Advertisement
Efek Kebijakan Tarif Timbal Balik Donald Trump, China Ancam Tindakan Balasan
                Donald Trump / Instagram realdonaldtrump
            Advertisement
Harianjogja.com, TOKYO—China pada Kamis (3/4/2025) menyatakan penolakan keras terhadap tarif timbal balik yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump, dan berjanji akan "mengambil tindakan balasan secara tegas" untuk melindungi hak dan kepentingannya.
Sementara itu, Korea Selatan mencari jalur negosiasi dengan Amerika Serikat guna meminimalkan dampak dari kebijakan tarif tersebut.
Advertisement
Kementerian Perdagangan China mendesak Washington untuk segera membatalkan tarif sepihak tersebut dan menyelesaikan perbedaan perdagangan dengan mitra dagang AS melalui "dialog setara."
BACA JUGA: Donald Trump Berlakukan Tarif 32 Persen untuk Indonesia
Pelaksana tugas Presiden Korea Selatan, Han Duck Soo, dalam pertemuan darurat terkait tarif AS yang baru, menyatakan bahwa pemerintah "harus mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menghadapi krisis perdagangan ini."
Ia juga menginstruksikan pejabat terkait untuk menyusun "langkah-langkah darurat guna mendukung industri dan perusahaan yang terdampak."
China menghadapi tambahan tarif sebesar 34 persen, di luar bea masuk 20 persen yang telah diberlakukan sejak awal masa jabatan kedua Trump pada Januari.
Sementara itu, produk asal Korea Selatan akan dikenakan tarif tambahan sebesar 25 persen oleh AS.
"Sejarah menunjukkan bahwa kenaikan tarif tidak dapat menyelesaikan masalah internal Amerika Serikat. Kebijakan ini justru merugikan kepentingan AS sendiri, membahayakan perkembangan ekonomi global, serta mengganggu stabilitas rantai pasokan dan industri," ujar Kementerian Perdagangan China.
"Tidak ada pemenang dalam perang dagang, dan proteksionisme bukanlah solusi."
Taiwan, yang menghadapi tarif tambahan sebesar 32 persen dari AS, menyebut langkah tersebut "sama sekali tidak masuk akal dan sangat disesalkan," serta mempertanyakan metode perhitungan yang digunakan Washington.
Pemerintah Taiwan menekankan bahwa penerapan tarif tambahan itu tidak mencerminkan hubungan perdagangan yang saling melengkapi antara Taiwan dan AS.
"Taiwan telah memberikan kontribusi besar bagi perekonomian AS, terutama dengan meningkatnya permintaan Amerika terhadap semikonduktor dan produk kecerdasan buatan (AI) dari Taiwan," kata Dewan Eksekutif kabinet pemerintahan Taiwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara, Kyodo, OANA
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pertamina Pastikan Pertalite di Jawa Timur Bebas Air dan Etanol
 - Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rp 40 Ribu, Bawang Merah Rp41 Ribu per Kg
 - PLN UP3 Yogyakarta Siagakan Lebih dari 500 Petugas Hadapi Musim Hujan
 - Kemnaker Buka 80.000 Kuota Magang Nasional Tahap 2
 - Cek Harga Sembako Hari Ini, Cabai Rp39 Ribu, Telur Rp31 Ribu
 
Advertisement
    
        Penataan Jalur Gose-Palbapang, Target Dua Lajur hingga Dongkelan
Advertisement
    
        Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- DIY Inflasi 0,42 Persen, Didorong Emas dan Biaya Kuliah
 - Penumpang KA Jarak Jauh Daop 6 Naik 4,01 Persen pada Oktober 2025
 - Emas, Cabai, dan Beras Jadi Pendorong Utama Inflasi Oktober 2025
 - Pemda Diminta Percepat Pendataan Lahan Koperasi Merah Putih
 - Pertamina Pastikan Pertalite di Jawa Timur Bebas Air dan Etanol
 - Harga Emas Hari Ini Selasa 4 November 2025
 - Realisasi Belanja Negara di DIY Capai Rp14,98 T per September 2025
 
Advertisement
Advertisement


            
