Advertisement
4 Multifinance dan 6 Fintech P2P Lending Belum Penuhi Aturan Modal Rp100 Miliar

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap ada empat perusahaan pembiayaan atau multifinance yang belum memenuhi aturan ekuitas atau aturan modal Rp100 miliar per Maret 2024. Angka tersebut turun dibandingkan pada posisi sebelumnya, di mana ada lima perusahaan multifinance yang belum memenuhi ketentuan modal tersebut.
“Pada posisi bulan Maret 2024, terdapat 4 PP [perusahaan pembiayaan dari 147 PP yang belum memenuhi ketentuan kewajiban ekuitas minimum,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan April 2024, Senin (13/5/2024).
Advertisement
Agusman menambahkan untuk penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending masih terdapat enam dari 101 penyelenggara yang belum memenuhi kewajiban ekuitas minimal Rp2,5 miliar. Angka tersebut juga turun dibandingkan posisi sebelumnya di mana ada delapan penyelenggara yang belum memenuhi ketentuan modal.
Agusman mengatakan pihaknya terus melakukan langkah-langkah yang diperlukan terkait progress action plan upaya pemenuhan kewajiban ekuitas minimum dimaksud berupa injeksi modal dari pemegang saham, maupun dari strategic investor yang kredibel.
Tidak hanya itu, Agusman mengatakan regulator juga tidak segan-segan melakukan pengembalian izin usaha. Dalam rangka menegakkan kepatuhan dan integritas industri sektor PVML, dia mengatakan OJK telah mengenakan sanksi administratif kepada 10 perusahaan pembiayaan, satu perusahaan modal bentura, dan 69 penyelenggara P2P lending atas pelanggaran yang dilakukan terhadap Peraturan OJK (POJK) yang berlaku, maupun hasil pengawasan dan/atau tindak lanjut pemeriksaan selama April 2024.
Pengenaan sanksi administratif terdiri dari 123 sanksi denda, 51 sanksi peringatan tertulis. OJK berharap, upaya penegakkan kepatuhan dan pengenaan sanksi tersebut dapat mendorong pelaku industri sektor PVML untuk meningkatkan aspek tata kelola yang baik, kehati-hatian dan pemenuhan terhadap ketentuan yang berlaku. "Sehingga pada akhirnya dapat berkinerja lebih baik dan berkontribusi secara optimal,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
Advertisement

Pemkab Bantul Gelar Gerakan Pangan Murah Antisipasi Kenaikan Harga Pokok
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungan Wisman ke Jogja Tetap Positif Meski Sempat Ada Pembatalan
- Januari-Agustus 2025, Stasiun Lempuyangan Berangkatkan 1,8 Juta Penumpang
- Harga Emas Antam 16 September 2025 Naik, Rp2.181.000 per Gram
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Trump Turunkan Tarif Mobil dari Jepang 15 Persen per Hari Ini
- Harga Emas Diramal Tembus 4.000 Dolar AS Troy Ounce pada 2026
- Pasar Panel Surya RI Dikuasai Produk Murah China
Advertisement
Advertisement