Advertisement
Begini Hasil Uji IMF Terkait Ketahanan Bank di Indonesia

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Stabilitas sistem keuangan di Indonesia yang mengacu kepada perbankan tetap terjaga dengan baik mengacu laporan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
BACA JUGA: Entaskan Kemiskinan, IMF Harapkan Bantuan Indonesia, Kok Bisa?
Advertisement
"Dalam rilis IMF The Global Bank Stress Test, dalam skenario ekonomi memburuk stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap dapat terjaga dengan baik. Hal ini didukung dengan buffer permodalan serta likuiditas perbankan Indonesia, mampu menyerap risiko yang muncul," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK pada Selasa (4/7/2023).
Sejalan dengan itu, pemulihan ekonomi dan kinerja korporasi di Indonesia juga turut terangkat. Berdasarkan assesmen dari OJK, jumlah korporasi dalam tekanan saat pandemi Covid-19 di beberapa sektor semakin menurun.
"OJK juga mendorong adanya transisi yang mulus dari era pandemi dan normalisasi secara bertahap agar tidak menimbulkan guncangan atau cliff effect," katanya.
Langkah-langkah normalisasi juga menurutnya dilakukan secara terukur agar tidak menimbulkan efek moral hazard. Perbankan dan perusahaan pembiayaan juga didorong untuk menyiapkan pencadangan yang memadai.
BACA JUGA: Waspada, Ini Bahaya Penipuan Soceng Menurut OJK
Menurut Mahendra, sektor jasa keuangan juga terjaga stabil di tengah divergensi perekonomian global. Divergensi yang dimaksud Mahendra adalah perbedaan langkah-langkah yang diambil berbagai otoritas di dunia terutama di negara besar terkait kondisi ekonomi masing-masing.
Ia mengatakan, The Fed menahan laju suku bunga acuannya seiring dengan meredanya inflasi. Lalu, di Eropa suku bunga acuan masih dalam tren kenaikan sejalan dengan inflasi yang persisten tinggi.
Di tengah divergensi itu, OJK menilai sektor jasa keuangan Indonesia tetap terjaga stabil dengan permodalan kuat dan intermediasi kembali meningkat.
"Di domestik, kinerja perekonomian nasional positif dan tekanan inflasi mereda kembali ke target 4 persen yoy [year-on-year]," tutur Mahendra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Antam, UBS dan Galeri24 Kompak Naik Hari Ini 2 September
- Asita dan Gipi DIY Berharap Aksi Demo Tidak Berdampak ke Sektor Wisata
- Penyaluran Beras SPHB Capai 303 Ribu Ton per 1 September
- Menteri Pertanian Tegaskan Tidak Ada Kelangkaan Beras
- Ini Target Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Menurut BI
- Selama Agustus 2025, Jutaan Orang Gunakan Kereta Api
- Dana Koperasi Desa Merah Putih Rp16 Triliun, Ini Asal Anggarannya
Advertisement
Advertisement