Advertisement

Bekraf Dukung Barista Tersertifikasi, Yo Ayo Ikut Pelatihan

Rheisnayu Cyntara
Sabtu, 08 September 2018 - 12:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Bekraf Dukung Barista Tersertifikasi, Yo Ayo Ikut Pelatihan Ilustrasi minuman kopi - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Bekraf meningkatkan kualitas para peracik kopi (barista) melalui serangkaian pelatihan. Selain untuk mengenalkan kopi nasional ke penjuru dunia, pelatihan diberikan untuk memberi nilai tambah ekonomi bagi para petani lokal.

Direktur Edukasi Bekraf Poppy Savitri mengatakan edukasi bagi para barista ini selaras dengan tingginya permintaan kopi dan berkembangnya budaya minum kopi di masyarakat. Bahkan menurutnya minum kopi kini sudah menjadi gaya hidup generasi milenial. "Peningkatan kualitas para barista perlu dilakukan agar mereka tidak kalah kreatif dan tidak kalah bersaing dengan barista mancanegara," katanya pada rilis, Jumat (7/9).

Advertisement

Pelatihan barista di Hotel 1O1 Jogja pada Kamis (6/9), lanjut Poppy, merupakan yang ketujuh kalinya digelar di Indonesia. Dalam kesempatan ini ada sekitar 50 barista yang mengikuti pelatihan. Para barista tersebut diberi pemahaman soal standardisasi dalam meracik kopi sebelum mendapatkan sertifikat dari Bekraf. Selain meningkatkan kompetensi para barista, Bekraf juga bakal memberi nilai tambah terhadap komoditas kopi nasional melalui identitas geografis. Identitas ini tertera di kemasan produk kopi yang dilengkapi dengan cerita asal kopi tersebut. Bahkan mendapat legalitas dari Kementerian Hukum dan HAM.

Popy berharap melalui identitas geografis ini, keaslian kopi diharapkan dijamin dan konsumennya bisa menadapatkan cerita-cerita menarik tentang kopi itu. "Contoh yang terjadi selama ini, kopi yang berasal dari Lampung sering disebut Kopi Lampung. Padahal, kopi tersebut berasal dari Banyuwangi. Juga daerah-daerah lain," katanya.

Ketua Pembina Masyarakat Kopi Indonesia, Edy Panggaben memberi apresiasi terhadap Bekraf yang menggelar kegiatan tersebut dan berupaya memperkenalkan kopi nusantara. Saat ini saja ada 350 jenis kopi dari seluruh Indonesia tetapi tidak dikenal di 70 negara penghasil kopi dunia. Hal ini potensi besar yang bisa dikembangkan demi kesejahteraan para petani sampai pelaku usaha yang lain. "Sebagai kota tujuan wisata, kota pendidikan, kami berharap Jogja bisa menjadi etalase kopi Nusantara. Para penikmat bisa mendapatkan kopi Gayo atau Sidikalang tanpa harus pergi ke Aceh atau Sumatra Utara," ujarnya.

Menurutnya, upaya pemerintah untuk memperluas lahan tanam kopi dari 1,2 juta hektare menjadi 1,5 juta hektare patut diapresiasi. Itu dikarenakan lahan kebun kopi saat ini masih terbatas dan tingkat konsumsinya juga masih rendah. Padahal, dengan mengonsumsi kopi bisa memberi positif bagi kesehatan. Bahkan kini tingkat konsumsi mulai meningkat menjadi rata-rata 1,3 kilogram per kapita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dapat Bantuan Dana Rp14 Miliar, Ini Ruas Jalan yang Akan Diperbaiki Pemkab Gunungkidul

Gunungkidul
| Kamis, 25 April 2024, 17:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement