Advertisement
HBKN Berpotensi Dongkrak Ekonomi DIY di Triwulan I 2024
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Puasa dan Idul Fitri 2024 diperkirakan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan I 2024. Meski demikian, dampak HBKN lebih signifikan dirasakan pada triwulan II 2024, sebab perayaannya jatuh di April 2024.
Ekonom Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y. Sri Susilo memproyeksikan capaian di triwulan I 2024 akan di atas triwulan IV 2023 lalu. Dua pekan awal puasa masuk di triwulan I 2024, sedikit banyak berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.
"Triwulan I ini nanti angkanya tidak jauh beda dengan triwulan IV 2023 qtq gak jauh beda, tapi dugaan saya bisa sedikit lebih tinggi," ucapnya, Selasa (12/03/2024).
BACA JUGA : Pertumbuhan Ekonomi Jepang 0,4 Persen dan Kini Lolos dari Resesi
Advertisement
Dia menjelaskan dampak dari puncak lebaran akan lebih dirasakan pada H-7 hingga H+7, di mana demand masyarakat pada berbagai kebutuhan meningkat. Sehingga dampak signifikan HBKN baru terasa di triwulan II 2024.
"Ini agak di tengah kalau bicara ramadan sampai lebaran. Hari ini sampai Maret masuk triwulan I, sisanya masuk triwulan II, jadi ya terus terang yang lebih nendang di triwulan II," jelasnya.
Di sisi lain libur mahasiswa dan low season pariwisata di awal tahun menjadi faktor yang menahan laju perekonomian DIY di awal tahun. Namun diharapkan bisa tertutup dengan adanya beberapa libur long weekend dan awal puasa bulan ini.
"Memang harus diakui, nanti juga ada yang bisa menggembosi dalam tanpa petik kemarin kan sekitar Januari sampai pertengahan Februari libur mahasiswa, kemudian juga Januari Februari ini agak low season untuk pariwisata biasanya," paparnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Ibrahim mengatakan pada triwulan IV 2023 kemarin ekonomi DIY tumbuh 4,86% secara tahunan atau (year-on-year/yoy), sementara secara keseluruhan tahun tumbuh 5,07% lebih tinggi dibandingkan nasional 5,05% dan Jawa 4,96%.
Kemudian ekonomi di awal 2024 akan terdorong oleh momen HBKN, dilanjutkan dengan musim liburan dan musim sekolah pada Mei dan Juni 2024. Sehingga akan banyak aktivitas pariwisata dan pendidikan.
"Pada prinsipnya momentum HBKN yang kemudian bersambung pada hari libur dan hari sekolah ini jadi momentum yang baik pada perekonomian DIY," ungkapnya.
Menyambut moment tersebut menurutnya perlu dilakukan antisipasi untuk memastikan pemenuhan pasokan, artinya saat terjadi peningkatan stok ada. Sehingga stabilitas harga tetap terjamin.
BACA JUGA : Bantul Siap Olah Sampah Mandiri Jadi Sumber Daya Ekonomi Bernilai Tinggi
"Kalau dari pasokan menurun, apa gagal panen harus diperhatikan dan diwaspadai. Karena di tengah kenaikan permintaan ada gagal panen misalnya, maka ada potensi kenaikan harga. Jadi assesment-assesment seperti ini yang kami lihat," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Biaya Pembangunan IKN Mencapai Rp72,1 Triliun dari APBN
- UMKM DIY Bisa Manfaatkan Securities Crowdfunding Sebagai Alternatif Pendanaan Selain Perbankan
- Kadin DIY Optimis Ekonomi Masih Stabil di Tengah Pelemahan Rupiah
- Digitalisasi Keuangan Daerah, BPD DIY Dukung Penuh Pemkot Jogja
- Journalist Competition Astra Motor Yogyakarta Kembali Digelar
- Tok TikTok Dilarang di AS! CEO Shou Zi Chew Bakal melawan UU Pelarangan
- Pertegas Brand Identity, GAIA Cosmo Kembali Luncurkan Seragam Baru
Advertisement
Advertisement