Advertisement
Nicotine War Ungkap Pengendalian Tembakau demi Bisnis Farmasi Global?
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Seorang filantropi Wanda Hamilton menulis buku Nicotin War dari hasil penelitian global terkait bisnis nikotin. Buku ini mengungkap politik dagang perusahaan farmasi yang memanfaatkan nikotin.
Dalam bukunya yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia Wanda Hamilton menyatakan sejumlah fakta agenda global di balik pengontrolan tembakau terdapat kepentingan bisnis skala besar berkaitan dengan farmasi. Hal itu diakui oleh Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) AB Widyanta saat bedah buku Nicotine War: Membedah Siasat Korporasi Farmasi Jualan Nikotin, di University Club UGM, Sabtu (5/3/2022).
Advertisement
Ia menilai uku Nicotine War karya Wanda Hamilton tidak hanya buku perang terkait dagang nikotin melainkan juga politik pengetahuan. Karena di dalamnta mengungkap dengan gamblang bagaimana politik dagang farmasi dalam berbisnis nikotin.
"Nicotiana Tobacum telah menjadi arena pertarungan kuasa yang akan mengeluarkan berbagai strategi yang kompleks melalui manuver, teknik dan mekanisme tertentu," katanya.
Ia menilai relasi kuasa pengetahuan yang terlibat dalam percaturan global, termasuk pertarungan politik yang keras. "Maka kita wajib menjaga agar kebenaran tidak dikorbankan, menjaga kedaulatan bangsa dan negara,” ucapnya.
Arsiparis Muda Muhidin M. Dahlan yang hadir dalam diskusi itu menilai Nicotine War sebagai buku perang. Di mana pada awalnya merokok merupakan akvitas yang normal, akan tetapi seiring waktu berjalan berubah menjadi pembinasaan manusia, penyebab kemiskinan dan memperluas pengangguran. Bahkan nikotin direbut akan dipatenkan melalui kebutuhan farmasi.
"Buku juga sarat akan kepentingan ekonomi dan politik. Hal itu terlihat bagaimana nikotin ingin direbut kemudian dipatenkan. Sayangnya, hal tersebut tidak bisa dilakukan," ujarnya.
Ia mengaratakan kampanye perang rokok berdampak serius terhadap regulasi dan penyempitan ruang industri hasil tembakau. Terbukti, sejumlah aturan eksesif diterbitkan oleh pemangku kebijakan syarat akan kepentingan.
Aktivis Komunitas Kretek Abhisam Demosa mengatakan perusahaan farmasi ingin merebut dan mematenkan nikotin, sehingga mereka memproduksi Nicotine Replacement Therapy (NRT). Karena nikotin alami dan tidak bisa dipatenkan. "Jadi mereka membuat senyawa mirip nikotin," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dorong Laju Transisi Energi, PLN Kampanyekan Kendaraan Listrik pada Peringatan Hari Bumi 2024 Jawa Tengah
- Tak Terpengaruh Konflik Iran-Israel Harga Minyak Dunia Turun
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, DPD REI DIY: Tidak Menjadikan Bisnis Properti Kolaps
- Seusai Lebaran, Harga Bawang Merah Jadi Mahal
- Lahan Panen DIY April 2024 Diperkirakan 35.557 Hektare, Gunungkidul Terluas
- PLN Mobile Proliga 2024 Siap Digelar, Kolaborasi Dukungan Untuk Pengembangan Voli di Tanah Air
- Cuaca Tak Menentu Bikin Harga Bawang Merah Melonjak Drastis
Advertisement
Advertisement