Advertisement
Pasar Saham Dinilai Merespons Positif Kebijakan Prabowo, IHSG Bergerak Naik

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pasar saham dinilai optimistis dengan kebijakan Presiden RI Prabowo Subianto dalam merespons kebijakan tarif impor resiprokal Amerika Serikat (AS) sehingga memberi sentimen positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal ini diutarakan Pakar ekonomi keuangan dan manajemen Panji Irawan.
“Adapun inisiatif menjelaskan strategi dan eksekusinya secara langsung dan holistik, plus dihadiri komponen kunci penyelenggara negara sebagaimana dilakukan pada 8 April 2025 terbukti efektif menormalkan dinamika pasar modal dan memberi pemahaman utuh kepada para investor,” kata Panji dalam keterangan di Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Advertisement
IHSG mengalami lonjakan impresif sebesar 4,79 persen pada Kamis (10/4/2025). Perubahan bursa dari merah ke hijau ini terjadi setelah muncul pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menunda kebijakan tarif timbal balik terhadap lebih dari 75 negara kecuali China selama 90 hari.
Panji menuturkan lonjakan pada IHSG juga dipicu oleh sikap Presiden Prabowo dalam menanggapi kebijakan tarif impor baru Trump.
Kemudian, langkah Prabowo dalam mengkonsolidasi dan mengkomunikasikan strategi, program dan inisiatifnya kepada masyarakat juga telah membuat investor lebih yakin terhadap eksekusinya dalam enam bulan ini.
Menurut dia, Prabowo telah membuat keputusan yang tepat dengan mengirim tiga menterinya ke AS untuk negosiasi tarif impor Trump, membuka komunikasi dengan negara-negara lain, mulai dari berdialog dengan Perdana Menteri Malaysia.
Kemudian, dilanjutkan dengan menemui pimpinan-pimpinan negara di Timur Tengah mulai dwri Presiden Turki, Presiden Mesir, hingga Raja Yordania. Panji mengatakan langkah tersebut dapat membuka potensi kerja sama dagang yang lebih luas lagi.
"The good thing is, pemerintahan Prabowo memiliki inisiatif membangun yang diracik sesuai dengan strength dan opportunity di masyarakat dan negara. Ekspansi diperlukan agar RI terus tumbuh,” ujarnya.
Pemerintah Indonesia harus mencari negara tujuan baru untuk memperluas jangkauan ekspor. Panji berpandangan ekspansi ekspor harus dilakukan sebagai upaya antisipasi kesulitan ekspor ke negara yang memasang tarif tinggi seperti yang dilakukan AS saat ini.
“Kolaborasi antar otoritas moneter, fiskal dan jasa keuangan untuk menggarap peta potensi alternatif ekspor yang dapat dimanfaatkan eksportir dan pemerintah (antara lain Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri) untuk mendapatkan alternatif tujuan ekspor baru,” tuturnya.
Ia menuturkan pemerintah perlu konsisten mengoptimalkan devisa ekspor yang dihasilkan antara lain untuk memperkuat cadangan devisa Indonesia.
Mapping Pasar
Kemudian, Panji menyarankan Bank Indonesia perlu mendekatkan diri dengan pasar khususnya perbankan, untuk "matching" transaksi valas antara eksportir dan importir.
“Mapping pelaku pasar valas dan potensi volume transaksi valas (buyer dan seller), secara historis sudah ada polanya sehingga dapat dikelola. Policy DHE dan instrumen penempatannya dapat didesain atraktif,” katanya.
Dalam krisis global ini, ia menekankan perlunya inisiatif pragmatis dan kerja sama secara kompak antara pemerintah dan swasta agar dapat lolos dari krisis sehingga dapat menciptakan maupun mendapat kesempatan kerja sama bisnis secara lingkup domestik dan global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Pangan Hari Ini, Rabu 9 Juli 2025, Beras, Cabai, Minyak, hingga Bawang Turun
- Bagaimana Tugas Kementerian BUMN Setelah Danantara Beroperasi, Begini Penjelasan Erick Thohir
- OJK: Investasi Dana Pensiaun Sukarela Capai Rp378,67 Triliun hingga Akhir Mei 2025, Tumbuh 5,36 Persen
- Paruh Pertama 2025 Jumlah Penumpang Kereta Api Mencapai 240,9 Juta
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
Advertisement

Ribuan Warga Hadiri Tradisi Petik Laut di Pelabuhan Sadeng Gunungkidul
Advertisement

Nikmati Kuliner Kaki Lima, Wapres Gibran Borong Seratus Porsi Wedang Ronde dan Bakso di Alun-alun Selatan Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Indonesia Kena Tarif Trump 32 Persen, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto ke AS untuk Negosiasi
- Quietcation: Liburan Tenang dan Menyembuhkan yang Sedang Trend di Jogja
- Pakar UGM: Wacana Rumah Subsidi 18 Meter Bisa Menimbulkan Kemiskinan Baru
- Gelar HMC 2025, AHM Gali Bakat Ribuan Modifikator Tanah Air
- Trump Ancam Tarif Tambahan 10 Persen Bagi Negara BRICS, Apindo DIY: Ekonomi Akan Melambat
- Rencana Pemkot Jogja Batasi Bus Masuk Malioboro, Begini Respons Pengelola Hotel
- Tingkatkan Kenyamanan dan Pengalaman Pelanggan Smartfren Luncurkan Sarah Asisten Virtual AI Siap Layani Pelanggan
Advertisement
Advertisement