Advertisement

Promo November

Inflasi DIY Agustus 2024 Capai 0,05%, Harga Kopi Bubuk Jadi Salah Satu Pemicunya

Anisatul Umah
Senin, 02 September 2024 - 17:17 WIB
Arief Junianto
Inflasi DIY Agustus 2024 Capai 0,05%, Harga Kopi Bubuk Jadi Salah Satu Pemicunya Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati. - Harian Jogja/Anisatul Umah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat pada Agustus 2024 DIY mengalami inflasi 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). Sementara secara tahunan (year-on-year/yoy) terjadi inflasi 2,33%, dan secara tahun kalender (year-to-date/ytd) terjadi inflasi sebesar 0,58%.

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan ini menjadi inflasi keempat sepanjang 2024. Inflasi Agustus 2024 jika dilihat berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi disumbang oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,33% dan memberikan andil 0,08%. Kedua kelompok transportasi yang mengalami inflasi 0,48% dengan andil 0,06%. Sementara kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi 0,56% dengan andil 0,15%.

Advertisement

"Inflasi Agustus 2024 tercatat secara mtm 0,05 persen, gabungan dari Kota Jogja dan Gunungkidul," ucapnya dalam rilis inflasi di Kantor BPS DIY, Senin (2/9/2024).

Dia menjelaskan lima komoditas paling dominan mendorong inflasi Agustus 2024 secara bulanan adalah beras dengan andil 0,04%, kemudian bensin 0,04%, emas perhiasan 0,03%, cabai rawit 0,02%, dan kopi bubuk sebesar 0,02%.

Menurutnya ini baru kali pertama kopi bubuk masuk ke dalam lima besar komoditas penyumbang inflasi DIY meski kenaikan harga kopi bubuk sudah terjadi sejak April 2024. Herum mengatakan harga dunia untuk kopi bubuk juga mengalami kenaikan.

"Jadi kopi bubuk ini baru bulan Agustus masuk kelima kelompok inflasi di DIY," kata Herum.

Sementara itu, lima komoditas penghambat inflasi Agustus 2024 secara bulanan pertama adalah bawang merah dengan andil 0,05%, disusul daging ayam ras 0,04%, telur ayam ras 0,03%, tomat 0,03%, dan jeruk 0,01%.

Lebih lanjut dia mengatakan secara tahunan inflasi DIY sebesar 2,33%. Ada dua kelompok pengeluaran dominan penyumbang inflasi tahunan di DIY yakni makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,26% dengan andil 1,14%. Kedua adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 7,84% dengan andil 0,47%.

Sementara itu, komoditas paling dominan mendorong inflasi tahunan Agustus 2024 pertama adalah beras dengan andil 0,40%, emas perhiasan 0,30%, cabai rawit 0,15%, cabai merah 0,08%, dan gula pasir 0,08%. Sementara komoditas penghambat inflasi adalah daging ayam ras dengan andil deflasi 0,13%, telur ayam ras 0,10%, bawang merah 0,04%, tomat 0,02%, dan angkutan udara 0,02%.

Herum mengatakan perkembangan inflasi memang dinamis, meski kali ini DIY mengalami inflasi dan nasional deflasi, namun secara jumlah sama nasional mengalami deflasi 4 kali dan inflasi 4 kali. DIY juga demikian meski dengan besaran yang berbeda.

Sementara itu, Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan pada Agustus 2024 terjadi deflasi 0,03% secara bulanan atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,09 Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024. Sementara itu secara tahunan terjadi inflasi 2,12%, secara tahun kalender terjadi inflasi 0,87%.

"Deflasi Agustus 2024 ini lebih rendah dibandingkan Juli 2024 dan merupakan deflasi keempat pada 2024," ungkapnya.

Menurutnya kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,52% dengan andil 0,15%. 

"Catatan lainnya kelompok pendidikan mengalami inflasi 0,65% dengan andil inflasi 0,04%. Biaya sekolah SD, biaya kuliah perguruan tinggi, dan biaya menengah pertama, memberikan andil inflasi masing-masing 0,01%."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Terbaru KA Bandara YIA Xpress Jumat 22 November 2024

Jogja
| Jum'at, 22 November 2024, 06:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement