Advertisement
Tragedi di Pantai Drini, Puspar UGM Sebut Aspek Keamanan dan Keselamatan Berwisata Harus Diutamakan
Jasad salah seorang korban tragedi Pantai Drini Gunungkidul berhasil ditemukan oleh tim SAR Gunungkidul pada Rabu (29/1/2025) pagi. - Istimewa/SAR Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Peristiwa tragis di tempat wisata menimpa SMPN 7 Mojokerto yang tengah berlibur ke Pantai Drini, Gunungkidul akhir Januari 2025 lalu. Sebanyak 13 siswa terseret ombak dan 4 diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
Peneliti Pusat Studi Pariwisata UGM, Destha Titi Raharjana mengaku prihatin dan menyayangkan kejadian ini. Ia berpandangan meski kecelakaan tidak dapat diprediksi, namun bisa diantisipasi dengan tetap menjaga kewaspadaan semua pihak. Serta menjadikan keselamatan sebagai prinsip utama untuk menekan resiko terjadinya kecelakaan.
Advertisement
"Dapat dicegah apabila segenap pihak mampu melakukan menerapkan SOP dan selalu menjalankan pengendalian," ucapnya, Rabu (5/2/2025).
Menurutnya pihak pengelola merupakan pihak yang paling paham lingkungan wisatanya, kondisi wahana permainan beserta fasilitasnya. Semestinya semua dalam kondisi yang selalu siap dan mendapat pengawasan ketat. Selain itu, kata Dhesta, secara periodik perlu dilakukan pengecekan kelaikan.
Wisatawan yang membeli tiket wisata dan berniat bermain wahana permainan harus diyakinkan keamanan semua fasilitas dan jaminan keselamatan bagi pengunjung, meskipun dalam tiket tercantum adanya asuransi.
"Jika perlu pasang papan informasi, himbauan untuk selalu waspada, dan hati-hati," tuturnya.
Ia juga menghimbau agar pengelola tidak segan-segan mengingatkan secara berulang terkait keselamatan pengunjung. Sebab di waktu-waktu tertentu ketika jumlah pengunjung melonjak membuat mereka mengabaikan keselamatan diri. Terlebih untuk lokasi-lokasi wisata di alam terbuka, seperti Pantai Drini.
Lebih lanjut dia mengatakan pihak wisatawan mestinya juga selalu waspada dan mampu menjaga diri terlebih di musim penghujan. Berwisata di lokasi wisata air, menurutnya sangat perlu untuk mengetahui karakter lokasi wisata yang dituju.
"Kesiapan untuk bertanggung jawab atas diri sendiri juga menjadi hal utama," jelasnya.
Pihak sekolah juga perlu memberikan himbauan agar siswanya selalu berhati-hati. Pengetahuan tentang kemungkinan terjadinya gelombang saat berwisata di pantai pun harus dicari atau diberikan kepada wisatawan.
"Terlebih, karakter gelombang laut yang dikenal ganas serta keberadaan palung di pantai Selatan Jawa yang patut untuk diwaspadai."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
- Harga Emas Antam Naik Rp11.000, Kini Rp2.502.000 per Gram
- KSPI Perkirakan Kenaikan UMP 2026 Hanya 4-6 Persen
- Penundaan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dinilai Tepat
- Promo Libur Nataru Pertamina: BBM, Bright Gas, dan Hotel Patra Jasa
Advertisement
Antisipasi Lonjakan Wisatawan, TPR Bantul Siagakan 120 Petugas
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS, Galeri24 Meroket
- Belanja APBN DIY Capai Rp18,77 Triliun, TKD Nyaris Tuntas
- Rupiah Menguat Terbatas, Dolar Ditahan Sentimen Nataru
- Kementrans Ajukan Pengalihan Anggaran Rp140 Miliar untuk Sumatera
- Menkeu Pastikan Dana Bencana Sumatera Aman, MBG Tetap Jalan
- Polisi Temukan Dugaan Kasus Pertalite Dicampur Air, SPBU Ditutup
- Amankan Nataru, Pertamina Perkuat Stok Elpiji 3 Kg Jateng-DIY
Advertisement
Advertisement



