Advertisement
KURS RUPIAH : Bisnis Penyedia Jasa Umrah Terganggu
Advertisement
Kurs rupiah yang lemah mempengaruhi bisnis penyedia jasa umrah.
Harianjogja.com, JOGJA- Nilai tukar rupiah atas dolar terus melemah berdampak bagi penyedia jasa layanan umroh dan haji khusus di DIY. Sebagian dari jamaah mengurungkan niatnya untuk berangkat karena kenaikan biaya operasional.
Advertisement
Branch Manager Sahid Tour Abdullah Musa mengatakan, penundaan keberangkatan tersebut dilakukan karena sejumlah jamaah menunggu stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar. Menurut Musa, adanya selisih biaya (umrah) akibat fluktuasi nilai tukar rupiah atas dolar tersebut menyebabkan 30% jamaah di tempatnya menunda keberangkatan.
"Misalnya, dari 20 jamaah sebanyak lima jamaah meminta penjadwalan ulang. Ini karena nilai kurs rupiah
meningkat," ujar Musa kepada Harianjogja.com, Rabu (18/3/2015).
Tarif layanan plus dari semua jasa layanan umrah dan haji khusus, seluruh akomodasi jamaah dipatok
menggunakan dolar, sebagai patokan mata uang asing yang digunakan dalam transaksi internasional.
Penggunaan standar mata uang dolar ini berdampak saat nilai tukarnya menguat atas rupiah. Akibat selisih
tersebut jamaah menambah jumlah dananya dari Rp22 juta menjadi Rp25 juta untuk kurs dollar sebesar Rp13.000.
"Di tempat kami paket paling murah sebesar US$1.995. Kalau dirupiahkan sekitar Rp25 juta. Padahal, kalau menggunakan kurs sebelum naik antara Rp21 juta sampai Rp22 juta. Akibatnya, beberapa jamaah menunda keberangkatan. Umumnya satu keluarga, karena tidak bisa meninggalkan salah seorang dari mereka," jelas Musa.
Pada 26 Maret ini mereka akan memberangkatkan 36 jamaah umroh. Kebanyakan jamaah sudah melunasi
pembayaran dan tidak terpengaruh meskipun harus menambah dana menyesuaikan kenaikan dollar.
"Alasannya, mereka pergi untuk beribadah. Kalau nunggu berangkat haji masih menunggu 2023 nanti," sambung Musa.
Berbeda dengannya, Zudiyatko dari PT Hijau Tumbuh Kembang Madinah Prima Indonesia di Kwarasan Jogja mengaku, kenaikan kurs dollar terhadap rupiah tidak berdampak pada kegiatan bisnis penyedia jasa layanan umrah. Menurutnya, hal itu didasari pada niat para jamaah yang kuat untuk beribadah.
"Saya rasa tidak ada jamaah yang menunda keberangkatan meskipun dollar naik," jawabnya kepada
Harianjogja.com.
Dia mengatakan, untuk berangkat umrah masing-masing jamaah membayar US$1.995. Meskipun ada selisih nilai jika dirupiahkan, kata Zudi, namun tidak ada jamaah yang mengurungkan niatnya untuk berangkat.
"Dalam waktu dekat kami akan memberangkatkan 20 jamaah. Itu rata-rata perbulan jamaah yang berangkat," tutup Zudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Opsi Bank Indonesia untuk Antisipasi
- Slot Perjalanan KA Yogyakarta-Gambir Ditambah, Ini Jadwalnya
- Transportasi Mudik 2024, Kereta Api Jadi Pilihan Utama
Advertisement
Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara, Malaysia Airlines Batalkan Penerbangan
- Masih Ada UKM di DIY yang Belum Bangkit Setelah Pandemi Usai
- Disnakertrans DIY: Kepatuhan Perusahaan Bayar THR Meningkat Tiga Tahun Terakhir
- Dampak Perang Iran Vs Israel, Harga Gandum dan Kedelai Terancam Naik
- Usai Libur Lebaran, Harga Cabai, Daging, Bawang Merah dan Gula Kompak Naik
Advertisement
Advertisement