BPS DIY Catat Ekspor Turun dan Impor Naik di Juli 2023
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat ekspor Juli 2023 secara bulanan atau month to month (mtm) turun 9,22% dari posisi Juni 2023 sebesar 41,2 juta dolar menjadi 37,4 juta dolar. Sementara secara tahunan atau year on year (yoy) penurunannya cukup dalam 20,93% dari posisi Juli 2022 47,3 juta dolar.
Statistisi Ahli Utama BPS DIY, Sentot Bangun Widoyono mengatakan penurunan secara tahunan disumbang oleh penurunan industri pengolahan sebesar 20,85% dan produk hasil pertanian 33,33%. Ekspor DIY pada Juli 2023 didominasi oleh barang-barang hasil industri pengolahan dengan persentase sebesar 99,47%.
"Ekspor DIY pada Juli 2023 dibandingkan dengan Juni 2023 mengalami penurunan sebesar 9,49% untuk kelompok industri pengolahan, sehingga secara total 9,22%, yaitu dengan nilai 37,4 juta dolar," paparnya, Jumat (1/9/2023).
Pangsa ekspor DIY paling tinggi adalah ke Amerika Serikat (AS) sebesar 15,7 juta dolar dengan persentase 41,98%. Disusul Jerman 3 juta dolar dengan persentase 8,02%, Jepang 2,9 juta dolar dengan persentase 7,75%, dan lainnya.
"Negara lain yang cukup berperan dalam ekspor kita adalah Asia Timur, Jepang, Korea Selatan, didukung oleh beberapa negara Uni Eropa dan ASEAN," jelasnya.
Dilihat dari komoditas, ekspor paling tinggi berasal dari pakaian jadi bukan rajutan mencapai 13 juta dolar dengan persentase 34,76%. Kemudian perabot, penerangan rumah 4,9 juta dolar dengan persentase 13,10%, disusul barang-barang dari kulit 4,8 juta dolar atau 12,83%.
Sementara itu untuk impor Juli 2023 secara bulanan mengalami kenaikan 10,84% mencapai 9,2 juta dolar dari Juni 2023 sebesar 8,3 juta dolar. Sementara dibandingkan Juli 2022 atau secara tahunan turun 2,13% dari posisi 9,4 juta dolar.
Negara pemasok impor paling besar dari Tiongkok dengan nilai 4,3 juta dolar atau 46,74%, Hongkong 2,2 juta dolar atau 23,91%, dan Korea Selatan 0,8 juta dolar atau 8,70%. "Secara kumulatif impor dari Tiongkok 26,9 juta dolar atau 36,95% [Januari-Juli 2023)," paparnya.
Komoditas impor paling tinggi adalah kain rajutan 2 juta dolar atau 21,74%, filamen buatan 1 juta dolar atau 10,87%, kain tenunan khusus 1 juta dolar atau 10,87%, dan lainnya.
Pemda DIY Cari Alternatif Negara Tujuan Ekspor
Asisten Sekretaris Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana mengatakan penurunan dan kenaikan ekspor dan impor adalah dinamika bulanan, sehingga tidak mencerminkan situasi sebenarnya. Menurutnya hal yang perlu dilihat adalah tren dari ekspor impor. Dia yakin 2023 ini akan ada kenaikan meski tidak signifikan.
Tri mengatakan ekspor DIY banyak dari industri kraft, fashion, dan lainnya. Di mana pangsa pasar paling besar adalah AS dan Eropa. Negara besar ini tetap menjadi pasar ekspor DIY. Namun DIY juga mencoba menjadi alternatif negara-negara tujuan ekspor lainnya.
"EropA, AS ini masih tetap jadi pasar tradisional kami, tapi pasar-pasar alternatif termasuk negara tetangga Jepang kemudian kawasan ASEAN ini daya belinya akhir-akhir ini meningkat juga. Gak kalah dengan AS dan Eropa juga kami coba, hanya saja desain harus beda signifikan dari produk setempat," ucapnya, Sabtu (2/9/2023).
Menurutnya ketegangan Rusia-Ukraina memang memberikan dampak pada kegiatan ekspor impor. Sehingga beberapa komoditas ekspor nya tidak sebaik sebelum ada krisis.
"Ukraina dan sebagainya memang ngefek, seperti harga terigu dan lainnya kan naik. Kemudian beberapa ekspedisi ekspor juga untuk shippingnya kan harga naik ini yang sebabkan beberapa komoditas gak sebaik sebelum krisis di Rusia."
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Program Makan Bergizi Gratis, Kementan Mengejar Pasokan 2 Juta Ekor Sapi Hidup
- Industri Tekstil Dalam Negeri Bermasalah, Kemendag dan Kemenperin Agendakan Pembahasan
- Bergabung dengan BRICS, Indonesia Disebut Bisa Mempercepat Perjanjian Bilateral
- Peran Penting PAFI Papua Tengah Meningkatkan Akses Obat dan Layanan Kesehatan di Daerah Terpencil
- Pedagang Banyak yang Menolak Uang Tunai, Rupiah Seolah-olah Kehilangan Nilai
Advertisement
Prakiraan Cuaca Jogja dan Sekitarnya Jumat 1 November 2024: DIY Hujan Ringan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini, 31 Oktober 2024: Cabai dan Daging Sapi Turun
- Okupansi Hotel DIY Oktober 2024 Capai 60% Persen
- Indosat Mencatat Jawa Tengah dan DIY Jadi Basis Pelanggan Terbesar Kedua di Indonesia
- Pelari 26 Negara Ikuti BTS100 Ultra Tahun Ini, EIGER Beri Dukungan Penuh
- Sritex Pailit, API DIY: Industri Tekstil Wajib Upgrading dan Bikin Inovasi
- Erick Thohir Dorong Pembentukan PMO Untuk Menangani Persoalan Harga Tiket Pesawat
- Program Makan Bergizi Gratis, Kementan Mengejar Pasokan 2 Juta Ekor Sapi Hidup
Advertisement
Advertisement