Advertisement
Pengecer LPG 3 Kg Jadi Sub-Pangkalan, Ini Komentar Pakar Energi UGM

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengubah sekitar 375.000 pengecer LPG 3 Kg di Indonesia menjadi sub-pangkalan. Agar distribusi LPG 3 Kg tepat sasaran dan harga tetap terjangkau.
Menanggapi kebijakan ini, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengatakan jika semua pengecer bisa diubah menjadi sub-pangkalan akan bagus, namun dia tidak yakin semua semua pengecer bisa memenuhi syarat menjadi sub-pangkalan.
Ia berpandangan pengecer ini beragam ada yang hanya menjual 10 tabung hingga 20 tabung. Sementara untuk menjadi sub-pangkalan perlu kulakan dalam jumlah besar.
"Saya enggak yakin punya modal untuk itu, untuk menjadi sub-pangkalan tidak semua bisa," ucapnya, Kamis (6/2/2025).
Fahmy menjelaskan mengubah pengecer menjadi sub-pangkalan tidak menjamin apapun. Sebab sistem distribusinya masih bersifat terbuka.
Siapa pun bisa membeli di agen, pangkalan, hingga pengecer. Mewajibkan beli dengan KTP menurutnya juga tidak efektif, karena KTP tidak menunjukkan data apapun. Selama sistem distribusi masih terbuka, maka masih akan terjadi salah sasaran.
Solusinya adalah dengan mengubah subsidi terbuka menjadi tertutup. Ditentukan siapa yang berhak membeli LPG 3 Kg. Melarang pengecer menjual LPG 3 Kg dia sebut juga tidak efektif.
Lebih lanjut dia mengatakan dengan mengubah pengecer menjadi sub-pangkalan mestinya bisa membuat harga terkendali, karena sub-pangkalan menjadi kepanjangan tangan dari pangkalan. Layaknya BBM di SPBU yang harga jual dan marginnya sudah ditetapkan.
Akan tetapi dia menegaskan harga yang bisa dikontrol bukan berarti menjadikan subdisi menjadi tepat sasaran. Menurutnya ini dua hal yang berbeda.
"Kalau tepat sasaran yang diubah distribusinya, tapi kalau ini adalah masalah harga," jelasnya.
Advertisement
BACA JUGA: Jogja dan Sekitarnya Dilanda Suhu Panas, BMKG Beri Penjelasan
Ketua Lembaga Konsumen Yogyakarta (LKY), Siti Mulyani mengatakan langkah pemerintah memperbaiki tata niaga LPG 3 kg agar lebih tepat sasaran perlu diapresiasi.
Namun, langkah yang diambil terkesan tergesa-gesa dan kurang memperhitungkan dampak pada masyarakat yang sudah terlanjur menggunakan LPG 3 Kg.
Ia mengatakan terkait dengan kebijakan LPG 3 Kg, LKY memiliki lima rekomendasi. Pertama, mendukung pemerintah dalam memperbaiki tata niaga gas bersubsidi dengan terlebih dahulu memperbaiki pendataan ekonomi masyarakat.
Sebab masih banyak masyarakat yang berhak tapi belum masuk dalam data penerima subsidi dalam aplikasi Masyarakat Ekonomi Rentan (MAP).
Kedua, memperbanyak ruang-ruang diskusi multi-stakeholder, termasuk dengan LKY, dalam menjaring informasi teknis maupun non-teknis terkait dengan tata niaga gas LPG 3 kg. Ketiga, melibatkan konsumen dalam melakukan pemantauan harga gas LPG 3 kg.
Keempat, masing-masing daerah tingkat II perlu menetapkan HET untuk sub-pangkalan, sehingga konsumen dapat melaporkan oknum sub-pangkalan yang mengenakan harga secara sewenang-wenang.
"Pihak berwenang dapat segera mengambil tindakan berdasarkan laporan yang sudah terkonfirmasi dari konsumen," ujarnya.
Dan terakhir, harga gas LPG 3 Kg yang diperuntukkan bagi konsumen rumah tangga perlu dievaluasi kembali, baik dari segi harga maupun ukuran kemasan, agar tidak mendorong konsumen beralih ke gas LPG 3 Kg.
"Masalah kelangkaan dan tata niaga gas LPG 3 kg bukan hanya persoalan distribusi semata, tetapi juga menyangkut keadilan sosial dan perlindungan konsumen."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Popularitas Mobil LCGC Merosot, Tak Lagi Terjangkau Kelas Bawah
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Jakarta Fair 2025 Berakhir, Transaksi Sentuh Rp7,3 Triliun
- Airlangga Sebut Tarif Impor AS 32 Persen untuk Indonesia Masih Nego
Advertisement

Sleman Panen 6,3 Hektar Lahan Pertanian Padi Organik Varietas Sembada Merah
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Dapur Umum Sudah Terbentuk, Pemerintah Antisipasi Defisit Ayam dan Telur
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 15 Juli 2025
- Harga Pangan Hari Ini: Cabai Rawit Rp67.171/Kg, Bawang Merah Rp40.943/Kg
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Selama Libur Sekolah 1,2 Juta Penumpang Gunakan KA Jarak Jauh di Daop 6 Yogyakarta
- Penjualan LCGC Turun Drastis hingga 50 Persen, Pakar: Akibat Regulasi dan Harga yang Semakin Tinggi
Advertisement
Advertisement