Advertisement
Ancaman Kenaikan Tarif Impor AS untuk China Bisa Jadi Peluang bagi DIY, Ini Penjelasannya
Impor Ekspor / Ilustrasi Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Presiden AS terpilih Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif impor kepada China, Kanada dan Meksiko. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DIY menyebut kondisi ini bisa dimanfaatkan oleh DIY sebagaimana tahun-tahun sebelumnya saat terjadi perang dagang AS dan China.
Wakil Ketua Apindo DIY Bidang Ketenagakerjaan, Timotius Apriyanto mengatakan peluang ini dalam arti mensubstitusi barang-barang kebutuhan AS yang sebelumnya diimpor China. Misalnya produk furniture, craft, tekstil produk tekstil, pertanian, perikanan, dan lainnya.
Advertisement
Menurutnya akan ada kecenderungan pengalihan produk dari AS ke negara-negara lain. Meski kebijakan ini dia proyeksikan tidak akan berlangsung lama hanya sekitar satu hingga tahun. Sebab AS harus menerima konsekuensi inflasi tinggi. "DIY bisa memanfaatkan peluang ketika ada perang dagang Trump," ucapnya, belum lama ini.
Timotius menjelaskan setidaknya ada dua strategi yang bisa digunakan. Pertama adalah defence, bagaimana agar Indonesia tidak diserang dan dibanjiri produk-produk China. Hal ini dikarenakan ada kemungkinan China mencari pasar ekspansi termasuk Indonesia. Sehingga jangan sampai neraca dagang dengan China semakin negatif.
Strategi selanjutnya adalah ofensif, artinya ekspansi produk-produk Indonesia harus siap untuk masuk AS. Produk-produk yang dilarang AS dimanfaatkan sebagai peluang.
"Persoalannya kita siap enggak dengan itu. Harus disikapi jangan sampai terjadi over supply produk Tiongkok yang membuka pasar baru," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk membuat produk DIY kompetitif kuncinya adalah percepatan industrialisasi. Pemerintah mestinya memberikan insentif seperti pajak dan lainnya.
BACA JUGA: 56 Orang Tewas dalam Bentrok Antarsuporter Sepak Bola di Guinea
Kemudian diplomasi perdagangan ekonomi yang pro aktif supaya bisa memfasilitasi UMKM dan bisnis DIY promosi ke AS. Masuk pasar AS, kata Timotius, memang tidak mudah, namun DIY mencatatkan ekspor tertingginya adalah ke AS.
Dia berharap Disperindag DIY berdiskusi dengan dunia industri untuk membuat rumusan dunia perdagangan. Kini menurutnya ada dua strategi yang sedang digodog yakni kebijakan anti dumping dan safeguard impor guna memberikan proteksi kepada UMKM.
Di sisi lain dia berharap agar kebijakan safeguard ini jangan sampai menjadi boomerang bagi eksportir yang bahan bakunya dipasok dari impor. Sehingga menyebabkan harga produk menjadi tidak kompetitif.
"Jangan sampai dukung safeguard gak teliti, jadikan tarif tinggi untuk perusahaan ekspor," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
- Harga Emas Antam Naik Rp11.000, Kini Rp2.502.000 per Gram
- KSPI Perkirakan Kenaikan UMP 2026 Hanya 4-6 Persen
- Penundaan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dinilai Tepat
- Promo Libur Nataru Pertamina: BBM, Bright Gas, dan Hotel Patra Jasa
Advertisement
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS, Galeri24 Meroket
- Belanja APBN DIY Capai Rp18,77 Triliun, TKD Nyaris Tuntas
- Rupiah Menguat Terbatas, Dolar Ditahan Sentimen Nataru
- Kementrans Ajukan Pengalihan Anggaran Rp140 Miliar untuk Sumatera
- Menkeu Pastikan Dana Bencana Sumatera Aman, MBG Tetap Jalan
- Polisi Temukan Dugaan Kasus Pertalite Dicampur Air, SPBU Ditutup
- Amankan Nataru, Pertamina Perkuat Stok Elpiji 3 Kg Jateng-DIY
Advertisement
Advertisement




