Advertisement
DIY Alami Deflasi Kelima Kali di 2024: Tercatat 0,10 Persen di September
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat pada September 2024 DIY mengalami deflasi 0,10% secara bulanan (month-to-month/mtm). Sementara secara tahunan (year-on-year/yoy) terjadi inflasi 1,85%, dan secara tahun kalender (year-to-date/ytd) terjadi inflasi sebesar 0,48%.
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan angka ini merupakan deflasi ke-5 sepanjang 2024. Dia mengatakan jika dilihat berdasarkan kelompok pengeluaran secara mtm penyumbang deflasi paling dominan adalah makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,42% dengan andil 0,10%. Kelompok deflasi kedua berasal dari transportasi sebesar 0,35% dengan andil deflasi 0,05%.
Advertisement
BACA JUGA : Deflasi Terjadi di Jogja, Dampak Daya Beli Masyarakat Lesu
Sebaliknya kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,49% dengan andil 0,03%. Kedua adalah kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga yang mengalami inflasi 0,28% dan andil 0,01%. Disusul kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran inflasi 0,10% dengan andil 0,01%.
"Secara ytd belum sampai 1% padahal 2024 tinggal Oktober, November, Desember. Ini memperlihatkan ada sedikit kelesuan di 2024 ini," ucapnya ditemui di BPS DIY, Selasa (1/10/2024).
Herum menjelaskan komoditas pendorong deflasi paling tinggi adalah cabai rawit dengan andil 0,09%, cabai merah 0,06%, bensin 0,04%, cabai hijau 0,03%, dan daging ayam ras 0,02%
Sementara komoditas penghambat adalah kopi bubuk dengan andil inflasi 0,10%, emas perhiasan andil inflasi 0,02%, sawi hijau 0,01%, sigaret kretek mesin 0,01%, dan beras 0,01%.
Lebih lanjut Herum mengatakan secara tahunan DIY mengalami inflasi 1,85% utamanya disebabkan inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,79% dengan andil 0,77%. Kedua kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi 8,08% dengan andil 0,48%.
Satu-satunya kelompok pengeluaran yang secara tahunan mengalami deflasi adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang alami deflasi 0,28% dengan andil 0,02%.
Kemudian andil komoditas dominan penyumbang inflasi September 2024 secara tahunan di antaranya emas perhiasan dengan andil 0,32%, beras andil 0,16%, kopi bubuk 0,13%, gula pasir 0,08%, dan cabai rawit 0,06%
Komoditas penghambat deflasi secara tahunan di antaranya daging ayam ras dengan andil 0,13%, bensin andil 0,05%, telur ayam ras 0,04%, lalu angkutan udara dan tomat masing-masing andil 0,03%.
"TPID punya tugas menstabilkan inflasi, untuk pengendalian, bukan berarti menekan inflasi serendah-rendahnya," ucapnya.
Dia menjelaskan berdasarkan asumsi makro inflasi yang ideal 2,5% plus minus 1%. Artinya jika dilihat batas bawah minimal di angka 1,5% secara ytd. Jika dibawah 1,5% artinya cenderung rendah. "2024 ini mengarah di posisi bawah, di asumsi makro," lanjutnya.
BACA JUGA : Tiga Kali Deflasi Penanda Daya Beli Masyarakat Turun? Begini Penjelasan Ekonom
Tidak hanya DIY, secara nasional juga mengalami deflasi pada September 2024 sebesar 0,12% secara bulanan. Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,06 Agustus 2024 menjadi 105,93 pada September 2024.
Lalu secara yoy terjadi inflasi sebesar 1,84% dan secara ytd terjadi inflasi 0,74%. "Deflasi pada September 2024 ini terlihat lebih dalam dari Agustus 2024 dan ini merupakan deflasi ke-5 pada 2024 secara bulanan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pemerintahan Prabowo Diminta Bangun Industri LPG Bahan Baku Lokal
- Toko Online Temu Asal China Dilarang Masuk Indonesia, Ini Alasan Menkominfo
- Mendag Sita 11.000 Ton Siku Baja Tanpa SNI Senilai Rp11 Miliar
- Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia Diklaim Mampu Menarik Investasi dari Jepang
- Harga Rokok di Indonesia Disebut Terlalu Murah, Picu Banyaknya Perokok
Advertisement
Registrasi Arsip Kawasan Kotabaru Jogja Diusulkan Jadi Memori Kolektif Bangsa ke ANRI
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Sejarah Panjang Bong Suwung yang Kini Suwung usai Ditertibkan KAI
- Harga BBM Turun Bisa Bikin Deflasi Lagi? Ini Penjelasan BPS DIY
- Hasil Table Top di Bali, Asita DIY Sebut Masih Banyak PR untuk Gaet Wisman ke Jogja
- Tekan Angka Stunting, Alfamart Sahabat Posyandu Kembali Digelar di Kota Jogja
- PAFI Kota Kediri Berkontribusi pada Peningkatan Kompetensi Apoteker
- Yamaha Rilis Varian dan Warna Terbaru Fazzio Hybrid Series, Skutik Gen Z yang Auto Worth It
- Bantu Jaga Kesehatan, PAFI Kota Tual Beri Edukasi Gizi dan Kesehatan kepada Nelayan
Advertisement
Advertisement