Advertisement
Tak Cuma Skimming, Ini Modus Kejahatan yang Bisa Bikin Raib Saldo di Rekening
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Ibarat dua sisi mata uang, kampanye transaksi digital dan digital banking yang digencarkan pemerintah seolah beriringan dengan terus meningkatnya kejahatan berbasis teknologi digital tersebut.
Dilansir dari Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan transaksi digital banking di Indonesia tumbuh sebesar 27,82% (year to year/yoy) menjadi Rp4.359,7 triliun per Juli 2022. Selain itu, BI juga mencatat kenaikan pada nilai transaksi uang elektronik yang tumbuh 39,76% (yoy) mencapai Rp35,5 triliun pada Juli 2022.
Advertisement
Peningkatan tren transaksi digital itulah yang seharusnya menjadi fokus pemerintah dalam meningkatkan kualitas kemanan siber mereka, terutama terkait dengan sistem keamanan data nasabah.
Tak dimungkiri, beberapa tahun terakhir, kasus pembobolan rekening tabungan nasabah marak terjadi. Terbaru dan cukup menghebohkan adalah raibnya uang milik nasabah Bank Central Asia (BCA) bernama Hebbie Agus Kurnia. Dia mengakui bahwa saldo rekeningnya yang sebesar Rp135 juta mendadak raib.
Menurut General Manager Divisi Manajemen Risiko PT Bank Negara Indonesia (Persero), Rayendra Goenawan dalam lokakarya virtual bertajuk Literasi Digital Perbankan Peduli Lindungi Data Pribadi, akhir pekan lalu mengatakan setidaknya ada dua modus yang kerap dilakukan pelaku, yakni skimming dan social engineering.
1. Skimming
Pada dasarnya cara kerja skimming adalah dengan menyalin data informasi yang ada di magnetic stripe kartu debit secara ilegal dan kemudian dipindahkan ke kartu palsu (counterfeit). Kartu itulah yang kemudian dipakai pelaku untuk menguras isi saldo rekening milik korban.
Berikut beberapa modus skimming yang biasa dilakukan pelaku:
Konvensional
Pelaku memasang perangkat keras berupa bezel palsu yang dilengkapi baterai, memory card, dan card reader di mulut ATM.
Deep insert skimmer
Pelaku memasang perangkat keras berupa pelat tipis ke dalam modul card reader yang sudah dilengkapi dengan baterai dan memory card.
Router
Pelaku memasang perangkat keras berupa router yang sudah dilengkapi dengan jaringan wifi. Caranya, kabel jaringan (jarkom) dari mesin ATM dicabut dan disambungkan melalui router tersebut.
Hidden camera
Pelaku memasang kamera tersembunyi di bagian/sekitar mesin ATM yang tidak terlihat oleh nasabah.
2. Social Engineering
Berbeda dengan skimming, modus ini dilakukan pelaku dengan cara memengaruhi pikiran korban dengan memanipulasi psikologis dan emosi melalui suara, gambar, atau tulisan yang persuasif.
“Tahapannya, setelah mendapatkan informasi identitas calon korban [nomor telepon, Whatsapp, maupun surel], pelaku akan membangun komunikasi yang baik. Setelah itu baru korban akan dieksploitasi dengan meminta data-data pribadi [termasuk nomor kartu debit],” kata Rayendra.
Itulah sebabnya, kata dia, selain upaya edukasi dan sosialisasi serta maintenance SDM perbankan serta peranti ATM, hal yang tak kalah penting adalah nasabah wajib memiliki kesadaran akan pentingnya data-data mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
Advertisement
Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- InJourney Dukung Japanese Domestic Market di Sirkuit Mandalika
- Transaksi Rupiah di Lintas Negara Naik 100 Persen
- Harga Bawang Merah Naik 100 Persen, Ini Penyebabnya
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- IHSG Ditutup Melemah, Ini Tanggapan BEI DIY
- Kenaikan BI Rate 25 Basis Poin, Respon Kadin DIY: Keputusan Moderat
- Marvera Gunungkidul, Korban Penipuan Jadi Sumber Penghidupan
Advertisement
Advertisement