Advertisement
Listrik 450 VA Dihapus Dinilai Tak Signifikan Serap Oversupply PLN

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA —Usulan penghapusan golongan subsidi listrik pelanggan 450 volt ampere (VA) tidak berdampak signifikan untuk penyerapan kelebihan pasokan listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Hal tersebut disempaikan Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan.
Meskipun demikian, Mamit menilai usulan itu dapat membawa angin segar bagi sentimen investasi hulu kelistrikan nasional.
Advertisement
PROMOTED: Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
“Tidak akan berpengaruh banyak ya, kita bisa hitung berapa sih jumlah pelanggan rumah tangga golongan ini, tidak terlalu besar lah, ketika ini ada peningkatan [daya] paling tidak konsumsi listrik per kapita ikut naik,” kata Mamit saat dihubungi, Selasa (13/9/2022).
Hanya saja, Mamit meminta, pemerintah bersama dengan Banggar DPR untuk tetap menjamin tarif listrik tidak ikut mengalami penyesuaian setelah golongan subsidi listrik pelanggan 450 VA jadi dihapus.
“Jangan subsidi ini sampai hilang ya karena kalau konsumsi meningkat secara otomatis subsidi akan mengalami peningkatan juga ya,” ujarnya.
Di sisi lain, dia mengatakan, usulan itu dapat menjadi momentum pemerintah untuk membenahi tata niaga listrik domestik seiring dengan potensi makin lebarnya kelebihan pasokan listrik PLN ke angka 7,5 gigawatt (GW) pada 2026 mendatang.
“Sebenarnya usulan ini bagus untuk sentimen investasi di hulu ketika oversupply berkurang kan EBT bisa berkembang,” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Banggar DPR Said Abdullah mengusulkan agar pemerintah menaikkan daya listrik rumah orang-orang miskin dan rentan miskin, dari 450 VA menjadi 900 VA. Argumentasinya, kenaikan daya cenderung akan mendorong konsumsi listrik rumah tangga—meskipun masyarakat miskin dan rentan miskin sebenarnya mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Dia menyebut bahwa mekanisme itu akan menaikkan permintaan (demand), sehingga oversupply listrik akan berkurang. Bahkan, dia pun mengusulkan agar pemerintah menaikkan daya rumah tangga 900 VA menjadi 1.200 VA, agar demand lebih tinggi lagi.
"Kalau dari 450 VA kita naikkan 900 VA kan gak perlu biaya, PLN tinggal datang ngotak-ngatik kotak meteran, diutak-atik dari 450 VA diubah ke 900 VA selesai, kenapa itu tidak ditempuh oleh pemerintah," kata Said.
Said pun mengaitkan sarannya itu dengan wacana pemberian kompor listrik gratis kepada masyarakat—isu yang sedang getol disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir. Dia bahkan menyebut bahwa peningkatan daya listrik dan pemberian kompor listrik dapat mempengaruhi 'kecanduan' Indonesia terhadap minyak.
"Umpamanya kalau dulu di zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, masyarakat kita menerima tabung LPG 3 kilogram gratis, kenapa pemerintah tidak mencoba untuk yang 450 VA kita naikkan 900 VA, kasihlah kompor listrik gratis masyarakat itu, kan tidak apa-apa juga. Katanya kita sepakat membantu yang miskin, yang rentan miskin, tetapi kebijakannya selalu salah," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
- DPR RI Apresiasi Kinerja dan Pencapaian LPS Tahun 2022
- Business Matching PaDi UMKM Catatkan Nilai Transaksi Lebih dari Rp30 Miliar
- JD.ID Tutup, Ini Sosok Pemiliknya
- JD.ID Berhenti Terima Pesanan Pelanggan Mulai 15 Februari 2023
- Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
Advertisement

Pemimpin Pesantren Waria Shinta Ratri Dimakamkan di Pemakaman Keluarga
Advertisement

Orang Jogja Wajib Tahu! Ini Arti 4 Prasasti yang Tertempel di Tugu Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Banyak Gerai Transmart Bertumbangan, Bagaimana Nasib Karyawan?
- Satu Dekade, BPJS Kesehatan Merevolusi Layanan Kesehatan di Indonesia
- Holland Bakery Viral di Medsos, Siapa Sosok Pemiliknya?
- Sri Mulyani: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terus Membaik
- Pemilu 2024 Jadi Tantangan Capai Target Jual Beli Saham
- Perjalanan JD.ID, di Indonesia Hanya Mampu Bertahan 8 Tahun
- Saham Pertamina Geothermal Ditawarkan untuk Umum, Harga Awal Rp820-Rp945 per Saham
Advertisement
Advertisement