Advertisement
KURS RUPIAH : Masih Lemah, Perajin Gerabah Cuma Jadi Penonton
Advertisement
Kurs rupiah yang masih melemah sewajarnya memberikan keuntungan bagi perajin gerabah. Faktanya, perajin hanya menjadi penonton.
Harianjogja.com, BANTUL—Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak dirasakan perajin gerabah di Kasongan, Kecamatan Kasihan. Mereka hanya jadi penonton pergerakan nilai dolar yang tinggi tanpa menghasilan keuntungan dari hasil jerih payah. Keuntungan justru dirasakan para eksportir yang menampung karya gerabah.
Advertisement
Ketua Koperasi Kerajinan Gerabah Kasongan Setya Bawana, Timbul Raharja, mengungkapkan perajin gerabah tidak ikut merasakan keuntungan karena menjual hasil kerajinan dengan mata uang rupiah sementara eksportir menjual dalam bentuk dolar. Adapun di Kasongan, tercatat ada 10-15 perusahaan ekspor sedangkan jumlah perajin gerabah saat ini sebanyak 350 orang, jauh lebih banyak dibanding eksportir.
“Untuk perajin yang memberi harga dengan rupiah, biasanya tidak mengerti dengan perubahan nilai rupiah,” ujar Timbul seusai kunjungan istri Wakil Presiden, Mufida Jusuf Kalla, di Kasongan, Rabu (25/3/2015).
Menurut dia, kenaikan harga dolar memang mendongkrak nilai ekspor sebesar 20% dibanding sebelum kenaikan. Total ekspor gerabah ke luar negeri per bulan dari Kasongan rata-rata senilai Rp2 miliar sebelum kenaikan.
Kendati demikian, Timbul meyakinkan dalam jangka panjang kenaikan dolar itu bakal menguntungkan bagi perajin, bila ekspor ke luar negeri terus stabil dengan harga gerabah yang murah dari sisi dolar.
Timbul menambahkan produksi gerabah mayoritas menggunakan bahan dari lokal. Alhasil, biaya produksi murah sehingga harga jual juga murah. Setiap bulannya, desa wisata Kasongan memproduksi 8.000 item guci untuk diekspor ke luar negeri dengan 20 kontainer. Belum termasuk gerabah yang dijual untuk konsumen nasional atau lokal. Gerabah mayoritas diekspor ke pasar Eropa, Amerika, Australia dan kini merambah ke Korea Selatan.
Mufida Jusuf Kalla meminta pengelola koperasi menaikan harga jual gerabah yang diproduksi para perajin.
“Barangnya jangan terlalu murah, supaya mereka [perajin] tambah semangat kerja. Kalau enggak, perajin enggak bisa tambah yang terbaik. Barangnya itu-itu saja. Naikanlah sedikit," kata Mufida dalam sambutannya di Kasongan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Sabtu 27 April 2024: Hujan Sedang di Siang Hari
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Hari Ini Harga Telur Ayam Terpantau Naik hingga Rp31 Ribu per Kilogram
- Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
- Biaya Pembangunan IKN Mencapai Rp72,1 Triliun dari APBN
- UMKM DIY Bisa Manfaatkan Securities Crowdfunding Sebagai Alternatif Pendanaan Selain Perbankan
- Kadin DIY Optimis Ekonomi Masih Stabil di Tengah Pelemahan Rupiah
- Digitalisasi Keuangan Daerah, BPD DIY Dukung Penuh Pemkot Jogja
- Journalist Competition Astra Motor Yogyakarta Kembali Digelar
Advertisement
Advertisement