Advertisement

Maksimalkan Penyerapan Beras Petani Dalam Negeri, Mendag Pastikan Tidak Impor pada 2025

Newswire
Selasa, 18 Maret 2025 - 22:57 WIB
Ujang Hasanudin
Maksimalkan Penyerapan Beras Petani Dalam Negeri, Mendag Pastikan Tidak Impor pada 2025 Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menjawab pertanyaan awak media di sela meninjau harga sejumlah komoditas pangan di Pasar Senen Jakarta Pusat, Selasa (18/3/2025). ANTARA - Harianto

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan tidak ada impor beras konsumsi pada 2025, sebagai langkah untuk memaksimalkan penyerapan beras produksi petani di dalam negeri.

"Nggak ada, kan sudah ditetapkan dalam neraca komoditas, nggak ada impor beras," kata Mendag ditemui di sela meninjau harga sejumlah komoditas pangan di Pasar Senen Jakarta Pusat, Selasa.

Advertisement

Mendag menyampaikan hal itu, merespons pertanyaan awak media yang mengkonfirmasi mengenai data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat adanya beras impor yang masuk periode Januari-Februari 2025.

Di mana, BPS mencatat impor beras Januari-Februari 2025 turun signifikan menjadi 95.943 ton. Jumlah tersebut turun 89,11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai 880.810 ton.

Merespons hal itu, Mendag menjamin bahwa beras yang masuk tersebut bukan beras konsumsi tetapi beras industri karena pada tahun 2025, tidak ada izin impor beras.

"Mungkin beras industri, beras pecah, kalau konsumsi kan nggak ada, kan ada yang beras pecah dan industri," ucap Mendag.

Budi kembali menegaskan bahwa tidak ada izin impor beras konsumsi pada tahun 2025 karena sudah ditetapkan dalam neraca komoditas bahwa impor beras konsumsi tidak dilakukan.

"Bukan (beras konsumsi), jadi kalau menurut saya beras industri. Jadi ada yang beras khusus ada yang beras industri. kalau beras konsumsi tidak impor," imbuh Mendag.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan bahwa Perum Bulog harus mampu menyerap 2 juta ton beras dalam negeri hingga April 2025 secara bertahap untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di Indonesia.

Zulhas menjelaskan bahwa puncak musim panen raya akan terjadi pada Maret dan April, namun penyerapan gabah sudah harus dimulai sejak Februari untuk menghindari keterlambatan dan kekurangan pasokan.

BACA JUGA: Presiden Prabowo Perintahkan Penyaluran KUR Lebih Banyak untuk Usaha Produktif

Pemerintah telah menetapkan harga Gabah Kering Panen (GKP) yang harus diterima oleh Perum Bulog, yaitu Rp6.500 per kilogram, untuk mendukung petani dan menjaga keseimbangan pasar beras di dalam negeri.

Sementara itu, Perum Bulog telah menyerap gabah dan beras sebesar 300.000 ton setara beras pada menjelang puncak musim panen raya yang diperkirakan berlangsung pada April 2025.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Arwakhudin Widiarso mengatakan capaian serapan gabah sebanyak 300.000 ton ini menjadi angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Dengan rata-rata penyerapan harian yang sudah mencapai belasan ribu ton, kata Arwakhudin, Bulog optimistis dapat terus menjaga momentum ini hingga akhir musim panen raya.

"Dalam lima tahun terakhir penyerapan sebanyak 300.000 ton merupakan angka tertinggi, rata-rata penyerapan harian sudah belasan ribu ton, semoga kami bisa terus menjaga momentum ini menjelang panen raya di akhir Maret hingga April nanti," kata Arwakhudin dalam keterangan di Jakarta, Jumat (14/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Hujan Deras di Gunungkidul Sebabkan Pohon Tumbang dan Longsor

Gunungkidul
| Rabu, 19 Maret 2025, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Uniknya Cumalikizik, Desa Peninggalan Era Ottoman yang Berusia 700 Tahun Lebih

Wisata
| Selasa, 18 Maret 2025, 16:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement