Advertisement

Kereta Cepat Lewat Jogja, Pakar Transportasi: Jadi Angin Segar Perekonomian DIY

Anisatul Umah
Kamis, 06 Juli 2023 - 16:27 WIB
Maya Herawati
Kereta Cepat Lewat Jogja, Pakar Transportasi: Jadi Angin Segar Perekonomian DIY Kereta Cepat - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA— Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian berencana memperpanjang jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) hingga Surabaya melewati Jogja. Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM berpandangan rencana ini menjadi angin segar bagi sektor transportasi dan ekonomi khususnya di DIY.

Kepala Pustral UGM, Ikaputra menyampaikan kereta api (KA) merupakan moda transportasi publik yang paling ramah lingkungan, terlepas dari kereta cepat, regional, commuter, dan perkotaan. Selain lebih aman, KA juga bisa mengangkut lebih banyak penumpang.

"Secara prinsip koneksi antar wilayah akan memberikan dampak ke sektor mana saja, termasuk ekonomi. Infrastruktur dan konektivitas akan berdampak ke ekonomi yang lebih baik. Kalau bagi saya begitu [rencana ini kabar baik]," ucapnya, Kamis (6/7/2023).

Menurutnya pembangunan jalan tol sudah terbukti dari sisi konektivitas, namun dari sisi gas emisi lebih bagus KA. Sehingga moda transportasi KA harus dibangun lebih banyak lagi. "Kalau transportasi jalan tol didukung transportasi publik bus juga bagus tapi masih kalah dengan kereta api."

Kelebihan lain dari kereta cepat adalah peruntukannya yang ada di tengah kota, sehingga aksesnya lebih mudah. Sementara bandara berada di pinggir kota.

"Dalam konteks harus ke bandara, nunggu dan lainnya, akhirnya sama [menghabiskan waktunya]. Lebih milih kereta karena di tengah kota," katanya.

BACA JUGA: Ini Link Download Threads, Pengikut di Instagram Daftar Langsung Terkoneksi

Peneliti Pustral UGM sekaligus Waketum MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia) untuk Teknologi dan Energi, Arif Wismadi menyampaikan kebutuhan mobilitas di Pulau Jawa masih terkendala pada waktu tempuh lebih dari 2,5 jam untuk 100 km. Jalan tol yang sudah tergelar saat ini juga belum mampu memperpendek waktu tempuh di bawah 1,5 jam.

Moda transportasi udara juga tidak menjanjikan ketika interkoneksi dengan bandara yang berada di luar kota terbatasi dengan kemacetan jalan darat. Serta proses boarding penerbangan yang memakan waktu dan keamanan.

"Moda berbasis rel dipandang dapat memberikan opsi yang menjanjikan, karena rel menembus pusat-pusat perkotaan. Namun demikian, meski saat ini ketepatan waktu bisa diandalkan, total waktu tempuh belum bisa mengalahkan moda udara," katanya.

Gagasan untuk menyediakan KA cepat dihadapkan pada keterbatasan fiskal untuk infrastruktur baru. Sedangkan pilihan kereta semi cepat terkendala dengan kapasitas infrastruktur lama. Untuk menjawab isu tersebut, perlu dicermati opsi teknis yang paling layak pada kondisi aset saat ini.

"Di atas semua pilihan teknis, terdapat tujuan pokok yaitu mobilitas cepat dengan waktu tempuh kurang dari 1 jam untuk 350 km. Saat jalan darat dan moda udara tidak bisa diandalkan, maka pilihan satu-satunya adalah moda berbasis rel," katanya.

Jika KA cepat atau semi cepat benar-benar dilaksanakan, dan salah satu stasiun utamanya adalah Jogjakarta, maka akan ada manfaat bagi pengembangan ekonomi. Khususnya sektor pariwisata.

Pengalaman pasca beroperasinya Tol Jawa yang tidak terhubung langsung dengan Jogjakarta menunjukkan tren turunnya kunjungan ke Jogjakarta pada saat musim libur panjang Lebaran.

"Salah satu faktornya adalah dulu Jogjakarta adalah titik lintasan mudik, menjadi terlewati karena banyak pemudik yang memilih tol dan tidak harus melalui Jogja, mengunjungi atau sekedar istirahat di Jogja," katanya.

Sedangkan terkait rencana perpanjangan jalur KA cepat yang melewati DIY  PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) 6 Yogyakarta mengaku belum diajak koordinasi. Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Franoto Wibowo mengatakan rencana ini masih di ranah pemerintah pusat. "Belum, masih di ranah pemerintah pusat Kementerian Perhubungan [Kemenhub]," ujarnya.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Beli Tiket KA Bandara YIA-Stasiun Tugu Jogja, Cek Caranya di Sini

Jogja
| Jum'at, 29 September 2023, 01:27 WIB

Advertisement

alt

Di Coober Pedy, Penduduk Tinggal dan Beribadah di Bawah Tanah

Wisata
| Kamis, 28 September 2023, 20:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement