Advertisement
Zulkifli Sebut Inflasi Indonesia Paling Rendah, Ini Faktanya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan inflasi Indonesia termasuk paling rendah jika dibandingkan negara-negara lain di dunia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi Mei 2022 mencapai 3,55 persen, naik dari posisi April 2022 di 3,47 persen. Catatan inflasi pada Mei 2022 itu menjadi yang tertinggi sejak Desember 2017.
Advertisement
Menurut Tradingeconomics.com pada Senin (20/6/2022), Indonesia masuk urutan ke 5 negara yang inflasinya paling rendah dibanding negara-negara lain per Mei 2022. China tercatat paling baik dalam menjaga inflasinya yaitu 2,1 persen.
Kemudian, disusul Arab Saudi 2,2 persen, Jepang 2,5 persen, dan Swiss. Di bawah Indonesia ada Australia dengan 5,1 persen, Prancis 5,2 persen, Singapura 5,4 persen, Korea Selatan 5,4 persen, dan Afrika Selatan.
Sementara itu, negara-negara yang mengalami inflasi tertinggi ada India 7,04 persen, Meksiko7,65 persen, Jerman 9 persen, Amerika Serikat, 8,6 persen, Spanyol 8,7 persen, Belanda 8,8 persen, Inggris Raya 9 persen, Brasil 11,73 persen, Rusia 17,1 persen, Argentina 60,7 persen dan Turki 73,5 persen.
Sejauh ini, pemerintah mencatat inflasi di Indonesia masih dalam rentang proyeksi. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menjelaskan bahwa kenaikan inflasi terkait dengan tekanan harga komoditas global dan dampak dari kenaikan permintaan saat masa lebaran. Komoditas pangan menjadi kontributor terbesar terhadap kenaikan inflasi bulan lalu.
Dia menyebut bahwa pemberian subsidi dan kompensasi energi dapat menjadi salah satu instrumen untuk menjaga proses pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat, terutama terkait akses terhadap kebutuhan pangan dan energi. Oleh karena itu, pemerintah bersama DPR menyetujui tambahan alokasi subsidi dan kompensasi dalam APBN 2022.
"Dengan tambahan alokasi tersebut, ditambah berbagai kebijakan stabilisasi harga lainnya, tingkat inflasi domestik diharapkan terus terjaga sehingga mampu menjaga daya beli masyarakat. Hal ini sangat penting untuk memastikan tren pemulihan ekonomi Indonesia yang masih berada dalam tahap awal terus berlanjut," ujar Febrio pada Jumat (3/6/2022).
Sebelumnya, Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah pun memiliki sejumlah strategi untuk mengendalikan inflasi, salah satunya melakukan subsidi beberapa komoditas pangan seperti kedelai dan jagung.
Meskipun sudah bekerja keras untuk mengendalikan inflasi domestik, tetapi masih ada beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga.
Dia mengatakan, volatilitas harga pangan dan energi di pasar dunia juga dipengaruhi karena faktor musiman, seperti cabai keriting dan cabai merah.
“Pemerintah kan bekerja keras untuk itu. Misalnya kedelai, itu disubsidi Rp1.000 per kilogram. Lalu pakan ternak jagung itu juga dapat subsidi Rp1.500 per kilogram. Beras juga kalau ada kenaikan, kalau belum turun juga subsidi,” ujarnya kepada awak media di Kompleks Istana, Senin (20/6/2022).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
- Ini Rencana Penyaluran Kedit BBNI Saat Kantongi Rp55 Triliun Dana Pemerintah
- Pendiri Wings Group, Harjo Sutanto Meninggal Dunia
- Komisi XI Ingatkan Tarik Dana Mengendap di BI Harus Tepat Sasaran
Advertisement

Pemkab Sleman Siapkan Plt Lurah Tegaltirto yang Kena Kasus Korupsi
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Harga Beras Khusus di Ritel Modern Akan Diatur Pemerintah
- Isu Merger dengan Garuda Mencuat, Ini Respons Dirut Pelita Air
- BI Rate Turun, OJK Imbau Bank Sesuaikan Tingkat Bunga Bertahap
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
- Cek Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24, 15 September 2025
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Hingga Juli 2025, Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp7.089 Triliun
Advertisement
Advertisement