Advertisement
DIY Alami Inflasi 0,23 Persen pada Juni 2025, Dipicu Kenaikan Harga Cabai Rawit dan Tomat

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat pada Juni 2025 DIY mengalami inflasi 0,23% secara bulanan (month-to-month/mtm). Sementara secara tahunan (year-on-year/yoy) terjadi inflasi 2,52% dan secara tahun kalender (year-to-date/ytd) inflasi 1,79%.
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan ini menjadi inflasi ketiga sepanjang 2025. Berdasarkan kelompok pengeluaran inflasi Juni 2025 disumbang dari kelompok makanan minuman, dan tembakau 0,62% dengan andil 0,17%. Kedua adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami inflasi 0,24% dan berikan andil 0,02%.
Advertisement
Dia menjelaskan komoditas utama pendorong inflasi secara bulanan adalah cabai rawit dan tomat masing-masing andilnya 0,04%. Kemudian kacang panjang dan angkutan udara masing-masing andilnya 0,03%. Disusul bawang merah, buncis, dan daging ayam ras masing-masing memberikan andil 0,02%. Lalu kelapa, telur ayam ras, dan terong masing-masing 0,01%.
"Merupakan inflasi ketiga selama tahun 2025. Sehingga selama 2025 dalam 6 bulan terakhir 3 kali deflasi dan 3 kali inflasi," ucapnya dalam konferensi pers, Selasa (1/7/2025).
Herum menyampaikan untuk komoditas penghambat inflasi Juni 2025 di antaranya bawang putih dengan andil 0,03%. Kedua adalah bensin dengan andil pada deflasi sebesar 0,02%. Kemudian wortel, nangka muda, ikan bandeng, bayam, jeruk, cabai merah, dan ikan tuna masing-masing andilnya pada deflasi 0,01%.
Lebih lanjut dia mengatakan komoditas penyumbang inflasi DIY selama 2025 dari Januari-Juni 2025 berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Frekuensinya lebih sering sebagai komoditas utama penyumbang inflasi. Menurutnya komoditas emas perhiasan, kelapa menjadi komoditas utama penyumbang inflasi. Diikuti cabai rawit, bawang merah, dan buncis.
BACA JUGA: Inflasi Juni 2025 Capai 0,19 Persen, Harga Beras hingga Cabai Jadi Biang Kerok
Dia mengatakan emas perhiasan dan kelapa selama 6 bulan selalu mengalami perubahan harga dan mendorong inflasi. Sementara cabai rawit menyumbang inflasi 4 kali, bawang merah dan buncis 3 kali. Kacang panjang, tomat, tempe, dan seterusnya mengalami 2 kali. Sigaret kretek tangan, sigaret kretek mesin, bahan bakar rumah tangga, cabai hijau dan cabai merah 1 kali sumbang inflasi di diy.
"Kabupaten Gunungkidul Juni mtm inflasi 0,19% yoy 2,66%, Kota Jogja secara mtm inflasi lebih tinggi 0,28% dan yoy 2,35% dan gabungan DIY mtm inflasi 0,23% dan yoy 2,52%," tuturnya.
Inflasi DIY Secara Tahunan
Inflasi secara tahunan DIY pada Juni 2025 mencapai 2,52%, lebih tinggi dari posisi tahun lalu 2,35%. Herum menjelaskan, berdasarkan kelompok pengeluaran secara kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi kelompok pertama penyumbang inflasi. Mengalami inflasi 3,46% dan berikan andil inflasi 0,98%. Kedua kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami inflasi 11,65% berikan andil 0,72%.
Sebaliknya kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi 0,08% dan berikan andil deflasi 0,01%.
Ia menyebut komoditas utama pendorong inflasi yoy adalah emas perhiasan berikan andil 0,59%, beras andil 0,22%, kopi bubuk andil 0,20%, kelapa andil 0,15%, sigaret kretek mesin andil 0,09%. Lalu kontrak rumah, bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, dan sigaret kretek tangan masing-masing berikan andil inflasi 0,07% dan sepeda motor andil 0,05%.
Sebaliknya komoditas penghambat inflasi secara yoy adalah daging ayam ras berikan andil deflasi 0,11%, cabai merah andil 0,09%, bensin andil deflasi 0,07%, kol putih andil deflasi 0,04%. Daun bawang dan bawang merah masing-masing andil deflasi 0,03%.
"Bawang putih dan wortel masing-masing andil deflasi 0,02%, nangka muda dan jagung manis masing-masing andil deflasi 0,01%," ungkapnya.
Inflasi Nasional
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan pada Juni 2025 terjadi inflasi sebesar 0,19% secara bulanan, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei 2025 menjadi 108,27 pada Juni 2025. Secara yoy terjadi inflasi sebesar 1,87% dan secara ytd inflasi 1,38%.
Ia mengatakan kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah kelompok makanan minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,46% dan berikan andil inflasi sebesar 0,13%. Komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini adalah beras, yang memberikan andil inflasi sebesar 0,04%.
Komoditas lain yang memberikan andil inflasi adalah tarif angkutan udara dengan andil inflasi 0,04%. "Kemudian cabai rawit dengan andil inflasi 0,03%, bawang merah, tomat, dan emas perhiasan andilnya masing-masing 0,02%," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Apindo DIY Dukung Penarikan Pajak E-commerce, Beri Usulan Insentif Gratis Ongkir
- Mendag Budi Santoso Ungkap Alasan Cabut 4 Regulasi: Pelaku Usaha Sering Menunggu Lama Izin dari Pemda
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Ekonom UGM Dukung Pajak E-commerce, Ciptakan Keadilan Pengusaha Daring dan Luring
- Libur Panjang Tahun Baru Islam, PHRI DIY Sebut Hotel Ramai hingga 4 Hari
- TikTok Akan Dibeli Orang Kaya di AS, Begini Respons Pemerintah China
- Kelola Sampah Sepenuh Hati, Bisnis Hotel Semakin Berseri
Advertisement
Advertisement