Advertisement
Punya Banyak Utang, Bisnis Kodak Terancam Setelah Eksis 130 Tahun

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Setelah eksis selama lebih dari 130 tahun, Eastman Kodak Co. mengungkapkan kondisi bisnis mereka yang mengkhawatirkan.
Seperti dikutip Bisnis.com, jaringan Harianjogja.com, dari AP News, Sabtu (16/8/2025), dalam dokumen resmi yang diajukan ke regulator, Kodak mengungkapkan adanya utang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan.
Advertisement
Perusahaan juga mengakui belum memiliki pendanaan yang pasti maupun likuiditas yang cukup untuk melunasi kewajiban tersebut sesuai ketentuan saat ini. Kondisi ini menimbulkan keraguan besar terhadap kemampuan Kodak melanjutkan usaha sebagai going concern.
Perusahaan yang berbasis di Rochester, New York, itu melaporkan kas dan setara kas sebesar US$155 juta atau sekitar Rp2,51 triliun per 30 Juni 2025. Dari jumlah tersebut, sekitar US$70 juta atau Rp1,13 triliun berada di Amerika Serikat.
Kinerja keuangan Kodak pun merosot. Perusahaan mencatat kerugian US$26 juta (Rp420,84 miliar) pada kuartal II/2025, berbanding terbalik dengan laba pada periode sama tahun lalu. Pendapatan juga turun 1,5% menjadi US$263 juta (Rp4,26 triliun).
BACA JUGA: Dana MBG Tenyata Diambil dari 44,2 Persen Anggaran Pendidikan
Meski demikian, Kodak menegaskan pencantuman bahasa going concern dalam laporan regulator bersifat pengungkapan wajib semata. Perusahaan optimistis tetap mampu memenuhi kewajiban utang yang jatuh tempo dalam waktu dekat.
“Kodak yakin mampu melunasi sebagian besar pinjaman sebelum jatuh tempo, serta melakukan amandemen, perpanjangan, atau refinancing terhadap sisa utang dan/atau kewajiban saham preferen,” tulis manajemen.
Sebagai bagian dari restrukturisasi, tahun lalu Kodak menghentikan program pensiun guna mempercepat pembayaran utang. Kepala Keuangan Kodak, David Bullwinkle, mengatakan perusahaan akan mengetahui kepastian pemenuhan kewajiban kepada seluruh peserta pensiun pada akhir pekan ini, dengan target reversion rampung pada Desember 2025.
Didirikan pada 1888, Kodak pernah menjadi ikon dunia fotografi berkat inovasi seperti film gulung (roll film) dan fotografi berwarna.
Istilah Kodak moment bahkan sempat menjadi idiom untuk momen berharga. Namun, kehadiran kamera digital dan ponsel pintar membuat bisnis utama perusahaan merosot tajam hingga akhirnya mengajukan pailit pada 2012.
Kini, Kodak berfokus pada bisnis pencetakan komersial, kemasan, lisensi hak kekayaan intelektual (HKI) untuk produsen kamera dan printer, serta pasokan produk untuk industri dan pencitraan kesehatan.
Di sisi pasar, sentimen investor ritel terhadap saham Kodak di platform Stocktwits tercatat netral. Sepanjang tahun berjalan, harga saham KODK naik 3,2%, tertinggal dibandingkan kenaikan indeks acuan S&P 500 (SPX) yang mencapai 8,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen, Indonesia Butuh Rp7,45 Kuadriliun
- Jelang HUT Kemerdekaan RI, Harga Emas Hari Ini Kompak Turun
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2026 Ditargetkan Minimal 5,4 Persen
- Saat Prabowo Pidato IHSG Sempat Sentuh 8.000, Lalu Tergelincir ke Zona Merah
- Periode Januari-Juli 2025, KAI Angkut 60 Ribu Ton Avtur ke Bandara YIA Kulonprogo
Advertisement

Warga Suruhan Melukis Pot Bunga Simbol Mencintai Lingkungan
Advertisement

Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Semarak Merah Putih Berkibar di Candi Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko
Advertisement
Berita Populer
- Cek Harga Pangan Jelang HUT Kemerdekaan RI ke 80 Hari Ini
- Jelang HUT Kemerdekaan RI, Harga Emas Hari Ini Kompak Turun
- Begini Upaya Disnakertrans Menekan Pengangguran di DIY
- UMKM Pangan Bakal Punya Akses ke Ritel Modern
- 10 KA Jarak Jauh Berhenti Luar Biasa di Stasiun Jatinegara saat Pesta Rakyat HUT ke-80
- Heboh Kabar Investor Israel Masuk ke Bali, Ini Kata Imigrasi
- Daftar Kementerian dan Lembaga Penyedot Anggaran Terbesar 2026
Advertisement
Advertisement