Advertisement

Munas XI Perbarindo Kuatkan Kemitraan dengan UMKM

Media Digital
Kamis, 20 Oktober 2022 - 05:47 WIB
Budi Cahyana
Munas XI Perbarindo Kuatkan Kemitraan dengan UMKM Ketua Umum Perbarindo periode 2018-2022 Joko Suyanto saat kegitan Musyawarah Nasional (Munas) XI Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) 2022 yang digelar di The Alana Hotel & Convention Center, Jogja, Rabu (19/10/2022). - Istimewa

Advertisement

JOGJA—Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membuka Musyawarah Nasional (Munas) XI Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) 2022 di The Alana Hotel & Convention Center, Jogja, Rabu (19/10/2022).

Perbarindo, wadah bagi bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS), menggelar Munas XI Tahun 2020, UMKM Expo, dan Sarasehan Nasional dengan tema Penguatan Peran BPR - BPRS sebagai Mitra UMKM Menuju Pemulihan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional. Dalam kegiatan Munas XI, Perbarindo juga melakukan grand launching BPR E-Cash serta peluncuran empat buku sekaligus. Selain itu, ada penandatanganan perjanjian kerja sama Perbarindo dan Pefindo tentang IDCustom Score BPR.

Advertisement

Selain resmi membuka acara Munas XI Perbarindo, Airlangga Hartarto juga meluncurkan BPR E-Cash. Layanan BPR E-cash merupakan salah satu layanan berupa platform uang elektronik (server base) yang ditawarkan oleh PT Finnet Indonesia dan dapat digunakan oleh mitra perbankan, koperasi maupun komunitas yang ingin mengembangkan layanannya ke dalam transaksi non tunai (cashless).

Airlangga mengatakan industri perbankan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia di tengah ketidakpastian global. Intermediasi keuangan tetap tumbuh positif, seperti pertumbuhan kredit perbankan per Agustus 2022 sebesar 10,62% secara tahunan (year on year/y-o-y). 

Perbankan, katanya, diharapkan mendukung UMKM agar naik kelas melalui pembiayaan termasuk platform digital. Saat ini, porsi kredit UMKM masih di kisaran 18%. Presiden mengarahkan agar kredit UMKM naik menjadi 30% atau sekitar Rp1.800 triliun pada 2024. Oleh karena itu, pemerintah membutuhkan dukungan dari semu pihak.

“Mewakili Presiden, saya ingin menyampaikan aspirasi dan apresiasi sebesar-besarnya kepada PERBARINDO atas penyelenggaraan Musyawarah Nasional XI sebagai momen untuk meningkatkan kinerja dan memajukan BPR dan PRS di Indonesia," ujar Airlangga saat membuka Munas XI Perbarindo 2022.

Saat ini, lanjut Airlangga, dunia sedang menghadapi Kondisi yang tidak mudah. Tantangan terus datang yang menunjukkan bahwa dunia sangat dinamis dan rentan terhadap guncangan. Dia berharap hasil musyawarah ini bermanfaat bagi semua. Untuk mendukung pengembangan ekonomi digital dan inklusivitas keuangan, katanya, pemeritah mengapresiasi PERBARINDO yang meluncurkan layanan berbasis digital BPR E-Cash.

"Layanan ini sejalan dengan teknologi yang makin dinamis dan memudahkan masyarakat bertransaksi. Saya berharap BPR E-Cash dapat meningkatkan layanan BPR dan BPRS. Semoga BPR dan BPRS dapat meningkatkan daya saing ke depan," kata Airlangga.

Munas XI Perbarindo juga dihadiri oleh Plt. Deputi Komisioner Regional Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang Widjanarko, Anggota Komisi XI DPR Musthofa, dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X dalam sambutannya yang dibacakan Srie Nurkyatsiwi mengatakan dalam menghadapi tantangan transformasi digital, BPR dan BPRS menjadi salah satu kunci untuk memenangi persaingan digitalisasi perbankan dengan menurunkan biaya operasi dan meningkatkan pendapatan serta memudahkan layanan konsumen. 

Ke depan, harap Sultan, BPR dan BPRS harus lincah, adaptif, dan kontributif dalam memberikan akses keuangan. "Industri BPR dan BPRS harus memanfaatkan teknologi digital untuk kemudahan layanan. Saya berharap BPR dan BPRS dapat menunjukkan eksistensi dan komitmen sebagai bank yang fokus memberdayakan UMKM dan menjadi garda terdepam dalam melayani UMKM serta hadir di tengah masyarakt menuju kebangkitan ekonomi nasional," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Plt. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan 4, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang Widjanarko menyampaikan BPR dan BPRS memiliki peran besar dalam menaikkan kelas UMKM yang jumlahnya sangat banyak. Oleh karenanya, posisi strategis BPR dan BPRS perlu ditingkatkan fungsinya sehingga lebih banyak lagi membantu UMKM. "Kinerja industri BPR dan BPRS cukup baik terkait dengan permodalan, risiko kredit dan likuiditas yang terjaga dengan baik," ujarnya.

Bambang menegaskan, perekonomian global masih menghadapi berbagai tantangan. Pasalnya, kebijakan dam kondisi perekonomian global akan berdampak terhadap Indonesia. Keberdaaan BPR dan BPRS tidak dapat terlepas dari ekosistem dunia. Jika kondisi BPR bagus namun lingkungan sekitar tidak kondusif, maka hal itu bisa menjadi ancaman. 

"Ketika suku bunga naik, likuiditas pasar agak berkurang, maka likuidtas dijaga dengan baik, begitu gagal jaga likuiditas, masyarakat tidak percaya. Hal ini bisa merembet ke semua industri BPR dan BPRS. Industri perbakan ini unik," ujar Bambang.

Ketua Umum Perbarindo periode 2018-2022 Joko Suyanto mengatakan Munas XI PERBARINDO merupakan kegiatan pertama kalinya yang digelar oleh DPP dengan melibatkan seluruh anggota di seluruh Indonesia melalui pertemuan fisik/luring sejak pandemi Covid-19 tahun 2020. "Semoga semangat kita bersilaturahmi terus memperkuat dan menjaga semangat kebersamaan, gotong-royong, bahu-membahu dan menaikkan daya saing industri BPR dan BPRS," harapnya.

Dia mengatakan, Munas tersebut dihadiri seluruh anggota Perbarindo di Indonesia. Menurutnya, BPR dan BPRS berperan penting dalam mendampingi UMKM. “Bisa dikatakan BPR ini seperti denyut nadi untuk pendampingan, permodalan, dalam menjalankan bisnis selama ini," ujar Joko.

Dia menuturkan, idealnya terdapat empat fase yang harus dilalui BPR dan BPRS agar berkontribusi besar terhadap UMKM di Indonesia. Fase perama, inisiasi saat UMKM baru berdiri dan membutuh modal dari lembaga keuangan formal. Fase kedua, saat UMKM sedang berkembang dan belum mendapatkan pembiayaan dari perbankan umum, maka BPR dan BPRS memberikan pendampaingan dan modal usaha lebih besar dari fase pertama. 

Fase ketiga, ekspansi di mana UMKM sudah maju dan berkembang. Setelah melalui fase 1 dan 2, menyambungkan ke pasar regional dengan teknologi. Fase keempat, BPR Mendorong UMKM agar bisa mandiri, ekspor dan Go Global. "Kami menjadi garda terdepan dalam literasi, edukasi kepada masyarakat di Indonesia. Mungkin dari sisi kuantitatif masih kecil, tetapi kami sangat yakin multiplier effect sangat besar atas apa yang kami lakukan dalam membantu UMKM. Kami tidak pernah menyerah, kami selalu hadir untuk mendukung UMKM," ujarnya.

Menurut Joko, Munas XI Perbarindo menjadi momentum industri BPR dan BPRS untuk melakukan konsolidasi dalam menghadapi transisi pandemi menuju endemi sekaligus berbagai tantangan ke depan seperti ketidakpastian perekonomian global. "BPR dan BPRS berkomitmen untuk terus mendukung UMKM di Tanah Air. Kami berkomitmen untuk meningkatkan penyaluran dana ke UMKM, khususnya di wilayah pelosok dan perdesaan, sehingga dapat berkontribusi dalam pemulihan perekonomian nasional yang terus diupayakan oleh pemerintah,” tuturnya.

Joko mengingatkan tantangan ke depan terkait dengan ketidakpastian perekonomian global yang disebabkan berbagai hal seperti konflik Rusia-Ukraina, ancaman krisis energi dan tingginya harga minyak, perlu disikapi BPR dan BPRS dengan baik. Menurutnya, agar bisa bertahan dalam menghadapi tantangan tersebut, BPR dan BPRS harus dapat mendorong efisiensi dan memiliki daya saing. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tingkatkan Daya Saing, Pemkot Jogja Dorong Sertifikasi dan Legalitas Produk UMKM

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 11:17 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement