Advertisement
Bekraf Dukung Barista Tersertifikasi, Yo Ayo Ikut Pelatihan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bekraf meningkatkan kualitas para peracik kopi (barista) melalui serangkaian pelatihan. Selain untuk mengenalkan kopi nasional ke penjuru dunia, pelatihan diberikan untuk memberi nilai tambah ekonomi bagi para petani lokal.
Direktur Edukasi Bekraf Poppy Savitri mengatakan edukasi bagi para barista ini selaras dengan tingginya permintaan kopi dan berkembangnya budaya minum kopi di masyarakat. Bahkan menurutnya minum kopi kini sudah menjadi gaya hidup generasi milenial. "Peningkatan kualitas para barista perlu dilakukan agar mereka tidak kalah kreatif dan tidak kalah bersaing dengan barista mancanegara," katanya pada rilis, Jumat (7/9).
Advertisement
Pelatihan barista di Hotel 1O1 Jogja pada Kamis (6/9), lanjut Poppy, merupakan yang ketujuh kalinya digelar di Indonesia. Dalam kesempatan ini ada sekitar 50 barista yang mengikuti pelatihan. Para barista tersebut diberi pemahaman soal standardisasi dalam meracik kopi sebelum mendapatkan sertifikat dari Bekraf. Selain meningkatkan kompetensi para barista, Bekraf juga bakal memberi nilai tambah terhadap komoditas kopi nasional melalui identitas geografis. Identitas ini tertera di kemasan produk kopi yang dilengkapi dengan cerita asal kopi tersebut. Bahkan mendapat legalitas dari Kementerian Hukum dan HAM.
Popy berharap melalui identitas geografis ini, keaslian kopi diharapkan dijamin dan konsumennya bisa menadapatkan cerita-cerita menarik tentang kopi itu. "Contoh yang terjadi selama ini, kopi yang berasal dari Lampung sering disebut Kopi Lampung. Padahal, kopi tersebut berasal dari Banyuwangi. Juga daerah-daerah lain," katanya.
Ketua Pembina Masyarakat Kopi Indonesia, Edy Panggaben memberi apresiasi terhadap Bekraf yang menggelar kegiatan tersebut dan berupaya memperkenalkan kopi nusantara. Saat ini saja ada 350 jenis kopi dari seluruh Indonesia tetapi tidak dikenal di 70 negara penghasil kopi dunia. Hal ini potensi besar yang bisa dikembangkan demi kesejahteraan para petani sampai pelaku usaha yang lain. "Sebagai kota tujuan wisata, kota pendidikan, kami berharap Jogja bisa menjadi etalase kopi Nusantara. Para penikmat bisa mendapatkan kopi Gayo atau Sidikalang tanpa harus pergi ke Aceh atau Sumatra Utara," ujarnya.
Menurutnya, upaya pemerintah untuk memperluas lahan tanam kopi dari 1,2 juta hektare menjadi 1,5 juta hektare patut diapresiasi. Itu dikarenakan lahan kebun kopi saat ini masih terbatas dan tingkat konsumsinya juga masih rendah. Padahal, dengan mengonsumsi kopi bisa memberi positif bagi kesehatan. Bahkan kini tingkat konsumsi mulai meningkat menjadi rata-rata 1,3 kilogram per kapita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
Advertisement
Dapat Bantuan Dana Rp14 Miliar, Ini Ruas Jalan yang Akan Diperbaiki Pemkab Gunungkidul
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kenaikan BI-Rate Bakal Berdampak Positif untuk Pasar Modal Lokal
- BI Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 6,25%
- Pasca-Lebaran, Bisnis Properti di DIY Reborn
- Tren Perlintasan Penumpang di Bandara Soetta Naik 10 Persen di Lebaran 2024
- InJourney Dukung Japanese Domestic Market di Sirkuit Mandalika
- Transaksi Rupiah di Lintas Negara Naik 100 Persen
- Harga Bawang Merah Naik 100 Persen, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement