Advertisement
Kereta Cepat Lewat Jogja, Pakar Transportasi: Jadi Angin Segar Perekonomian DIY
Kereta Cepat - Ilustrasi - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian berencana memperpanjang jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) hingga Surabaya melewati Jogja. Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM berpandangan rencana ini menjadi angin segar bagi sektor transportasi dan ekonomi khususnya di DIY.
Kepala Pustral UGM, Ikaputra menyampaikan kereta api (KA) merupakan moda transportasi publik yang paling ramah lingkungan, terlepas dari kereta cepat, regional, commuter, dan perkotaan. Selain lebih aman, KA juga bisa mengangkut lebih banyak penumpang.
"Secara prinsip koneksi antar wilayah akan memberikan dampak ke sektor mana saja, termasuk ekonomi. Infrastruktur dan konektivitas akan berdampak ke ekonomi yang lebih baik. Kalau bagi saya begitu [rencana ini kabar baik]," ucapnya, Kamis (6/7/2023).
Menurutnya pembangunan jalan tol sudah terbukti dari sisi konektivitas, namun dari sisi gas emisi lebih bagus KA. Sehingga moda transportasi KA harus dibangun lebih banyak lagi. "Kalau transportasi jalan tol didukung transportasi publik bus juga bagus tapi masih kalah dengan kereta api."
Kelebihan lain dari kereta cepat adalah peruntukannya yang ada di tengah kota, sehingga aksesnya lebih mudah. Sementara bandara berada di pinggir kota.
"Dalam konteks harus ke bandara, nunggu dan lainnya, akhirnya sama [menghabiskan waktunya]. Lebih milih kereta karena di tengah kota," katanya.
BACA JUGA: Ini Link Download Threads, Pengikut di Instagram Daftar Langsung Terkoneksi
Peneliti Pustral UGM sekaligus Waketum MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia) untuk Teknologi dan Energi, Arif Wismadi menyampaikan kebutuhan mobilitas di Pulau Jawa masih terkendala pada waktu tempuh lebih dari 2,5 jam untuk 100 km. Jalan tol yang sudah tergelar saat ini juga belum mampu memperpendek waktu tempuh di bawah 1,5 jam.
Moda transportasi udara juga tidak menjanjikan ketika interkoneksi dengan bandara yang berada di luar kota terbatasi dengan kemacetan jalan darat. Serta proses boarding penerbangan yang memakan waktu dan keamanan.
"Moda berbasis rel dipandang dapat memberikan opsi yang menjanjikan, karena rel menembus pusat-pusat perkotaan. Namun demikian, meski saat ini ketepatan waktu bisa diandalkan, total waktu tempuh belum bisa mengalahkan moda udara," katanya.
Gagasan untuk menyediakan KA cepat dihadapkan pada keterbatasan fiskal untuk infrastruktur baru. Sedangkan pilihan kereta semi cepat terkendala dengan kapasitas infrastruktur lama. Untuk menjawab isu tersebut, perlu dicermati opsi teknis yang paling layak pada kondisi aset saat ini.
"Di atas semua pilihan teknis, terdapat tujuan pokok yaitu mobilitas cepat dengan waktu tempuh kurang dari 1 jam untuk 350 km. Saat jalan darat dan moda udara tidak bisa diandalkan, maka pilihan satu-satunya adalah moda berbasis rel," katanya.
Jika KA cepat atau semi cepat benar-benar dilaksanakan, dan salah satu stasiun utamanya adalah Jogjakarta, maka akan ada manfaat bagi pengembangan ekonomi. Khususnya sektor pariwisata.
Pengalaman pasca beroperasinya Tol Jawa yang tidak terhubung langsung dengan Jogjakarta menunjukkan tren turunnya kunjungan ke Jogjakarta pada saat musim libur panjang Lebaran.
"Salah satu faktornya adalah dulu Jogjakarta adalah titik lintasan mudik, menjadi terlewati karena banyak pemudik yang memilih tol dan tidak harus melalui Jogja, mengunjungi atau sekedar istirahat di Jogja," katanya.
Sedangkan terkait rencana perpanjangan jalur KA cepat yang melewati DIY PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) 6 Yogyakarta mengaku belum diajak koordinasi. Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Franoto Wibowo mengatakan rencana ini masih di ranah pemerintah pusat. "Belum, masih di ranah pemerintah pusat Kementerian Perhubungan [Kemenhub]," ujarnya.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penjualan Tiket Kereta Api Jarak Jauh Melonjak hingga Jutaan Kursi
- Pendapatan Box Office Disney 2025 Tembus Rp100 Triliun
- Harga Pangan Nasional di Hari Natal: Cabai hingga Telur
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
- Harga Emas Antam Naik Rp11.000, Kini Rp2.502.000 per Gram
Advertisement
Libur Nataru 2025, Dishub Bantul Pastikan Angkutan Wisata Laik Jalan
Advertisement
Menikmati Senja Tenang di Pantai Kerandangan Senggigi Lombok Barat
Advertisement
Berita Populer
- Bulog Pastikan Harga Beras Stabil Jelang Natal dan Tahun Baru
- Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi: DKI Tertinggi, Jabar Terendah
- KAI Daop 6 Catat Pergerakan Penumpang Tinggi pada Libur Nataru
- China Desak AS Berlaku Adil dalam Kesepakatan Penjualan TikTok
- Pemerintah Siapkan Pendanaan Film Terintegrasi
- Pendapatan Box Office Disney 2025 Tembus Rp100 Triliun
- Penjualan Tiket Kereta Api Jarak Jauh Melonjak hingga Jutaan Kursi
Advertisement
Advertisement



