kesehatan dan ekonomi harus bisa berjalan beriringan. “Kami sudah tidak berharap banyak lagi, karena percuma saja. Kalau semisal PPKM Darurat diperpanjang, hanya menambah jumlah korban lagi [korban di sektor ekonomi]. Kesehatan dan ekonomi ini sama-sama kita perlukan,” ujarnya.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardiyanto Setyo Ajie mengatakan jika perpanjangan PPKM Darurat diperpanjang akan buruk bagi dunia usaha atau industri pariwisata khususnya.
BACA JUGA : Begini Skenario Pemkab Sleman Jika PPKM Darurat Diperpanjang
“Bayangkan dua pekan industri ditutup tanpa revenue tapi fixed cost tetap harus diselesaikan, dan regulasi ini juga tanpa stimulan apapun bagi masyarakat yang pekerjaan sehari-hari mencari rezeki dijalan. Seperti becak, andong, pedangan Malioboro dan sebagainya. Bagaimana mereka bisa bertahan hidup di rumah?,” ujar Bobby.
Dia mengatakan saat ini efisiensi sudah jelas dilakukan oleh pengusaha. Unpaid leave sudah terjadi antara 50-70%, dan bila perpanjangan lagi tanpa stimulan, kemungkinan PHK pasti terjadi. “Pemda harus menyeimbangkan dengan stimulan terhadap industri dan masyarakat, baik pengurangan fixed cost ataupun supporting untuk menggerakan industrinya kembali,” ucapnya.
Selain itu Bobby mengharapkan adanya komunikasi yang lebih intens antara pemerintah dan industri serta masyarakat, mengenai perubahan-perubahan kebijakan kedepan.
BACA JUGA : HARIAN JOGJA HARI INI: Kerumunan di Kampung Naik
“Kebijakan yang sifatnya akan mematikan pendapatan industri dan masyarakat tentunya wajib diimbangi dengan stimulant yang sifatnya akan memberikan supporting terhadap impact yang diakibatkan oleh regulasi tersebut agar kepatuhan masyarakat juga semakin tinggi dan grafik Covid-19 semakin bisa ditekan,” kata Bobby.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Punya Private Office Tengah Jadi Tren di Kota Besar
- SDI Tingkatkan Kualias Santri di Industri Digital Kreatif
- Layanan Penukaran Uang Rupiah Bakal Tersedia di Jalur Mudik
- Wajib Daftar di Aplikasi PINTAR, Penukaran Uang Baru untuk Lebaran Dibatasi Rp4 Juta per Orang
- Menparekraf Sandiaga Uno Mengklaim Kenaikan PPN 12 Persen Tidak Timbulkan Gejolak
Advertisement
Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Negosiasi Kepemilikan Freeport Ditargetkan Rampung Juni 2024, Jokowi: Yakin Dapat 61 Persen
- Begini Rasanya Jadi Dokter Hewan Sekaligus Pengusaha
- Mulai Ada Panen, Bulog DIY Serap Beras Dalam Negeri
- Hore! Khusus di Jawa, Pertashop Diizinkan Menjual Pertalite
- Tak Melulu dalam Bentuk Tarif, Ini Bentuk Lain Kartel Tiket Pesawat Menurut KPPU
- Harga Tiket Pesawat Mahal Jelang Mudik Lebaran, Menhub Ikut Angkat Bicara
- SDI Tingkatkan Kualias Santri di Industri Digital Kreatif
Advertisement
Advertisement